Biografi David Paul Ausubel dan Pembelajaran Bermakna

Biografi David Paul Ausubel dan pembelajaran bermakna. Penjelasan keempat tipe pembelajaran yang bermakna dalam pendidikan.

Tokoh4053 Views

Logos Indonesia Mari kita bahas biografi dari Ausubel dan teori yang terkenalnya sebagai pembelajaran yang bermakna.

Siapa Itu David Paul Ausubel?

David Paul Ausubel lahir pada tahun 1928, di Brooklyn, New York. Ausubel memiliki latar belakang pendidikan kedokteran dan psikologi pendidikan. Ia berkuliah di University of Pennsylvania. Pada saat yang sama dirinya juga Sekolah Kedokteran Middlesex University. Di Universitas Columbia, dirinya mendapatkan gelar Ph. D di bidang psikologi pendidikan.

Walaupun awalnya mempelajari ilmu kedokteran. Tapi, minatnya lebih kepada dunia pendidikan. Selama mempelajari ilmu kedokteran, di tahun 1944, Ausubel magang di rumah sakit New York City Departemen Hospital, Manhattan. Pada tahun 1944 itu juga, Ausubel bekerja di Little Italy dan Chinatown sebagai asisten ahli bedah dan psikiatri umum.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Edward Titchener dan Aliran Pemikiran Strukturalis.

Pada tahun 1950, Ausubel memperoleh jabatan di Universitas Illinois dengan jabatan sebagai peneliti di sana. Di Universitas Illinois ini, Ausubel sudah bekerja selama kurang lebih 16 tahun. Selamat bekerja di sana juga, Ausubel telah menerbitkan beberapa karya di bidang psikologi kognitif.

Namun pada tahun 1966, Ausubel tidak bekerja lagi di Universitas Illinois. Hal ini karena, Ausubel telah ditunjuk bekerja di Departemen Psikologi Terapan di Institut Ontario, Toronto.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Jerome Bruner dan Pembelajaran Discovery Learning.

Pada tahun 1968, Ausubel menjadi profesor sekaligus kepala Departemen Pendidikan psikologi di sekolah sarjana Universitas New York. Di tempat inilah, Ausubel menghabiskan karirnya hingga pensiun di tahun 1973.

Psikiatri Anak Di Rockland

Setelah pensiun, Ausubel memulai kembali menjadi psikiatri anak di Rockland Psychiatric. Topik utama psikiatri yang diminatinya adalah topik psikopatologi umum, kecanduan obat, perkembangan ego, dan psikiatri forensik.

Beberapa karyanya yang sudah diterbitkan tentang psikologi perkembangan dan pendidikan sebanyak 150 artikel. Pada tahun 1976, Ausubel mendapatkan penghargaan Thorndike Award dari Asosiasi Psikolog Amerika. Penghargaan ini diberikan untuk gelar kehormatan atas kontribusinya dalam psikologi pendidikan.

Pada tahun 1994, Ausubel benar-benar memutuskan pensiun dari profesi psikologi dan mulai menghabiskan waktunya sebagai penulis. Terdapat empat judul buku yang berhasil dirinya terbitkan. Namun pada tanggal 9 Juli 2008, Ausubel meninggal dunia.

Konsep Dasar Teori Pembelajaran David Ausubel

Konsep dasar dari teori perkembangan Ausubel adalah terkait dengan penjelasan cara individu mempelajari sejumlah materi secara tekstual, presentasi, rencan belajar dan tindakan lainnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan.

Menurut Ausubel, pembelajaran didasarkan pada proses, cara representasi, cara mengkombinasi informasi yang diterima. Pandangannya adalah pembelajaran haruslah bermakna. Sehingga menggabungkan informasi baru dengan informasi yang relevan yang miliki menjadi cara efektif dalam pembelajaran.

Terdapat dua dimensi yang diklasifikasikan oleh Ausubel, yaitu cara penyampaian materi pembelajaran dan cara mengkaitkan dengan informasi yang relevan yang dimiliki oleh murid. Berikut ini adalah dua dimensi tersebut.

Cara Penyampaian Materi Pembelajaran Oleh Guru

Metode dalam menyampaikan informasi pembelajaran kepada murid merupakan hal yang penting untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran akan berhasil jika informasi tersebut tersampaikan dengan mudah oleh para murid.

Mengkaitkan Informasi Yang Relevan Yang Dimiliki Oleh Murid

Kemudian ketika telah tersampaikan kepada murid. Tahap kedua adalah murid mampu mengkaitkan informasi tersebut pada struktur kognitif yang sudah ada untuk menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Untuk mencapai pembelajaran yang bermakna tentu harus dilakukan secara kontinum.

Tipe Belajar Menurut David Ausubel

Berdasarkan dua dimensi belajar Ausubel, terdapat empat tipe belajar yang diklasifikasikan menurut bermakna atau tidaknya suatu pembelajaran. Pembelajaran yang continue tentu saja harus dilakukan untuk menghasilkan kebermaknaan.

Belajar Dengan Penemuan Bermakna

Tipe belajar ini dijelaskan ketika seorang siswa mampu mengkaitkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pembelajaran yang akan dipelajarinya saat ini. Biasanya anak sudah mengetahui contoh dari fenomena yang akan dipelajarinya. Hanya saja mereka tidak mengetahui penjelasan secara teoritik. Karena itu proses pembelajaran ini diawali dengan penemuan informasi terlebih dahulu kemudian dimaknai secara teoritik.

Belajar Dengan Penemuan Tidak Bermakna

Pembelajaran jenis ini lebih banyak dilakukan oleh para guru kepada muridnya. Para guru hanya meminta muridnya untuk menghafalkan secara teoritik tanpa mengkaitkan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya. Para murid mungkin saja telah mengalami fenomena dari teori yang dipelajarinya. Tapi mereka tidak mampu untuk memaknainya.

Belajar Menerima yang Bermakna

Tipe pembelajaran ini dijelaskan oleh guru kepada muridnya yang sudah tersusun secara logis. Murid tidak pernah mengalami fenomena dari teori yang akan dijelaskan oleh gurunya. Tapi gurunya sudah membuatkan penjelasan fenomena tersebut secara bermakna untuk bisa langsung dimaknai oleh murid tersebut. Guru tidak meminta muridnya untuk menghafal tetapi memahami teorinya. Sehingga, murid mampu mengkaitkan dengan pengetahuan lain yang sudah dimilikinya.

Belajar Untuk Menerima yang Tidak Bermakna

Tipe pembelajaran ini menjelaskan seorang guru yang menyampaikan materi kepada para Muridnya yang telah disusun secara logis. Anak mampu memahami materi tersebut sebagai suatu penjelasan dari gurunya tanpa mampu mengkaitkan materi dengan informasi yang dimilikinya. Proses menghafal mungkin diterlibatkan dalam pembelajaran ini. Namun konteksnya lebih dalam dari sekedar menghafal tanpa interpretasi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Emil Kraeplin Sebagai Pencipta Test Kraepelin Yang Terkenal.

Artikel oleh: Logos Indonesia.