Kenapa Setiap Orang Memiliki Kadar Resiliensi yang Berbeda-beda?

Kenapa Setiap Orang Memiliki Kadar Resiliensi yang Berbeda-beda? Terdapat 5 faktor yang menentukan kadar resiliensi seseorang.

Kerpibadian, Sosial3153 Views

Logos Indonesia –Pernahkah kamu merasa heran dengan seseorang yang tampak selalu kuat dan tabah menghadapi berbagai macam situasi sulit. Sementara kita atau orang lain mungkin akan mudah menyerah dalam situasi serupa? Selain membuat kita kagum, tentunya kita ingin tahu apa yang membuat mereka begitu tangguh menghadapi kesulitan dalam hidup. Nah, kali ini kita akan membahas tentang resiliensi.

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk pulih dan mampu bangkit dari kesulitan atau tekanan yang dihadapi dalam kehidupan. Tak bisa dipungkiri, setiap orang punya kadar resiliensi yang berbeda-beda. Tidak jarang, kita melihat bagaimana beberapa individu cenderung lebih gigih dan tabah menghadapi cobaan. Sementara yang lain mungkin akan mudah terpuruk. Tanpa panjang lebar lagi, yuk kita mulai mengeksplorasi mengapa setiap orang memiliki kadar resiliensi yang berbeda-beda.

5 Faktor yang Menentukan Kadar Resiliensi dalam Diri Kita

Menurut Bogar dan Killacky (2006), terdapat 5 faktor yang menentukan kadar resiliensi seseorang. Singkatnya, beberapa faktor ini menjadi alasan mengapa setiap individu memiliki kemampuan berbeda dalam bertahan dalam situasi sulit. Berikut 5 faktor tersebut:

a. Kemampuan Interpersonal

Kemampuan interpersonal adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam berkomunikasi serta menjalin hubungan dengan orang lain. Orang yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik cenderung lebih mampu membangun dukungan dan jaringan sosial yang kuat. Hal ini tentunya akan membantu mereka dalam menghadapi kesulitan.

Mereka lebih mampu mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka, mencari bantuan, serta bekerja sama dengan orang lain untuk mengatasi masalah. Kemampuan interpersonal yang baik juga membantu seseorang dalam hal empati, mendengarkan, dan menghargai perasaan orang lain. Hal ini dapat membuat proses pemulihan dari cobaan hidup menjadi lebih efektif. Kemampuan interpersonal yang baik juga berdampak positif dalam mengurangi efek negatif dari stress. Kemudian meningkatkan adaptasi, dan mengembangkan keterampilan koping yang efektif untuk menghadapi perubahan dan kesulitan

b. Kompetensi

Kompetensi merupakan gabungan antara bakat dan kerja keras yang kita miliki dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Semakin kompeten kita, semakin besar peluang kita untuk berhasil dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup. Karena ketika seseorang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, mereka cenderung lebih siap dalam menghadapi situasi yang menantang. Mereka juga mampu beradaptasi dengan perubahan, dan mencari solusi yang efektif. Oleh karena itu, memiliki kompetensi yang baik akan mempengaruhi kadar resiliensi kita.

Selain itu, individu yang kompeten cenderung untuk mengatasi kesulitan secara lebih efisien, bahkan dalam situasi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Mereka juga lebih mampu mengendalikan emosi dan berpikir secara rasional. Yang dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik dan menghadapi krisis atau masalah dengan lebih tenang

c. Penerimaan Diri atau High Self-Regard

Penerimaan diri atau high self-regard adalah kemampuan seseorang dalam menerima kekurangan dan kelemahan diri. Seseorang yang memiliki tingkat penerimaan diri yang tinggi mampu mengakui kekurangan mereka. Karena mereka akan mengubahnya menjadi pengalaman belajar, daripada berpusat pada negativitas atau kegagalan. Mereka cenderung akan lebih menerima kondisi yang mereka hadapi dan mencoba untuk mengubah situasi sulit menjadi kesempatan pengembangan diri.

Penerimaan diri juga sangat berpengaruh dalam pengendalian impuls, yang merupakan bagian penting dari resiliensi. Kemampuan untuk mengendalikan impuls dan tekanan yang muncul dalam diri sendiri. Hal ini dapat membantu seseorang dalam menjaga stabilitas emosi dan menghindari perilaku yang dapat merugikan diri mereka.

d. Keyakinan Spiritual

Keyakinan spiritual merupakan kepercayaan seseorang terhadap adanya kekuatan yang lebih tinggi atau tujuan hidup yang lebih besar. Keyakinan ini membantu seseorang dalam mencari dukungan dan kekuatan dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup. Seseorang yang memiliki keyakinan spiritual yang kuat cenderung lebih tangguh dalam menghadapi cobaan.

e. Lingkungan yang Mendukung atau Helpful Life Circumstance

Lingkungan yang mendukung atau helpful life circumstance adalah situasi dimana individu berada dalam lingkungan yang penuh dengan dukungan dan kebahagiaan. Orang yang hidup dalam lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang mungkin lebih mudah untuk bangkit dari kesulitan. Karena mereka merasa didukung dan dicintai oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang mendukung melibatkan berbagai aspek, seperti keluarga, teman, sekolah, dan komunitas. Yang mendorong individu untuk mengembangkan keterampilan, kepercayaan diri, dan karakteristik lain yang diperlukan untuk mengatasi masalah dengan lebih baik.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengapa Remaja Lebih Impulsif daripada Orang Dewasa?

Faktor lingkungan yang mendukung ini juga dapat membantu seseorang dalam mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi yang menantang. Karena mereka mampu beradaptasi dengan perubahan, dan mencari solusi yang efektif. Oleh karena itu, lingkungan yang positif dan mendukung adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam membangun resiliensi seseorang.

Ingatlah, baik kita ataupun teman di sekitar kita, memiliki kadar resiliensi yang berbeda karena beberapa faktor. Bangunlah kesadaran bahwa setiap orang memiliki proses dan tempo tersendiri dalam menghadapi kesulitan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Kita Sering Merasa Tidak Yakin Setelah Mengambil Keputusan?

Artikel oleh: Logos Indonesia.