Sebenarnya Apa Alasan Remaja Mulai Merokok?

Lalu, apa yang memotivasi anak muda untuk memulai mengkonsumsi rokok? Bagaimana kita bisa membantu mereka berhenti sebelum terlambat?

Logos IndonesiaMemiliki anak remaja yang merokok bisa menjadi situasi yang sangat mengkhawatirkan. Tapi, anehnya, banyak remaja masa kini yang mengabaikan fakta ini dan meraih kretek atau rokok putih pertama mereka. Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa mereka memulainya?

Merokok adalah perilaku yang dapat merusak kesehatan dan penampilan. Rokok juga merusak hubungan dengan orang lain, dan mengantarkan kepada berbagai jenis kanker, gangguan pernapasan, dan lebih banyak lagi. Dalam pandangan ini, merokok bukanlah pilihan yang logis bagi siapa pun, apalagi remaja. Lalu, apa yang memotivasi anak muda untuk memulai mengkonsumsi rokok? Dan lebih penting lagi, bagaimana kita bisa membantu mereka berhenti sebelum terlambat? Mari kita coba cari tahu.

Alasan Remaja Mulai Merokok

Apa saja alasan remaja memulai merokok? Berikut beberapa penjelasan dari pentanyaan tersebut.

Tekanan Teman Sebaya

Tekanan teman sebaya adalah fenomena di mana seorang remaja merasa harus mengikuti perilaku atau sikap tertentu. Yang ditunjukkan oleh teman-temannya demi diterima dalam kelompok tersebut. Dalam hal ini, merokok menjadi “gerbang” bagi remaja untuk merasakan diterima di lingkungan sosialnya.

Merokok dianggap “keren” di mata sebagian remaja. Mereka mungkin melihat orang yang merokok sebagai gambaran individu yang berani, mandiri, dan memiliki status sosial yang tinggi. Persepsi ini seringkali dikuatkan oleh media dan stereotipe populer.

Misalnya, teman sebaya dapat mendesak atau memberikan tekanan kepada seorang remaja untuk mencoba merokok dengan menggambarkan rokok sebagai simbol keberanian. Mungkin dengan mengartikan pertama kali merokok sebagai sebuah ritual keberanian. Menunjukkan bahwa mereka berani mengambil risiko meskipun tahu rokok adalah merusak kesehatan.

Tekanan teman sebaya juga bisa berarti bahwa merokok dianggap sebagai tanda kemandirian. Dimana remaja yang merokok dapat dilihat sebagai seseorang yang mengambil keputusan sendiri dan tidak mudah dipengaruhi orang lain. Ironisnya, meskipun keputusan tersebut dipengaruhi oleh teman sebaya.

Kadang-kadang, merokok juga dilihat sebagai cara untuk memperoleh atau mempertahankan status sosial. Dalam konteks ini, status dapat didefinisikan berdasarkan popularitas atau pendapat teman sebaya. Merokok dapat dianggap sebagai cara untuk mencapai atau mempertahankan status tersebut.

Ketersediaan dan Promosi Rokok

Kemudahan memperoleh rokok dan promosi atau iklan rokok juga bisa menggoda remaja untuk mulai merokok. Tanpa disadari, banyak remaja yang mulai merokok karena iklan atau strategi pemasaran yang disertai dengan janji kebebasan, kebahagiaan, atau petualangan.

“Ketersediaan rokok” adalah sejauh mana mudahnya mendapatkan rokok. Jika rokok mudah ditemukan dan dibeli, seperti di toko-toko, warung pinggir jalan, bahkan melalui penjualan online. Maka remaja bisa merasa lebih tergoda untuk mencobanya, cukup berdasarkan pada ketersediaannya yang luas tersebut.

Tanpa mereka sadari, remaja dapat menjadi sasaran iklan dan strategi pemasaran seperti itu. Mereka mulai merokok bukan karena keinginan alami untuk mencoba rokok. Tetapi karena pesan-pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut mempengaruhi pandangan mereka tentang merokok. Dan akhirnya membuat mereka merasa tergoda untuk mencobanya.

Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi remaja untuk memulai merokok. Jika seorang remaja melihat orang tua atau anggota keluarga lainnya merokok. Maka mereka dapat menganggap perbuatan tersebut sebagai sesuatu yang normal atau dapat diterima. Ini berpotensi membuat remaja merasa lebih nyaman dengan konsep merokok dan dapat meningkatkan kemungkinan mereka untuk mencoba merokok.

Selain itu, jika dalam keluarga tidak ada percakapan atau pemahaman seputar dampak negatif merokok. Maka remaja dapat menjadi lebih rentan terhadap penyalahgunaan rokok. Tanpa pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang risiko kesehatan dan dampak negatif lainnya yang terkait dengan merokok. Remaja mungkin tidak sepenuhnya menyadari bahaya yang mereka hadapi.

Begitu remaja mulai mencoba rokok, ada kemungkinan besar mereka akan terus merokok dan bahkan menjadi kecanduan. Ini bisa jadi karena kurangnya informasi tentang betapa sulitnya berhenti merokok setelah seseorang mulai. Dan bahaya nikotin, zat yang ada di dalam rokok yang menyebabkan kecanduan.

Maka dari itu, memahami dampak negatif merokok di rumah sangat penting dalam mencegah atau mengurangi kebiasaan merokok di kalangan remaja.

Faktor Psikologis

Faktor Psikologis dalam konteks ini adalah kondisi emosional dan mental remaja yang bisa mendorong mereka untuk memulai merokok.

Pada remaja, perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Seperti peningkatan tekanan akademik dan sosial, atau masalah emosional lainnya bisa menciptakan stres dan kecemasan. Dalam beberapa kasus, remaja mungkin mencari cara untuk mengatasi perasaan ini. Salah satu caranya mungkin dengan mulai merokok.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kecanduan Media Sosial Lebih Sulit Diatasi daripada Pecandu Narkoba

Ada beberapa alasan mengapa remaja bisa melihat merokok sebagai salah satu solusi. Pertama, merokok bisa dianggap sebagai bentuk pelarian, sebuah cara untuk sementara meredakan perasaan stres atau kecemasan. Efek nikotin dari rokok bisa memberi perasaan relaksasi sementara. Dan ritual merokok itu sendiri bisa menjadi distraksi dari masalah atau tekanan yang mereka hadapi.

Kedua, merokok juga bisa dilihat sebagai cara mencari identitas diri. Bagi beberapa remaja, menjadi perokok bisa dianggap sebagai tanda kematangan, kemandirian, atau bahkan pemberontakan. Dalam upaya mencari identitas mereka, merokok bisa menjadi pilihan, meskipun tentu saja ini bukanlah cara yang sehat atau positif.

Mengapa Remaja Mulai Merokok?

Pertanyaan ini sama kompleksnya dengan remaja itu sendiri. Tapi dengan pemahaman yang baik dan pendekatan yang tepat, kita bisa membantu mereka menghindari atau berhenti dari kebiasaan buruk ini. Rokok bukanlah solusi atau simbol dari apa pun.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mau Berhenti Merokok? Ini Cara Yang Efektif Bagi Pecandu Perokok Aktif Melalui Penanganan Psikologis

Artikel oleh: Logos Indonesia.