Ini Prinsip Dari Pembelajaran Yang Bermakna Bagi Murid. Terapkanlah Disetiap Pembelajaran Anak

Inilah tiga prinsip dari pembelajaran yang bermakna bagi murid dari Ausubel. Terapkanlah disetiap pembelajaran anak.

Pendidikan, Tokoh3503 Views

Logos Indonesia Pembelajaran yang bermakna merupakan teori yang dicetus oleh David Paul Ausubel. Pembelajaran yang bermakna atau Meaningfull Learning memfokuskan pada cara penyampaian materi pembelajaran untuk bisa dikaitkan dengan informasi yang dimilikinya.

Sebelumnya kita telah membahas mengenai David Paul Ausubel sebagai pencetus dari teori pembelajaran bermakna, dua dimensi pembelajaran bermakna dan empat tipe pembelajaran bermakna. Kali ini kita akan melanjutkan pembahasan pembelajaran bermakna, yaitu mengenai prinsip pembelajaran bermakna dari David Paul Ausubel.

Bagi yang ingin mengetahui pembahasan sebelumnya mengenai David Paul Ausubel, dimensi dan tipe pembelajaran bermakna. Silakan membaca artikel sebelumnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi David Paul Ausubel Dan Pembelajaran Bermakna.

Untuk mengingat kembali, terdapat dua dimensi pembelajaran bermakna yaitu, cara penyampaian materi pembelajaran dan cara mengkaitkan informasi yang relevan yang dimiliki oleh murid. Kemudian terdapat empat tipe pembelajaran yang didasarkan pada menerima atau menemukan informasi yang kemudian dimaknai atau tidak dimaknai oleh murid.

Dari keempat tipe pembelajaran tersebut, tipe pembelajaran penemuan informasi yang dimaknai merupakan tipe pembelajaran yang paling baik. Hal ini karena murid sudah mengalami atau merasakan fenomena dari teori yang akan dipelajari. Kemudian ketika diberikan pembahasan oleh gurunya secara logis. Maka muris secara otomatis akan langsung bisa mengkaitkan dengan fenomena yang mereka alami dan pengetahuan lainnya yang mereka miliki.

Prinsip Pembelajaran Bermakna Dari Ausubel

Dilansir dari Gramedia, terdapat tiga prinsip pembelajaran Ausubel dalam menerapkan pembelajaran bermakna atau meaningful learning, yaitu Strengthening Cognitive Organization, Presentation of Learning Task or Material, dan Presentation of Advance Organizer. Berikut ini adalah tiga prinsip pembelajaran tersebut.

Presentation of Advance Organizer

Prinsip pertama adalah Presentation of Advance Organizer. Prinsip ini membantu para siswa mempelajari materi pembelajaran dan mengingat kembali informasi tersebut. Cara untuk mengingat informasi tersebut adalah dengan memberikan makna yaitu mengkaitkan informasi yang relevan dengan pembelajaran tersebut. Sehingga memunculkan pengetahuan baru yang lebih luas.

Advance organizer ini dapat dilakukan dengan memunculkan ide-ide untuk disampaikan dalam suatu pembelajaran. Kemudian para siswa memberikan skema organisasi secara luas dalam informasi yang lebih khusus.

Sebagai contoh dalam pembelajaran mengenal karakteristik hewan di darat. Guru bisa memberikan ide-ide untuk disampaikan kepada muridnya selama proses pembelajaran. Kemudian para murid memberikan pemikirannya atau skema pemahamannya dari informasi yang mereka punya terkait hewan darat tersebut. Mereka diminta untuk mengkategorikan atau mengorganisasikan hewan darat berdasarkan kategorinya untuk mendapatkan informasi yang lebih khusus.

Presentation of Learning Task or Material

Prinsip kedua adalah dengan memberikan tugas atau materi pembelajaran. Learning Task or Material ini biasanya digunakan untuk materi pembelajaran yang baru dikenal oleh murid. Salah satu caranya adalah dengan memberikan ceramah, diskusi setelah menonton film, atau memberikan tugas kepada para murid.

Prinsipnya adalah untuk mempertahankan perhatian para murid untuk tetap mempelajari materi pembelajaran tersebut. Pemberian tugas ataupun materi ini berguna untuk mengenalkan informasi baru kepada murid.

Setelah mereka mengetahui apa yang akan mereka pelajari. Maka selanjutnya mengorganisir materi pembelajaran tersebut yang hasilnya sudah direncanakan dalam advance organizer.

Hal yang ingin ditunjukkan adalah pembelajaran yang progresif diferentiation. Di mana para murid mempelajari materi tersebut berkembang sedikit demi sedikit namun progresif dalam melihat kemajuan pembelajaran. Anak sedikit demi sedikit mengetahui konsep umum kemudian menuju ke konsep khusus.

Strengthening Cognitive Organization

Prinsip ketiga dari pembelajaran bermakna adalah Strengthening Cognitive Organization. Dalam fase ini bertujuan untuk menggabungkan informasi yang baru dipelajari ke dalam susunan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya oleh guru.

Maksudnya adalah anak mampu mengkaitkan antara materi pembelajaran yang telah dipelajari saat ini dengan pengetahuan yang mereka sudah punya sebelumnya. Susunan pembelajaran yang direncanakan oleh guru merupakan indikator keberhasilan suatu pembelajaran.

Anak mampu mengingat setiap rincian khusus atau detail pada gambaran yang besar. Sebagai contoh anak mampu mengingat macam-macam hewan yang ada di darat secara detail berdasarkan kategori besarnya yaitu berdasarkan kategori hewan mamalia, hewan bertelur, hewan liar dan hewan peliharaan atau pun kategori hewan berdasarkan jenis makanannya.

Selain itu, indikator lainnya bahwa fase ini telah mampu dikuasai oleh murid adalah mereka sudah memahami secara bermakna melalui pengalaman atau pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Edward Titchener dan Aliran Pemikiran Strukturalis.

Itulah ketiga prinsip pembelajaran bermakna dari Ausubel. Dalam pembahasan selanjutnya, mari kita bahas bagaimana langkah-langkah untuk melakukan pembelajaran bermakna. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi kamu yang sedang mencari pembelajaran yang bermakna bagi para murid ataupun untuk anak-anakmu. Kamu bisa menemukan pembahasannya dalam artikel setelahnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kamu Mencari Cara Belajar Yang Bermakna Untuk Anak? Disini Ada Langkah-Langkahnya.

Artikel oleh: Logos Indonesia.