Pengaruh Budaya Dan Proses Kognitif

Pengaruh budaya dan proses kognitif, bagian dari ilmu psikologi lintas budaya. Bahwa faktor budaya mempengaruhi kognitif masyarakatnya.

Kerpibadian, Sosial8775 Views

Logos Indonesia Saat ini sudah banyak penelitian yang mengembangkan dari psikologi murni ke psikologi terapan. Banyak peneliti saat ini yang memfokuskan pada proses psikologis yang mempengaruhi proses fisiologis. Salah satu faktornya adalah faktor budaya yang dimiliki individu.

Menurut Hofstede ( dalam Sarwono, 2016) Budaya adalah kognisi, yaitu kumpulan representasi mental tentang dunia. Sedangkan menurut Berry, Poortinga, Segall dan Dasen (dalam Sarwono, 2016) menganggap Budaya adalah produk dari komisi dari berbagai bentuk seperti norma, keyakinan pendapat, nilai dan aspek budaya lainnya.

Untuk mengaitkan budaya dengan komisi, kita harus mengetahui sistem informasi dan pemaknaan khusus yang sering dipakai oleh manusia di dalam suatu budaya. Seperti yang kita ketahui bahwa budaya dapat diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai pengaruh budaya dalam proses komisi di suatu masyarakat.

Budaya Dan Kognisi

Pengaruh lingkungan dan adat istiadat setempat merupakan perjalanan kehidupan seseorang yang tidak bisa dilepas dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Karena itu dari lahir hingga sekarang, kita sudah terpapar dengan budaya setempat dan terikat dengan hal tersebut dalam bertindak. Melalui asumsi tersebut, tanpa kita sadari, budaya mempengaruhi kita untuk menerima dan memproses informasi yang ada di sekitar kita.

Terdapat penelitian yang mendukung asumsi tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Greenfield, Reich dan Oliver Pada tahun 1966. Mereka meneliti orang dewasa Amerika keturunan Afrika berkulit hitam, orang dewasa Amerika berkulit putih, dan anak-anak Amerika berkulit putih. Untuk semua partisipan, mereka diminta untuk mengkategorikan barang. Hasilnya, Mereka cenderung untuk mengelompokkan barang berdasarkan warna dibandingkan fungsinya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tes Kepribadian dan Faktor Budaya Yang Mempengaruhinya.

Hal yang berbeda ditunjukkan oleh orang dewasa kulit putih. Mereka cenderung untuk mengelompokkan barang berdasarkan jenis atau fungsinya. Pada anak-anak kulit putih, Mereka cenderung mengelompokkan barang tersebut berdasarkan warna.

Hasil dari penelitian ini memberikan kesimpulan, bahwa pengaruh budaya dan tingkat pendidikan yang dimiliki partisipan mempengaruhi jawaban dalam mengkategorikan barang selama proses eksperimen berlangsung.

Budaya Dan Memori

Ternyata budaya juga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengingat sesuatu. Suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh Kebanyakan orang dalam masyarakat tersebut menjadi pelatihan daya ingat yang cukup efektif. Menurut Ross dan Millton (dalam Sarwono, 2016) mengemukakan bahwa budaya yang memiliki tradisi lisan yang dominan, masyarakat di dalamnya cenderung lebih mudah dalam mengingat sesuatu.

Melalui pendapat tersebut, dilakukan suatu penelitian perbandingan antara kemampuan mahasiswa Amerika dan Ghana dalam mengingat cerita yang dibacakan dan melihat daftar kata-kata sendiri. Hasilnya adalah mahasiswa Ghana lebih unggul dalam mengingat cerita yang dibacakan dibandingkan melihat dan membaca sendiri daftar kata-kata. Hasil yang didapatkan bagi mahasiswa Amerika berbanding terbalik dengan mahasiswa Ghana. Mahasiswa Amerika lebih unggul di daftar kata-kata dalam mengingat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Psikologi Lintas Budaya.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Cole dan kolagennya. Mereka menemukan bahwa orang Afrika yang buta huruf memiliki performa yang baik saat mengingat cerita yang dibacakan dibandingkan daftar kata-kata.

Melalui kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya yang masih kental mempertahankan tradisi lisan memiliki daya ingat yang cukup kuat dalam kontekstual cerita. Sebaliknya, tradisi tulis lebih mudah mengingat sesuatu ketika berkaitan dengan kata-kata lepas.

Tradisi Lisan Di Indonesia

Jika kita melihat tradisi yang ada di Indonesia. Maka budaya kita berada di tradisi lisan. Kamu tidak akan kesulitan untuk menemukan contoh dari tradisi lisan yang ada di Indonesia. Seperti di Sumatera ada seni pantun dan gurindam. Di pulau Jawa dan Bali, kita menemukan wayang Purwa. Seorang dalang wayang Purwa yang yang hafal semua cerita Mahabarata maupun Ramayana dengan lancar.

Kemudian, anak-anak Indonesia sudah terbiasa mendengar dongeng cerita rakyat seperti si kancil atau Malin Kundang dan lainnya. Para santri di pesantren juga dituntut untuk bisa menghafal Alquran untuk memperoleh prestasi akademiknya.

Tradisi Tulis Di Indonesia

Namun untuk tradisi  tulisan, masyarakat Indonesia masih lemah. Kebiasaan dalam melakukan rapat atau diskusi jarang dibuat notulen atau catatan. Sehingga ketika diperlukan catatan diskusi atau rapat tersebut tidak ada.

Contoh lainnya di bidang profesi. Para pekerja gorong-gorong PLN, gas, PAM dan kuli bangunan dalam bekerja tidak menggunakan cetak biru, suatu peta atau gambar untuk membantu proses pekerjaan. Pada umumnya, mereka akan langsung bekerja tanpa bantuan cetak biru itu. Sehingga sering terjadi masalah pada lokasi pengerjaan. Hal ini karena tidak ada peta alat bantu dalam menentukan titik lokasi pekerjaan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perbedaan Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan Dari Sudut Pandang Psikologi Lintas Budaya.

Suatu kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat tersebut membentuk suatu tradisi yang sulit untuk diubah. Karena itu akan membentuk suatu kepribadian dan tentu saja berpengaruh pada proses kognitif.

Sarwono, Sarlito. W. (2016). Psikologi Lintas Budaya. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.