10 Tanda Kamu Mungkin Sering Berpikir Katakstrofik: Berpikir Negatif

Di saat kita merasa khawatir secara berlebihan, kita mungkin membayangkan skenario terburuk dalam segala hal. Ini berpikir katarsrofik.

Logos IndonesiaKadang kita merasa cemas atau khawatir lebih daripada yang seharusnya, bukan? Di saat kita merasa khawatir secara berlebihan, kita mungkin membayangkan skenario terburuk dalam segala hal. Mungkin saja kita mengalami yang namanya berpikir katarsrofik. Kali ini, kita akan mengupas lebih dalam mengenai berpikir katarsrofik.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Memberikan Kritikan yang Membangun untuk Orang Lain

Berpikir katarsrofik itu sebenarnya apa sih? Intinya, berpikir katarsrofik adalah kecenderungan seseorang untuk melihat situasi dengan sudut pandang paling negatif. Seakan-akan kejadian buruk akan selalu terjadi pada kita.

Hal yang harus kamu pahami, apa yang bisa menyebabkan seseorang lebih mudah berpikir katarsrofik dan bagaimana dampaknya. Biasanya, kecenderungan ini dipengaruhi oleh faktor genetik, pengalaman masa lalu, dan faktor lingkungan. Hasilnya, berpikir katarsrofik bisa berdampak negatif pada kesehatan mental kita, seperti stres, kecemasan, hingga depresi.

Apa Itu Berpikir Katakstrofik

Berpikir katasrofik bukan hanya sekadar melihat dunia dengan kacamata negatif. Ini adalah kecenderungan kita untuk melihat situasi dengan pandangan “glass-half-empty”. Maksudnya, kita cenderung menganggap hal-hal yang terjadi sebagai sesuatu yang buruk dan tak ada habisnya. Padahal, mungkin saja situasinya tidak seburuk yang kita bayangkan.

Dampak dari berpikir katarsrofik ini terbilang cukup serius. Mental kita bisa jadi terganggu karena stres, cemas, bahkan depresi. Bahkan, dampak ini juga bisa terasa pada kesehatan fisik kita: kita jadi mudah lelah, sakit kepala, dan sebagainya. Jadi, bahaya juga lho berpikir katarsrofik terhadap kehidupan sehari-hari kita.

10 Tanda Kamu Mungkin Berpikir Katakstrofik

1.     Merasa khawatir berlebihan tentang hal-hal sepele

Kamu mungkin merasa cemas atau khawatir tentang segala hal, padahal mungkin hal tersebut sebenarnya tak begitu penting atau berisiko. Artinya, kamu suka terlalu khawatir dengan hal-hal yang sebenarnya nggak begitu penting. Misalnya, kamu khawatir baju yang kamu pakai pas mau pergi ke acara nggak matching. Padahal yang penting kan nyaman dan sopan.

2.     Selalu berpikir tentang skenario terburuk

Kamu cenderung membayangkan berbagai skenario yang paling buruk dalam situasi apapun. Sehingga berdampak pada keputusan yang kamu ambil atau perasaan kamu. Kamu ini suka menerka-reka hal buruk yang mungkin terjadi dalam pikiran kamu. Akibatnya kamu jadi bingung sendiri dan mungkin perasaan kamu jadi nggak karuan.

3.     Tidak bisa tidur karena pikiran yang berantakan

Kamu sulit tidur nyenyak karena selalu terganggu oleh pikiran negatif dan khawatir tentang berbagai hal. Kamu merasa sulit tidur nyenyak karena kepala kamu penuh dengan pikiran negatif dan khawatir. Misalnya, kamu khawatir besok kamu bangun kesiangan, terus mikir lagi kalau kamu telat, kamu takut dimarahin bos. Akhirnya, kamu malah nggak bisa tidur.

4.     Sering merasa cemas atau stress

Kamu merasa stres atau cemas walaupun sebenarnya nggak ada alasan yang jelas buat merasa seperti itu. Jadi, kamu tuh suka merasa khawatir terus, bahkan tanpa ada penyebab yang langsung.

5.     Cenderung mengabaikan hal-hal positif dan membuat hal negatif tampak lebih besar

Kamu fokus pada hal-hal negatif dalam hidup dan mengesampingkan atau menganggap remeh pencapaian positif. Jadi, kalau ada hal positif, kamu malah nggak menyadarinya.

6.     Kesulitan dalam mengambil keputusan karena rasa takut

Kamu terlalu takut untuk mengambil keputusan karena takut akan dampak buruk yang mungkin terjadi. Misalnya, mau milih kuliah, kamu terlalu takut salah jurusan, jadinya nggak jadi daftar.

7.     Merasa takut dan cemas yang berlebihan saat dihadapkan dengan situasi baru

Kamu merasa tegang, ketakutan, dan gugup saat menghadapi pengalaman baru, baik itu pekerjaan, hubungan, atau kegiatan lainnya. Misalnya, kerja di tempat baru, kamu jadi takut salah, takut nggak punya teman, atau takut nggak disukai.

8.     Sering merasa tidak tenang dan gelisah

Kamu suka merasa nggak sabaran atau selalu diganggu sama pikiran yang bikin kamu nggak bisa tenang. Sehingga kamu merasa gelisah terus. Kadang-kadang, kamu bahkan nggak tahu kenapa kamu merasa gelisah.

9.     Terobsesi dengan “apa yang terjadi jika…”

Kamu suka banget menghayal dan mikirin hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Kalau kata anak jaman sekarang, kamu tuh terlalu overthinking dan terjebak sama pikiran. “Kalau misalnya… terus bagaimana ya?”. Akhirnya, isi pikiran kamu cuma khawatir dan takut akan hal-hal yang nggak pasti.

10.  Mengalami gangguan fisik seperti sakit kepala, sakit perut, atau detak jantung yang cepat

Gejala fisik ini mungkin adalah hasil dari stress yang diakibatkan oleh berpikir katarsrofik. Contohnya, kamu bisa jadi sering sakit kepala, perut mules, atau jantung berdebar kencang. Ini semua bisa jadi tanda bahwa kamu terlalu stres gara-gara berpikir negatif.

Kita harus mengenali dan menghadapi kebiasaan berpikir katarsrofik ini agar bisa menjalani kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan produktif. Jangan ragu untuk mencoba cara-cara di atas atau bahkan mencari bantuan dari profesional jika kamu merasa perlu. Yuk, kita mulai melawan kecenderungan berpikir katarsrofik dan menuju kehidupan yang lebih positif dan bermakna!

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Sih Susah Menerima Kritik? Yuk, Kita Cari Tau Penyebabnya!

Artikel oleh: Logos Indonesia.