Logos Indonesia – Apakah benar jenis permainan anak mempengaruhi tingkat agresivitas anak? Mungkin saja mempengaruhi tingkat agresif anak tergantung dari jenis permainan karakteristik anak, dan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua.
Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak sangat lekat kaitannya dengan bermain, baik itu permainan fisik maupun permainan online. Karena itu hubungan antara permainan dan agresivitas anak tentu saja ada.
Berdasarkan teori bandura tentang pembelajaran observasi. Di mana anak belajar melalui hal yang mereka lihat. Melihat permainan yang mereka mainkan bisa jadi pembelajaran yang mereka tiru. Jadi ketika mereka melihat tindak kekerasan melalui permainan, maka secara tidak langsung anak meniru tindakan tersebut melalui observasi. Mari kita bahas jenis permainan yang banyak dilakukan oleh anak-anak dan dampaknya.
Permainan Lato-lato Yang Sedang Digandrungi Anak Zaman Sekarang
Pada saat ini, permainan yang sedang viral adalah lato-lato. Lato-lato adalah permainan dahulu yang booming kembali saat ini. Cara bermainnya sederhana namun sulit untuk dilakukan ketika pertama kali memainkannya.
Lato-lato merupakan permainan yang terbuat dari dua bola yang dikaitkan dengan tali hingga membentuk sebuah bandulan. Cara bermainnya adalah dengan membenturkan kedua bola tersebut hingga menghasilkan bunyi tok, tok, tok.
Semakin cepat berputar semakin cepat pula bunyi yang dihasilkan. Peraturan dalam permainan ini adalah seberapa lama anak memainkan ini. Yang menang adalah orang yang lebih lama bertahan membenturkan kedua bola tersebut tanpa henti.
Baca Artikel Kami Lainnya: Lakukan Cara Ini Agar Anak Memiliki Kecerdasan Emosi (EQ) Yang Tinggi.
Permainan lato-lato ini pernah booming di tahun 1990-an. Pada saat itu lato-lato masih dibuat menggunakan bahan kaca atau plastik yang mudah pecah. Sehingga berbahaya bagi anak yang memainkannya. Namun sekarang lato-lato sudah aman karena menggunakan bahan yang tidak mudah pecah.
Walaupun atau lato-lato Ini aman dimainkan, namun tetap saja terdapat kemungkinan dari dampak negatif memainkan lato-lato secara berlebihan. Jadi sebagai orang tua sebaiknya tetap awasi anak dalam bermain lato-lato. Kemungkinan mendapatkan luka fisik akibat benturan bola bandulan yang terlempar mengenai tubuh anak.
Pada dasarnya, permainan lato-lato ini memang tidak memiliki unsur kekerasan. Selain itu melalui permainan latolato memiliki manfaat untuk melatih motorik halus anak, keseimbangan tubuh, dan kontrol emosi. Ketika anak mampu memainkan lato lato-lato secara lancar maka secara tidak langsung anak melatih motorik halusnya. Karena cara bermain lato-lato tidaklah mudah, maka kontrol emosi dan ketekunan anak dalam berlatih juga ikut diasah.
Video Game Sebagai Permainan Anak Zaman Sekarang
Anak zaman sekarang lebih banyak bermain dengan gadgetnya daripada permainan sosial di luar ruangan. Video game ini terlihat sangat menarik bagi anak-anak karena visual gambar yang disajikan.
Namun dibalik permainan yang seru, ternyata secara tidak langsung menyusupkan unsur kekerasan di dalamnya. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat video game yang memperlihatkan kekerasan seperti meninju lawannya memukul, menendang, menembak dan lain-lain.
Kecenderungan anak untuk mengikuti perilaku yang dilihatnya dari video game tentu saja tinggi. Karena itu biasanya anak yang sering bermain video game memiliki kecenderungan perilaku agresif yang tinggi.
Baca Artikel Kami Lainnya: Berapa Banyak Emosi Yang Kita Miliki?
Terdapat banyak penelitian yang menghasilkan bahwa video game yang mengandung kekerasan membuat anak dan remaja terlibat dengan kasus kekerasan di dunia nyata. Dampak yang diberikan dari video game yang mengandung kekerasan lebih besar dibandingkan anak yang hanya melihat kekerasan di TV.
Hal ini karena ketika anak bermain video game yang mengandung kekerasan, anak memainkan peran sebagai tokoh utama dalam melakukan kekerasan. Walaupun tindakan tersebut berada di dunia maya, tapi pola pikir mereka akan berubah mengenai kekerasan tersebut. Anak memiliki empati yang rendah dan mentoleransi perilaku buruk kepada orang lain.
Terdapat penelitian yang melihat hubungan antara permainan video game yang mengandung kekerasan dan perkembangan empati anak. Dihasilkan, anak yang telah terpapar video game yang menganut kekerasan cenderung memiliki empati yang rendah. Ini juga menjadi faktor dari perilaku prososial pada anak. Anak cenderung berperilaku kasar kepada teman-temannya.
Baca Artikel Kami Lainnya: Ternyata Di Indonesia Daerah Ini Ada 5 Jenis Gender.
Penelitian korelasional lainnya menjelaskan bahwa ketika anak memainkan video game yang mengandung kekerasan dalam waktu yang lama cenderung berperilaku lebih agresif daripada anak yang bermain video game dalam waktu yang sedikit.
Menurut Anderson dkk (2004), menjelaskan bahwa permainan video game yang mengandung kekerasan mampu memberikan pikiran negatif berupa tindakan kekerasan menjadi lebih mudah dilakukan. Mereka cenderung melihat sebuah kata yang tidak lengkap menjadi kata yang berkaitan dengan kekerasan.
Sehingga terlalu lama memainkan video game yang mengandung kekerasan, itu tidak baik bagi anak. Kita tidak boleh melarangnya untuk memainkan video game. Apa lebih baik untuk mengatur jam permainan anak dan memberikan pemahaman untuk tidak bertindak kekerasan dan meningkatkan empati anak.
King, Laura. (2012). Sebuah Pandangan Apresiasi: Psikologi Umum. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.