Ketagihan Belanja? Jangan Khawatir, Inilah Tips Atasi Shopaholic Syndrome

Belanja memang menyenangkan, namun jika berlebihan dinilai merugikan. Apalagi sampai ketagihan. Seseorang yang ketagihan belanja disebut shopaholic. Sindrom ini bisa disembuhkan. Berikut tips atasi shopaholic syndrome.

Logos Indonesia – Belanja memang menyenangkan, apalagi jika kita belanja sesuatu yang kita sukai. Namun, berbelanja secara berlebihan bahkan membeli sesuatu yang kurang penting sampai ketagihan, itu bukan lagi suatu hal yang wajar. Seseorang yang membelanjakan uangnya secara berlebihan dianggap mengalami shopaholic syndrome.

Umumnya, penderita shopaholic syndrome memiliki hobi belanja yang berlebihan hingga ketagihan. Jika kamu salah satunya, tidak perlu cemas ada tips atasi shopaholic syndrome. Untuk lebih mengenali shopaholic syndrome dan tips mengatasinya, simak penjelasan berikut ini.

Mengenal Ciri – Ciri Shopaholic Syndrome

Shopaholic syndrome merupakan kondisi seseorang yang tidak mampu untuk mengontrol keinginan dan kebiasaan berbelanja. Bahkan umumnya barang atau benda yang dibelinya bukanlah yang dibutuhkan. Kondisi seperti ini dalam ilmu psikologi disebut sebagai gangguang kecemasan yang ditandai obsesi dan tejadi secara beulang-ulang.

Supaya kamu bisa membedakan hobi belanja dengan shopaholic syndrome, berikut ini ciri-ciri shopaholic syndrome.

Merasa Bahagia Setelah Berbelanja Sesuai Keinginan

Penderita shopaholic syndrome ini, seperti kecanduan belanja. Bahkan ia memenuhi keinginan belanja dengan tujuan untuk meredam emosi. Apalagi jika ia mengalami stres, keinginan belanjanya semakin kuat dan akan merasa bahagia setelah keinginannya terpenuhi.

Tidak Bisa Mengontrol Dirinya Sendiri

Pada awalnya, shopaholic syndrome ini terjadi ketika seseorang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Umumnya, penderita memiliki pola pikir harga dirinya akan jatuh, jika ia tidak berbelanja sesuai keinginannya.

Terus Memenuhi Keinginannya untuk Belanja, Meski Menyesal Setelahnya

Photo by freestocks on Unsplash

Bisa dikatakan, shopaholic syndrome akan terus berbelanja, meski di kemudian hari, ia menyesal. Di sisi lain, ia akan emosi dan marah jika keinginan berbelanjanya tidak terpenuhi bahkan berpikir harga dirinya akan jatuh jika tidak berbelanja. Oleh karena itu, ia tidak bisa mengontrol dirinya untuk berbelanja.

Baca Artikel Kami Lainnya: Inilah Tips Mengendalikan Amarah Supaya Pikiran Tenang Terkendali

Buruk dalam Pengelolaan Keuangan

Pastinya, penderita shopaholic syndrome tidak bisa mengelola keuangan. Bisa jadi, ia akan berperilaku negatif karena tidak bisa mengontrol keuangannya, seperti: penggunaan kartu kredit yang over limit sampai dengan terjebak utang.

Memiliki Banyak Barang yang Setipe, Meski Tidak Dibutuhkan

Photo by Becca McHaffie on Unsplash

Sudah pasti, penderita shopaholic syndrome memiliki banyak barang. Namun, barang yang ia miliki setipe dan tidak ia butuhkan dalam keseharian. Hal tersebut merupakan kebiasaan buruk yang harus diatasi.

Itulah ciri-ciri kebiasaan penderita shopaholic syndrome. Penderita shopaholic ini bisa diatasi dengan cara yang mudah. Namun, si penderita harus bisa intropeksi diri supaya orang-orang disekelilingnya bisa membantu. Salah satu tips atasi shopaholic syndrome adalah dengan melakukan konsultasi psikologi.

Tips Atasi Shopaholic Syndrome

Bisa dikatakan hobi belanja merupakan tindakan konsumerisme, apalagi jika sampai mengalami shopaholic syndrome. Namun, sindrom ini bisa diatasi dengan mudah dan niat si penderita shopaholic syndrome. Berikut adalah tips atasi shopaholic syndrome.

Intropeksi Diri

Photo by Guilherme Stecanella on Unsplash

Tips atasi shopaholic syndrome adalah intropeksi diri. Siapa lagi yang bisa menyembuhkan sindrom ini, jika tidak ada niat dari diri sendiri? Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan relaksasi supaya bisa intropeksi dengan baik.

Pikirkan baik-baik, apa ada manfaatnya membeli barang-barang yang tidak kamu butuhkan? Selain itu, cobalah untuk mulai mengatur keuangan dengan baik. Redam keinginan dan hobi belanja dengan hal-hal yang lebih bermanfaat untuk hidupmu.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perbedaan Konseling Online dan Konseling Tatap Muka

Lakukan Konsultasi

Photo by Christina @ wocintechchat.com on Unplash

Jika dengan intropeksi, shopaholic syndrome belum teratasi, kamu membutuhkan bantuan. Salah satu yang bisa diandalkan untuk mengatasi sindrom ini adalah konsultasi dengan psikolog. Saat ini, ada layanan konsultasi psikologi online jika enggan untuk melakukan konsultasi tatap muka.

Hindari Penggunaan Kartu Kredit

Photo by CardMapr.nl on Unsplash

Selain untuk meningkatkan harga diri, salah satu pemicu shopaholic syndrome adalah kartu kredit. Itu karena kartu kredit memberikan kemudahan bertransaksi. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan kartu kredit dengan bijaksana.

Bagi penderita shopaholic syndrome, tidak disarankan untuk memiliki kartu kredit supaya keinginan belanja bisa diminimalisir. Selalu berpikir penggunaan kartu kredit yang berlebihan akan menyebabkan kerugian buat diri sendiri.

Buatlah Rencana Belanja

Photo by GoodNotes on Unsplash

Tips atasi shopaholic syndrome lainnya adalah membuat rencana belanja. Kamu bisa membuat daftar barang-barang yang akan kamu beli di buku catatan supaya belanjamu tidak berlebihan. Selain itu, disarankan membawa uang tunai sesuai kebutuhan.

Alihkan Hobi Belanja dengan Hal Positif Lainnya

Photo by Lettuce Grow on Unsplash

Shopaholic syndrome bisa diatasi dengan mengalihkan hobi belanja dengan hal-hal yang positif. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meredam keinginan belanja, seperti sebagai berikut.

  1. Membaca buku, majalah, dan artikel psikologi yang bisa membantu atasi shopaholic syndrome.
  2. Menonton hiburan yang bermanfaat.
  3. Berolahraga, seperti: yoga untuk membantumu melakukan rileksasi dan intropeksi diri.
  4. Mengisi waktu dengan hobi yang bermanfaat, seperti: memasak, merawat tanaman, atau hobi lainnya yang berguna.

Perlu diketahui, shopaholic syndrome bisa disembuhkan, asalkan ada niat dari si penderita. Yang utama adalah intropeksi diri dan tegas kepada diri sendiri bahwa berbelanja yang berlebihan adalah sikap buruk yang harus dihindari. Pastikan, untuk mengalihkan keinginan belanja dengan hal lain yang bermanfaat.