Ini Penjelasan Seseorang Baru Menyadari Dirinya Pernah Dilecehkan Sewaktu Kecil Saat Dewasa

Ini penjelasan seseorang baru menyadari dirinya pernah dilecehkan sewaktu kecil saat dewasa. Memori yang direpresi.

Klinis3030 Views

Logos Indonesia – Gangguan disosiatif merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan identitas, memori atau kesadaran pasien. Dalam gangguan disosiatif terdapat empat jenis yang dapat di klasifikasikan, yaitu amnesia disosiatif, fugue disosiatif, gangguan identitas disosiatif atau sering disebut sebagai gangguan kepribadian ganda dan gangguan depersonalisasi.

Dari keempat jenis gangguan disosiatif ini memiliki kemiripan yaitu mereka tidak mampu mengingat peristiwa di masa lalu mereka. Bahkan dalam kasus tertentu tidak mengetahui identitas asli mereka dan membentuk identitas baru.

Baca Artikel Kami Lainnya: Terapi Untuk Penderita Gangguan Kepribadian Ganda.

Beberapa jenis gangguan disosiatif lainnya seperti amnesia disosiatif, mereka mengalami amnesia pasca stress berlebihan. Pada kali ini kita akan membahas jenis gangguan disosiatif yaitu gangguan kepribadian ganda.

Sekilas Tentang Gangguan Kepribadian Ganda

Gangguan kepribadian ganda atau sering disebut gangguan identitas disosiatif menggambarkan seseorang yang memiliki lebih dari satu kepribadian dalam diri seseorang. Awal dari gangguan mental ini terjadi pada masa kanak-kanak. Penderita mungkin saja memiliki pengalaman yang sangat traumatik di masa kanak-kanak mereka.

Pengalaman yang traumatik ini tidak mampu dirinya atasi sendiri pada saat itu. Sehingga memunculkan karakteristik lain dari diri orang tersebut untuk mengatasi trauma yang tidak bisa diatasi oleh karakteristik asli penderita. Jadi, ketika Si penderita takut menghadapi trauma tersebut. Maka penderita akan mengembangkan karakteristik diri yang berani menghadapi trauma tersebut. Namun tingkat kesadaran identitas diri si penderita yang sebenarnya tidak muncul.

Baca Artikel Kami Lainnya: Yuk Kenalan Dengan Gangguan Kepribadian Ganda.

Salah satu penyebab yang di sering disebutkan untuk mencetus terjadinya gangguan kepribadian ganda pada diri seseorang karena penderita pernah mengalami kekerasan seksual di masa kanak-kanaknya ataupun kekerasan secara fisik hingga mengalami traumatik yang sangat mendalam.

Karena itu, penderita dari gangguan kepribadian ganda akan menekan semua pengalaman yang traumatik saat dewasa. Mereka penderita sengaja untuk tidak mengingat kembali pengalaman yang traumatik, namun sebenarnya pengalaman traumatik itu tidak pernah hilang dalam ingatan mereka.

Memori Yang Direpres Akibat Pengalaman Traumatik

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa kekerasan pada masa kanak-kanak merupakan penyebab dari kebanyakan gangguan kepribadian ganda. Berdasarkan penelitian Finkelhor (1993) dihasilkan bahwa 15% – 30% perempuan mengalami kekerasan pada masa kanak-kanak.

Terdapat suatu kasus pasien yang memiliki ingatan tentang kekerasan pelecehan seksual di masa kanak-kanaknya yang muncul kembali ke permukaan ketika dewasa. Kemunculan memori yang traumatik ini terjadi karena proses psikoterapi yang melibatkan memori masa kanak-kanaknya diangkat kembali ke permukaan. Memori ini menjadi bahan utama untuk bahan di persidangan.

Terdapat kontroversi dalam memori yang kembali muncul ke permukaan ini sebagai kasus kriminal di pengadilan. Apakah memori tersebut benar-benar terjadi atau hanya ingatan palsu semata sebagai akibat dari terapi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Fakta Tentang Bunuh Diri.

Williams melakukan penelitian di tahun 1995, dirinya mewawancarai para perempuan yang benar-benar korban kekerasan seksual di masa kanak-kanak. Mereka tidak mengingat peristiwa tersebut hingga hampir 2 dekade berlalu. Setelah dilakukan terapi saat dewasa, mereka mulai ingat kembali ingatan tersebut.

Menurut Elizabeth Loftus, dalam serangkaian Penelitian yang dilakukan pada tahun 1993 terkait memori yang direpres pada penderita yang mengalami pengalaman traumatik. Terdapat tiga teori untuk menjelaskan kasus tersebut, yaitu The Courage To Heal, sugesti terapis dan penelitian tentang memori.

The Courage To Heal

The Courage To Heal merupakan karya tulis yang cukup populer di tahun 1994. Dalam tulisan tersebut, menjelaskan panduan bagi para korban kekerasan pada anak-anak yang memorinya pulih kembali. Dalam tulisan tersebut mensugestikan para pembaca yang mengalami pengalaman traumatik memiliki harga diri yang rendah, penyalahgunaan zat, disfungsi seksual dan depresi.

Sugesti Terapis

Dalam beberapa terapi mungkin saja terapis memberikan sugesti yang secara tidak langsung memberikan memori yang tidak semestinya seperti pelecehan seksual pada masa kanak-kanak. Biasanya terapi yang digunakan berupa hipnotis regresi umur yang merupakan jenis prosedur terapi yang sebenarnya tidak memiliki validitas ilmiah. Namun perlu dipahami bahwa karakteristik dilakukannya hipnosis adalah adanya sugestibilitas yang tinggi.

Jadi ketika seseorang terapis meyakini bahwa pasiennya pernah mengalami pelecehan seksual yang direpres. Maka memori yang tersugesti tersebut akan dengan sendirinya masuk ke dalam pikiran pasien yang sebenarnya mungkin saja tidak benar-benar memiliki memori tersebut.

Penelitian Tentang Memori

Berdasarkan penelitian yang berkaitan dengan memori dijelaskan bahwa fungsi dari memori tidak sama seperti alat perekam yang mampu mengulang kembali semua hal dengan persis. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Neisser dan Harsch (1991), menjelaskan bahwa ingatan akan semakin memudar seiring dengan waktu.

Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2017). Psikologi Abnormal Edisi Ke-7. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.