Pahami 3 Jenis Komitmen Karyawan. Kamu Yang Mana?

Pahami 3 jenis komitmen karyawan. Kamu yang mana? Komitmen efektif, komitmen berkelanjutan atau komitmen normatif.

PIO2888 Views

Logos Indonesia Bagi suatu perusahaan, memilih karyawan yang berkomitmen tinggi tentu saja hal yang harus dipertimbangkan untuk terus bekerja di perusahaan itu. Ketika suatu perusahaan memberikan pelatihan yang besar kepada karyawannya. Maka keinginan dari suatu perusahaan adalah memperoleh komitmen yang tinggi untuk bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan tidak ingin rugi dengan karyawan yang tidak memiliki komitmen. Hal ini karena, perusahaan sudah mengeluarkan banyak uang untuk meningkatkan kemampuan mereka. Artinya jika karyawan tersebut mudah untuk memutuskan berhenti dari pekerjaan tersebut. Maka biaya pelatihan yang telah diberikan akan sia-sia.

Dalam bidang psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi (PIO) memiliki minat untuk meneliti komitmen pegawai. Terdapat tiga jenis komitmen pegawai yang umum dimiliki oleh kebanyakan pegawai. Ketiga jenis komitmen tersebut yaitu komitmen afektif komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif. Secara teori, ketika komitmen ini mungkin saja dirasakan bersamaan pada diri seseorang. Namun, bisa juga seseorang memiliki salah satu komitmen di satu waktu.

Apa Itu Komitmen Pegawai?

Komitmen berkaitan dengan pengabdian diri terhadap suatu nilai atau tujuan yang sudah ditetapkan oleh dirinya maupun berdasarkan nilai-nilai yang sudah ada dalam suatu organisasi. Karena itu komitmen berjangka waktu lama. Mereka yang sudah berkomitmen, tidak mudah goyah ketika dihadapkan pada pilihan yang berlawanan dengan komitmen mereka. Karena itu komitmen berkaitan dengan perilaku untuk terus menjunjung tinggi nilai ataupun perjanjian yang sudah ditetapkan.

Pada pegawai, komitmen berkaitan dengan cara memandang pekerjaan itu. Bagaimana seorang pegawai menilai pekerjaannya? Kemudian menerapkan pada dirinya sendiri. Nilai yang diterapkan dalam bekerja ini akan terus dilakukan sebagai suatu komitmen pada diri sendiri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Pekerja Yang Bahagia Lebih Produktif?

Komitmen pegawai yang tinggi merupakan hal yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Karena mereka berkomitmen untuk terus bekerja di perusahaan tersebut dengan kinerja yang baik. Namun komitmen memiliki tingkatan dari yang terendah hingga tertinggi. Komitmen yang paling tinggi adalah terdapat perasaan keharusan untuk terus melakukan yang terbaik bagi perusahaan.

Jenis-Jenis Komitmen Pegawai

Terdapat tiga jenis komitmen pegawai, yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen normatif. Mari kita bahas ketiga jenis komitmen pegawai.

Komitmen Afektif

Komitmen afektif merupakan komitmen yang berkaitan dengan emosi pegawai. Pegawai menunjukkan ketertarikan emosional terhadap pekerjaannya. Komitmen afektif berkaitan dengan seorang pegawai yang ingin dianggap sebagai bagian dari organisasi tempat dirinya bekerja. Maka istilah “kekitaan” sangat penting terhadap seseorang yang memiliki komitmen efektif ini. Mereka sangat senang ketika dianggap sebagai bagian dari pegawai suatu perusahaan itu.

Dengan adanya komitmen afektif ini, para pegawai akan memberikan komitmen terhadap organisasi yang lebih tinggi. Hal ini karena kesukaan mereka terhadap perusahaan tersebut. Sehingga mereka akan berkomitmen secara efektif untuk bekerja lebih keras dan lebih baik lagi. Artinya, terdapat emosi positif seperti kebahagiaan ketika bekerja di perusahaan tersebut.

Komitmen Berkelanjutan

Komitmen berkelanjutan adalah komitmen yang berasal dari persepsi seseorang terhadap tempat di mana mereka bekerja. Mereka mempertimbangkan dampak negatif ketika keluar dari pekerjaan tersebut. Sehingga persepsi yang mereka miliki adalah meninggalkan pekerjaan tersebut hanya akan berdampak negatif bagi mereka. Kesulitan secara ekonomi maupun sosial setelah keluar dari pekerjaan mereka.

Mereka cenderung berpikir untuk menetap pada pekerjaan ini karena sulit untuk mencari pekerjaan baru. Akan memakan banyak waktu dan tenaga lagi untuk mencari pekerjaan baru. Jadi pegawai yang memiliki komitmen berkelanjutan ini menetap pada pekerjaan ini karena itu “harus” ia lakukan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perbedaan Gender Dan Emosional Intelegensi Terhadap Gaya Pengambilan Keputusan Seseorang.

Hasil penelitian ini merujuk kepada

Sebagai contoh, terdapat polisi yang mempertimbangkan terus bekerja sebagai polisi walaupun dirinya sudah tidak semangat menjalani pekerjaan sebagai polisi. Pekerjaannya sebagai polisi ini adalah suatu keharusan bagi dirinya. Dirinya mempertimbangkan dampak negatif ketika berhenti dari pekerjaannya saat ini sebagai polisi. Selain itu dirinya juga mengetahui bahwa terdapat uang pensiun ketika tetap bekerja sebagai polisi.

Komitmen jenis ini tidak menimbulkan kinerja yang meningkat bagi karyawan. Bahkan mungkin saja berkaitan dengan kinerja yang rendah. Karena ketertarikannya dengan tempat dirinya bekerja sudah tidak ada lagi. Maka mereka mengidentifikasi dirinya sebagai suatu individu yang bekerja di perusahaan itu, bukan suatu kelompok atau bagian dari perusahaan tersebut.

Berbeda Ketika seseorang memiliki komitmen efektif. Konsep dirinya adalah kelompok atau bagian dari pekerjaan tersebut dan sangat senang ketika dianggap sebagai bagian dari pekerjaan itu.

Komitmen Normatif

Komitmen normatif adalah suatu perasaan keharusan untuk bekerja karena adanya perasaan berhutang pada perusahaan tersebut. Seperti, seorang yang menetap pada suatu pekerjaan karena perusahaan tersebut telah mengeluarkan banyak uang untuk dirinya dalam mengembangkan pribadi dan profesionalnya.

Sebagai contoh, seorang pegawai yang telah diberikan dana pendidikan gratis dari perusahaan yang sampai lulus. Maka pegawai tersebut akan merasa berhutang pada perusahaan tersebut dan berkomitmen untuk terus bekerja di sana. Jadi merupakan keharusan pegawai tersebut bekerja di sana.

Baca Artikel Kami Lainnya: Berapa Banyak Emosi Yang Kita Miliki?

King, Laura. (2012). Sebuah Pandangan Apresiasi: Psikologi Umum. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Artikel oleh: Logos Indonesia.