Logos Indonesia – Jika kamu seorang orang tua, Bagaimana kamu merespon pertemanan anakmu? Apakah tidak peduli atau ikut berteman dengan mereka?
Hal tersebut sangat mempengaruhi hubungan orang tua dan anak. Karena tanggapanmu dengan mereka menjadi penentu pandangan anakmu sebagai seorang teman atau sebagai orang tua saja.
Pada umumnya orang tua yang sangat dekat dengan anak mempertimbangkan hubungan pertemanan mereka. Orang tua akan mengenal teman dari anak-anaknya dan sesekali ikut mengobrol dengan mereka. Pendekatan ini sangat efektif untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan anak. Teman dari anak tersebut juga akan menganggap bahwa orang tuanya tidaklah sekeras yang mereka pikirkan.
Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Setiap Perkembangan Bahasa Bayi Sesuai Usia Anak.
Dalam artikel ini kita akan membahas tiga macam tanggapan orang tua beserta dengan dampak yang diterima. Respon orang tua terhadap temannya ini akan berdampak bagi anak maupun orang tua itu sendiri.
Hal ini kemungkinan memiliki hubungan dengan budaya yang dianut dalam keluarga. Karena itu hubungan antara budaya, pengaruh teman sebaya, dan peran orang tua sangat berkontribusi terhadap hubungan yang terbangun antara anak dan orang tua.
Kamu Tipe Orang Tua Yang Seperti Apa Terhadap Anak?
Terdapat pertanyaan utama yang harus kamu jawab selama membaca artikel ini, yaitu Kamu tipe orang tua yang seperti apa terhadap anak? Apakah ikut bergaul dengan anak atau tidak? Hal ini akan mempengaruhi perubahan budaya dari anak tersebut.
Menurut Margareth Mead (1978) terdapat tiga tipe budaya dalam proses sosialisasi pada tingkat pengaruh teman sebaya yang berbeda-beda. Bahwa pengaruh teman sebaya bagi anak cukup besar dalam proses sosialisasi budaya di sekitarnya. Penentuan antara budaya itu baik atau tidak untuk diterima anak tergantung lingkungan pertemanan anak dan respon orang tua.
Ketika orang tua memperhatikan lingkungan pertemanan anak. Maka ketika mengetahui lingkungan pertemanan anak itu buruk, pasti akan langsung diluruskan. Namun ketika orang tua tidak memperhatikan lingkungan pertemanan anak dan pola komunikasi hanya satu arah. Maka, pergaulan anak Tentu saja tidak diketahui jika lingkungan pertemanannya buruk.
Karena itu dengan mengenal setiap teman-teman mereka (anak), maka akan memudahkan untuk mengontrol budaya sosial yang buruk bagi anak.
Berikut ini terdapat tiga tipe budaya menurut Margareth Mead (1978) untuk melihat proses sosialisasi budaya terhadap tingkat pengaruh teman sebaya.
Postfigurative Cultures
Postfigurative Cultures atau budaya postfiguratif, merupakan budaya yang lambat dalam proses sosialisasi budaya. Pengaruh orang tua sangat dominan terhadap anaknya. Pola komunikasi antara anak dan orang tua hanya satu arah. Artinya informasi yang diterima anak berdasarkan pengetahuan orang tua yang disalurkan kepada anak. Sedangkan orang tua tidak mau atau tidak berkeinginan untuk belajar dari anak mereka.
Karena itu proses sosialisasi bisa saja didominasi oleh orang tua mereka saja. Anggapan bahwa orang tua merupakan sumber informasi bagi mereka. Sedangkan pengaruh teman sebaya terhadap proses sosialisasi budaya itu kurang. Anak cenderung mempercayai informasi yang diberikan oleh orang tua dibandingkan oleh teman sebaya.
Namun bukan berarti omongan teman sebaya itu pasti salah. Hanya saja menurut mereka, informasi yang diberikan oleh orang tua lebih dipercayai dibandingkan teman sebaya mereka. Karena hal itu juga yang membuat proses sosialisasi budaya menjadi lebih lambat. Karena cenderung tidak mau menerima informasi yang berada di dunia luar dan hanya menekankan pada informasi yang diberikan oleh orang tua.
Baca Artikel Kami Lainnya: Jenis Permainan Anak Mempengaruhi Tingkat Agresivitas Anak.
Jika dilihat dari hubungan anak dan orang tua. Maka orang tua cenderung tidak mengenal teman-teman dari anak mereka. Karena orang tua tidak berfokus kepada hal tersebut. Orang tua menganggap bahwa hal tersebut tidak terlalu penting untuk diketahui.
Configurative Cultures
Configurative Cultures atau budaya konfiguratif, yaitu perubahan sosial yang berjalan lebih cepat. Proses sosialisasi budaya pada anak akan lebih cepat jika terdapat pengaruh teman. Dalam budaya konfiguratif ini peran orang tua dan pengaruh teman sebaya, dipercaya oleh mereka. Anak mau menerima informasi dari orang tua dan menerima pandangan dari teman sebaya juga.
Namun tetap pengaruh teman sebaya lebih besar dari pada pengetahuan orang tua. Karena itulah mengapa disebut budaya kotiguratif ini memiliki perubahan yang lebih cepat daripada posfiguratif. Terdapat informasi dari luar yang mempercepat sosialisasi budaya tersebut.
Orang tua tentu mengenal teman-teman mereka dan menganggapnya penting. Anak bebas menerima informasi dari teman sebaya mereka. Secara tidak langsung anak juga ikut terpengaruh dengan pergaulan teman.
Prefigurative Cultures
Prefigurative culture atau budaya prefiguratif merupakan perubahan budaya yang sangat cepat karena adanya pengaruh teman sebaya yang sangat kuat. Selain itu orang tua lebih banyak untuk belajar dari anak mereka. Informasi anak mengenai lingkungan luar lebih banyak dibandingkan orang tua mereka. Sehingga terkadang informasi yang didapatkan oleh anak tidak dipahami oleh orang tua mereka.
Hal ini berkaitan dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Biasanya orang tua tidak memahami lebih dalam tentang teknologi. Sehingga dalam proses pembelajaran teknologi bagi orang tua perlu diajarkan oleh anak mereka.
Baca Artikel Kami Lainnya: Berapa Banyak Emosi Yang Kita Miliki?
Sarwono, Sarlito. W. (2016). Psikologi Lintas Budaya. Depok: PT Raja Grafindo Persada.