Apa Itu Inferiority Complex Dan Superiority Complex?

Inferiority Complex dan Superiority Complex. Mengapa ketika perasaan superior muncul menjadi kompensasi perasaan rendah diri ketika masih kecil dulu?

Perkembangan, Tokoh9109 Views

Logosindonesia.co.id – Kalian yang membaca artikel ini pasti mencari arti dari istilah psikologi, Inferiority Complex dan Superiority Complex. Mungkin bagi kalian yang baru pertama kali dengar Inferiority Complex dan Superiority Complex akan merasa sedkit kebingungan dengan penjelasan dari Adler ini. Bahwa, perilaku superior ini berasal dari kompensasi dari perasaan inferior ketika masi kecil. Contoh kasus, seseorang yang perasaan berkuasa, merasa dirinya yang paling benar memiliki masa kecil yang memiliki perasaan rendah diri.

Tapi jangan khawatir, karena disini akan dijelaskan lebih dalam, agar teman–teman dapat  memahami istilah Inferiority Complex dan Superiority Complex dengan mudah. Jika merujuk pada teori Alfred Adler, konsep dari kedua istilah ini adalah berdasarkan pengalamannya Adler sendiri. Sedangkan untuk istilah Inferiority Complex sendiri, pertama kali dicetus oleh Freud yang kemudian dikembangkan lagi oleh Adler.

Kehidupan Alfred Adler Semasa Kecil

Semasa kecil Alfred Adler memiliki kondisi tubuh yang lemah, ia selalu sakit–sakitan, hingga hampir meninggal karena penyakit radang paru–paru. Namun, kakak–kakak Adler memiliki kondisi tubuh yang sehat. Pengalaman masa kecil Adler menjadi tantangan tersendiri yang harus dikalahkan. Perbedaan kondisi antara Adler dan kakaknya menjadi pemicu Adler untuk bisa mengalahkan kakaknya suatu saat nanti.

Lalu, Apa Itu Inferiority Complex?

Berdasarkan American Psychological Association (APA), inferiority complex adalah perasaan kekurangan yang dimiliki seseorang baik secara fisik, psikologis maupun yang dibayangkannya. Perasaan kekurangan ini menimbulkan insecure terhadap pencapaian orang lain. Bahwa dirinya tidak bisa mencapai semua itu.

Kemudian, Apa Itu Superiority Complex?

Superiority Complex adalah perasaan bahwa dirinya lebih hebat dari orang lain, merasa superior. Namun, dari cara ia bersikap angkuh ini, bisa jadi caranya untuk menutupi kelemahannya atau kegagalannya terdahulu.

Menurut Feist, Feist & Roberts (2017), Adler meyakini bahwa setiap manusia memiliki kekurangan masing–masing. Dan kekurangan yang di miliki seseorang itu memunculkan perasaan inferior atau perasaan rendah diri, merasa tidak percaya diri jika diketahui orang lain. Karena sifat alami manusia adalah ingin mencapai kesempurnaan, maka secara terus–menerus berjuang menutupi kekurangnya dengan kesempurnaan yang di harapkannya.

Proses mengurangi rasa inferior atau perasaan rendah diri ini tiap orang berbeda–beda. Ada yang memperjuangkannya demi kepentingan diri sendiri. Ada juga yang mencapainya demi keuntungan bersama.

refleksi diri, memandang diri inferiority complex dan superiority complex.

Mencapai Superiority Complex

Cara pertama untuk mengurangi rasa inferior atau perasaan rendah diri, yaitu mengurangi rasa inferior demi kepentingan diri sendiri. Cara ini dapat menimbulkan kerugian bagi orang di sekitarnya. Karena terlalu berfokus pada kepentingan pribadi tanpa memperdulikan orang lain. Sebagai contoh, penipu, pencuri, mencontek dan melakukan kecurangan dalam mencapai tujuan, merupakan cara seorang menjadi superior untuk kepentingan diri sendiri. Salah satu ciri orang Superiority Complex adalah bersikap arogan, cenderung merendahkan orang lain, dan memiliki persepsi yang terlalu tinggi untuk diri sendiri.

Kesuksesan Dari Rasa Inferior

Cara kedua untuk mengurangi rasa inferior atau rasa rendah diri adalah dengan sukses bersama – sama. Cara ini memiliki dampak positif bagi orang di sekitarnya. Karena mereka dimotivasikan oleh minat sosial. Menurut Feist, Feist & Roberts (2017), Mereka memiliki tujuan yang melebihi diri mereka sendiri. Keberhasilan yang mereka dapat bukanlah dengan cara mengorbarkan orang lain. Sebagai contoh seseorang disabilitas atau memiliki kekurang secara fisiknya mampu meraih kesuksesan dengan cara menjadi pelukis, bukan mengurangi rasa inferiornya menjadi atlit.

Kenapa Seseorang Bisa Menjadi Superiority Complex

Dalam Feist, Feist & Roberts (2017), Alder menjelaskan bahwa seseorang yang menjadi Superiority Complex itu mengalami pengasuhan yang salah semasa kecilnya. Ketika anak merasa diabaikan atau terlalu dimanja, maka perasaan inferior ini akan muncul secara tidak disadari. Dalam lubuk hati mereka merasa tidak percaya diri untuk melakukan kompensasi atas kekurangan yang dimilikinya.

Baiklah, semua penjelasan ini merupakan pembahasan mengenai, apa itu inferiority complex dan superiority complex? kompensasi dari perasaan rendah diri seseorang. Semoga bermanfaat bagi kalian yang membaca artikel ini dan membantu memahami istilah psikologi tentang inferiority complex dan superiority complex menurut Adler.

Artikel by: Logos Indonesia.