Gangguan Psikologis Yang Hanya Ada Di Budaya Tertentu Saja. Faktor Budaya Mempengaruhi Munculnya Penyakit Mental

Gangguan psikologis yang hanya ada di budaya tertentu saja. Faktor budaya mempengaruhi munculnya penyakit mental.

Klinis4424 Views

Logos Indonesia Penyakit mental berkaitan dengan stres dan situasi lingkungan orang itu tinggal. Karena itu ketika kita mengulik penyakit mental dengan pendekatan emik (culture specific) dan ilmu antropologi. Maka para psikiater menemukan beberapa bentuk gangguan psikologis yang unik di tiap budaya.

Gejala yang terlihat dari gangguan psikologis yang unik di tiap budaya ini bersifat etik. Gejala gangguan psikologis tersebut tidak sesuai dengan kriteria diagnosis gangguan psikologis pada umumnya. Karena itulah, gangguan psikologis jenis ini diklasifikasikan berdasarkan keunikan budayanya.

Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai sindrom atau gangguan psikologis yang muncul di budaya tertentu saja. Karena bersifat unik dan tidak bisa diidentifikasi menggunakan diagnosis pada umumnya. Maka, sindrom ini hanya dikenal di budaya tertentu saja. Perbedaan kondisi lingkungan maupun sosial yang berada di budaya tersebut mempengaruhi pola perilaku dan pola pikir seseorang mengenai stres.

Terdapat 8 sindrom yang akan dijelaskan dalam artikel ini. Kebanyakan dari sindrom ini merupakan respon dari adat istiadat atau kepercayaan dari budaya tersebut.

Sibyong atau Shaman

Merupakan sindrom yang merujuk pada seorang perempuan yang dianggap sebagai dukun. Mereka mengatakan bahwa kemampuannya bisa berbicara dengan makhluk gaib ataupun mampu mendengar makhluk gaib. Mereka juga mengaku bahwa dirinya mampu melihat masa depan dengan cara tertentu.

Sindrom sibyong ini dikenal di budaya Korea. Istilah Sibyong atau Shaman juga dikenal teori budaya Korea. Menurut Harvey, melalui observasinya terlihat bahwa seseorang yang sudah mengalami beberapa episode sibyong. Orang tersebut mengaku telah menerima panggilan sebagai Shaman. Kemudian orang tersebut sangat sukses dalam kehidupannya.

Amok

Istilah amok muncul di beberapa negara Asia seperti Malaysia, Filipina dan Thailand. Gejala yang timbul dari sindrom amox adalah kemarahan yang tiba-tiba memuncak hingga menimbulkan agresi pembunuhan terhadap orang lain. Penyebab dari sindrom amok ini, kemungkinan besar dikarenakan stres, gangguan tidur maupun konsumsi alkohol secara berlebihan. Gangguan ini juga lebih sering dialami oleh laki-laki daripada perempuan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Yuk Latihan Teknik Grounding. Cara Cepat Mengatasi Rasa Cemas Dan Panik Saat Stres Melanda.

Terdapat beberapa tahap sebelum terjadinya episode amok, yaitu orang tersebut mulai berperilaku menghindar terhadap orang lain secara ekstrem sebelum munculnya perilaku menyerang orang lain. Selain itu gejala seperti kelelahan dan Amnesia terhadap perilaku kemarahannya tersebut menjadi tanda seseorang mengalami amok.

Anoreksia Nervosa Berbeda Tiap Budaya

Anoreksia nervosa memang sering kita dengar terlepas dari budaya manapun. Namun sindrom anoreksia nervosa tampaknya, cenderung lebih banyak di beberapa budaya dibandingkan budaya lainnya. Hal inilah yang membuat anoreksia nervosa menjadi gangguan psikologis yang berkaitan dengan budaya.

Ketakutan menjadi gendut dan ambisi yang kuat untuk menurunkan berat badan hingga membatasi makanan dan memuntahkan makanan. Merupakan tanda dari body image yang terganggu. Hal itulah menjadi gejala utama dari anoreksia nervosa.

Tekanan budaya terhadap konsep tubuh yang kurus menjadi ideal di beberapa budaya. Namun di budaya Saudi Arabia, gangguan anoreksia nervosa ini cenderung sedikit ditemui. Hal ini karena, mereka biasa memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Phone Anxiety? Di Sini Ada Tips Untuk Mengatasinya.

Menurut penelitian, anoreksia nervosa sering terjadi di negara Eropa, Amerika Serikat, Hongkong, Korea, Singapura dan China. Walaupun gangguan anoreksia nervosa terlihat seperti gangguan yang bersifat universal. Tapi kriteria anoreksia nervosa di setiap budaya memiliki kriteria yang berbeda-beda. Seperti, alasan khusus seseorang menjadi kelaparan secara paksa di Cina bukan karena takut menjadi gemuk. Tapi karena ketidaksukaannya terhadap makanan yang ekstrem atau merasa sangat kenyang.

Attaque De Nervious

Gangguan jenis ini banyak ditemui di Amerika latin. Gejala yang dapat diidentifikasi adalah tubuh gemetar, berteriak tanpa kontrol, menangis tersedu-sedu, merasakan panas di dada kemudian naik ke kepala dan merasakan pusing. Penyebab dari gangguan Ini kemungkinan besar terjadi karena stress akibat dari kematian dari anggota keluarga, perceraian, atau menyaksikan anggota keluarga mengalami kecelakaan.

Zar

Gangguan zar atau altered state lebih banyak dialami oleh kalangan imigran Ethiopia ke Israel. Lebih banyak dialami oleh masyarakat di Afrika. Gejala yang timbul adalah terdapat gerakan-gerakan involuntary, diam (mutism) dan orang tersebut menggunakan bahasa yang tidak dipahami.

Whakawa

Gangguan ini banyak muncul di New Zealand pada kelompok Mauri. Gejala yang muncul adalah perasaan malu, merendahkan diri sendiri, meragukan diri sendiri, merasa tidak mampu dan sikap menghindar dari sosial.

Shinking Heart

Gangguan ini lebih banyak terjadi di budaya Punjabi, India. Gejala yang ditimbulkan adalah sensasi fisik pada jantung atau dada. Seperti diketahui bahwa situasi India sangat panas. Sehingga penyebab dari gangguan ini adalah kondisi panas yang berlebihan, kelelahan, kecemasan atau kegagalan sosial.

Gejala yang ditimbulkan ini disebabkan oleh stres. Karena itu, beberapa gejala memiliki karakteristik yang serupa dengan depresi, dan beberapa gejala lainnya menyerupai gangguan kardiovaskular.

Avanga

Gangguan ini lebih banyak dialami di negara Asia tenggara. Gejala yang terlihat, mereka mengaku berteman dengan roh halus.

Baca Artikel Kami Lainnya: Berpikir Kritis VS Berpikir Kreatif.

Sarwono, Sarlito. W. (2016). Psikologi Lintas Budaya. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.