Seleksi Kerabat Menjelaskan Fenomena Gen Berpengaruh Pada Parenting Dan Kekerasan Dalam Keluarga

Seleksi kerabat menjelaskan fenomena genentik berpengaruh pada parenting dan kekerasan dalam keluarga. Pandangan psikologi evolusioner.

Logos Indonesia – Gen merupakan hal yang diturunkan dari orang tua kita kepada diri kita dan seterusnya. Gen diwariskan dari generasi ke generasi untuk menandakan bahwa seseorang merupakan keturunan dari keluarga tersebut. Faktor gen ini menjadi landasan dari penjelasan fenomena yang sering terjadi dalam berbagai aspek paranting dan kekerasan dalam keluarga.

Pandangan psikologi evolusioner dan faktor genetik menjadi sesuatu hal yang tidak bisa terpisahkan ketika membahas mengenai perilaku manusia dalam memperlakukan orang lain. Faktanya, kita lebih banyak bersikap baik dan mementingkan orang lain yang memiliki genetik yang lebih mirip dengan kita, seperti kerabat dekat dan keluarga inti. Secara tidak langsung kita lebih mementingkan kepentingan diri kita sendiri dan orang lain yang memiliki ikatan genetik yang lebih dekat dengan kita. Hal ini menjelaskan mengapa seorang orang tua lebih menyayangi anaknya daripada anak orang lain.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Robert C. Bolles, Tokoh Psikologi Evolusioner.

Aspek parenting dan memperlakukan orang lain berdasarkan genetik ini didasarkan pada kaidah Hamilton. Perilaku alturism atau menolong orang lain didasarkan pada rumus yang menghasilkan manfaat yang diberikan lebih besar daripada beban yang diterima. Faktor genetik di sini mempengaruhi arti dari manfaat dan beban yang ditanggung tersebut dianggap berat atau ringan. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai faktor genetik yang ada di dalam dirimu mempengaruhi dirimu memperlakukan orang lain dan diperlakukan oleh orang lain.

Seleksi Kerabat

Terdengar hal wajar, ketika mendengar orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, membesarkan, memenuhi kebutuhan anak dan mendisiplinkan anak sebagai suatu aturan budaya. Tapi sebenarnya orang tua juga merefleksikan pengaruh biologis dalam melakukan tanggung jawabnya tersebut.

Coba kamu pikirkan kembali, Mengapa dua orang dewasa mau merawat dan mengorbankan diri mereka untuk membesarkan anak mereka? Bukankah itu memerlukan pengorbanan waktu dan sumber tenaga yang besar?

Baca Artikel Kami Lainnya: Bagaimana Kita Memilih Orang Yang Akan Menjadi Pasangan Kita Nanti? Penjelasan Psikologi Evolusioner.

Bahkan selama membesarkan anak, orang tua tanpa pamrih selalu memenuhi kebutuhan anak dan menolong ketika dalam kesulitan. Apa alasan bagi dua orang dewasa tersebut mau secara sukarela melakukan semua tanggung jawab yang berat tersebut?

Bahkan selama proses melakukan tanggung jawabnya sebagai orang tua, mungkin anak tersebut tidak pernah mengucapkan “terima kasih” atas pengorbanan yang sudah dilakukan oleh orang tuanya. Lalu apa motivasi mereka untuk melakukan tanggung jawab tersebut?

Jawabannya adalah karena adanya seleksi kerabat dan kaidah Hamilton. Seleksi kerabat merupakan sikap yang diterapkan ketika berada dengan orang yang memiliki genetik yang sama dengan kita atau penerus yang menandakan silsilah keluarga. Sedangkan kaidah Hamilton lebih kepada sikap altruisme atau menolong seseorang tanpa pamrih demi kebaikan orang tersebut.

Baca Artikel Kami Lainnya: Memahami Perilaku Manusia Dari Sudut Pandang Psikologi Evolusioner.

Penjelasan singkatnya adalah seseorang cenderung bersikap menolong orang lain tanpa pamrih pada orang yang memiliki genetik yang terikat dengan silsilah keluarga kita. Semakin besar persentase genetik seseorang terhadap diri kita, semakin besar sikap altruisme yang ditimbulkan.

Misalkan kita memiliki genetik 100% diri kita. Kemudian anak kandung, Kakak atau adik kandung dan orang tua kandung, memiliki 50% genetik kita. Sedangkan kerabat yang kurang dekat, seperti keponakan, sepupu, paman, bibi dan kakek hanya memiliki 25% gen kita.

Dalam kaidah Hamilton menjelaskan kecenderungan kita menolong orang lain yang memiliki genetik yang sama dengan kita merupakan cara lain untuk menolong diri kita sendiri. Karena manfaat dari tindakan lebih besar daripada beban yang dirasakan.

Tindakan yang didasari pada kepentingan diri sendiri memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada untuk orang lain. Ketika seseorang memiliki 50% gen milikmu. Artinya setengah kepentingan orang tersebut adalah kepentinganmu juga. Begitu pula dengan kerabat jauh yang memiliki 25% gen milikmu. Kamu akan lebih memilih kepentingan anak daripada kerabat jauh.

Begitu pula dengan orang yang tidak memiliki genetik yang tidak berhubungan denganmu atau 0%. Semakin sedikit kemiripan gen kita dengan orang lain, semakin kecil kemungkinan kita mengorbankan diri kita untuk menolong mereka.

Seperti yang dikatakan oleh Krebs (1998):

“Orang tua sekedar melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk memperbanyak dan mereka. Secara genetik, mereka membantu diri mereka sendiri”.

Kekerasan Yang Dilakukan Oleh Keluarga

Berdasarkan kaidah Hamilton dan seleksi kerabat menjelaskan bahwa perilaku kekerasan tidak mungkin dilakukan oleh orang yang memiliki gen yang sama yang memiliki silsilah keluarga, seperti orang tua kandung, saudara kandung dan lainnya. Tapi kenyataannya banyak berita di luar sana mengatakan hal yang berbeda. Tapi seleksi keluarga ikut mempengaruhi terjadinya kekerasan dalam keluarga ini.

Menurut Daly dan Wilson, banyak kasus terkait kekerasan dalam keluarga dilakukan oleh anggota keluarga yang tidak terkait dengan genetik mereka. Artinya, banyak kasus kekerasan dalam keluarga dilakukan kepada anggota keluarga tiri atau angkat. Banyak dari orang tua yang melampiaskan kekerasan mereka kepada anak angkat mereka daripada anak kandung mereka.

Namun bukan berarti kasus yang dilakukan pada keluarga kandung tidak dapat terjadi. Hanya saja kemungkinan yang terjadinya lebih kecil ketimbang kekerasan yang dilakukan oleh orang tua angkat.

Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2008). Teori Belajar, Edisi Ketujuh. Prenadamedia Group: Jakarta.

Artikel oleh: Logos Indonesia.