Logos Indonesia – Sebagai orang tua bagaimana cara kamu untuk mengajarkan anak-anak cara mandiri untuk melakukan pekerjaan rumah mereka? Apakah menggunakan hadiah atau sanksi? Penggunaan motivasi ekstrinsik memang cukup mampu untuk memberikan kepatuhan kepada anak melakukan pekerjaan rumah mereka. Tapi jika motivasi ekstrinsik ini dihilangkan, maka perilaku tersebut akan hilang juga. Artinya, motivasi ekstrinsik tidak memberikan kekuatan penuh untuk terus mengajarkan anak-anak melakukan pekerjaan rumah secara mandiri.
Lalu, metode apa yang tepat untuk mengajarkan anak agar mandiri untuk melakukan pekerjaan rumah mereka? Jawabannya adalah tanamkan motivasi intrinsik. Mereka melakukan semua pekerjaan rumah berdasarkan keinginan mereka, dan bukan paksaan ataupun harapan yang diinginkan setelah melakukan pekerjaan tersebut.
Baca Artikel Kami Lainnya: Bagaimana Cara Mendisiplinkan Anak? Sesuaikan Dengan Karakteristik Anak.
Pertanyaan selanjutnya adalah, Bagaimana cara menanamkan motivasi intrinsik kepada anak untuk secara mandiri melakukan pekerjaan rumah mereka? Untuk menjawab pertanyaan tersebut Mari kita bahas lebih jelasnya pada artikel ini. Setelah kamu membaca hingga akhir, maka kamu akan menemukan jawabannya secara lebih lengkap.
Penggunaan Metode Reward Dan Punishment
Terdapat beberapa teori psikologi yang menjelaskan bahwa agar seseorang mau melakukan sesuatu, maka bisa diberikan reward and punishment. Hal tersebut banyak digunakan oleh para orang tua untuk membentuk perilaku anak agar mau melakukan pekerjaan rumah, seperti membereskan tempat tidur mereka setelah bangun tidur, mencuci piring setelah makan, dan menyapu lantai ketika kondisi lantai kotor.
Namun metode tersebut hanya memberikan motivasi ekstrinsik saja. Artinya, anak terpaksa melakukan pekerjaan rumah mereka karena adanya sanksi atau mereka hanya melakukan pekerjaan rumah mereka karena menginginkan hadiah yang dijanjikan oleh orang tua mereka.
Strategi ini memang mampu membuat anak melakukan pekerjaan rumah mereka. Tapi ketika reward dan punishment ini dihilangkan, maka mereka tidak mau lagi melakukan pekerjaan rumah mereka. Bahkan mungkin saja mereka mencari alasan untuk menghindari melakukan pekerjaan rumah mereka seperti, peralatan ingin kerja kelompok untuk menghindari mencuci piring, menghindari merapikan tempat tidur mereka dengan alasan telah terlambat ke sekolah dan sebagainya.
Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Memperbaiki Hubungan Orang Tua Dan Anak Setelah Bertengkar.
Hal tersebut terjadi karena mereka tidak menyadari masalah sebenarnya. Mereka tidak menyadari poin penting dari melakukan pekerjaan rumah itu. Sehingga mereka cenderung tidak mempedulikannya.
Tanamkan Motivasi Intrinsik Pada Anak Untuk Melakukan Pekerjaan Rumah Mereka
Berdasarkan beberapa penelitian juga dihasilkan bahwa motivasi ekstrinsik kurang efektif untuk pembentukan perilaku jangka panjang dibandingkan motivasi intrinsik. Dilansir dari Psychology Today, berikut ini terdapat beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menanamkan motivasi intrinsik pada anak agar bisa melakukan pekerjaan rumah secara mandiri.
Berikanlah Penjelasan Yang Logis Tentang Betapa Pentingnya Melakukan Pekerjaan Rumah
Kamu bisa langsung memberikan mereka tugas pekerjaan rumah. Berikanlah Penjelasan yang logis dari konsekuensi tidak melakukan pekerjaan rumah. Hal ini memberikan pemahaman pada anak betapa pentingnya melakukan pekerjaan rumah. Tentu saja, pemahaman tersebut akan memberikan alasan motivasi intrinsik bagi anak untuk melakukan pekerjaan rumah secara mandiri.
Sebagai contoh, ketika kamu ingin mengajarkan anak untuk mencuci piring setelah selesai makan. Berikanlah Penjelasan bahwa ketika tidak mencuci piring terus-menerus, maka jumlah piring bersih akan berkurang hingga tidak ada yang tersisa. Itulah mengapa pentingnya untuk segera mencuci piring. Agar terdapat piring bersih yang bisa langsung dipakai tanpa harus mencuci piring dulu sebelumnya.
Lakukanlah Bersama Ketika Melakukan Pekerjaan Rumah
Kebanyakan orang tua hanya memberikan perintah ke anaknya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tanpa memberikan contoh kepada anaknya. Hal ini yang membuat anak tambah malas untuk melakukan pekerjaan rumah. Maka akan lebih baik untuk melakukan pekerjaan rumah secara bersama-sama antara anak dan orang tua. Selain mempercepat urusan pekerjaan rumah, dengan melakukan bersama-sama mampu mempererat hubungan antara ibu dan anak.
Ajarkan Anak Sejak Kecil
Ketika anak berusia 2 tahun, merupakan usia di mana anak mulai meniru apa saja yang mereka lihat. Karena itu benda apapun di dekatnya akan dipegang dan dimainkan. Sebenarnya, pada usia ini kamu bisa memberikan stimulus kepada anak untuk mulai mengajarkan pekerjaan rumah. Lebih tepatnya untuk membiasakan anak dengan pekerjaan rumah. Walaupun bukan dalam arti sebenarnya, tapi kita bisa mengajarkannya melalui perilaku menirunya.
Misalkan saja anak berusia 2 tahun yang melihat ibunya mengepel dan menyapu lantai. Anak tersebut mencoba untuk menyentuhnya sapu dan lantai dan melakukan gerakan yang sama dengan ibunya. Kebanyakan orang tua akan menyingkirkan anaknya dan menempatkan ke tempat yang aman dan menaruh mainan kesukaannya. Namun hal tersebut hanya menghambat kebiasaan untuk melakukan pekerjaan rumah ketika dewasa nanti.
Akan lebih baik untuk memberikan mainan yang seperti sapu-sapuan dan pel-pelan yang aman bagi anak. Kemudian ketika kamu ingin menyapu dan mengepel lantai. Ajak anak untuk melakukan hal tersebut. Jangan pedulikan hasil yang diberikan oleh anak ketika menyapu atau mengepel lantai. Tapi lihatlah keinginan atau kemampuan kemauan anak untuk melakukan pekerjaan rumah itu. Walaupun memang waktu mengepel dan menyapu lantai akan lebih lama dari waktu normal. Tapi kamu akan merasa terbayarkan ketika anak sudah mulai dewasa.
Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Setiap Perkembangan Bahasa Bayi Sesuai Usia Anak.
Bahkan kamu bisa melihat upayamu itu ketika anak sudah berusia 6 tahun. Anak mulai terbiasa untuk melakukan pekerjaan rumah secara mandiri, seperti membereskan tempat tidur mereka, merapikan mainan mereka setelah bermain, dan kegiatan rumah lainnya yang kamu ajarkan ketika masih kecil. Ingatlah bahwa mengasuh anak merupakan tugas yang panjang sebagai mengajarkan anak untuk bekerja sama, berempati, menerapkan nilai-nilai kekeluargaan.