Mengenal Pendiri Psikologi Gestal, Max Wertheimer 

Siapa pendiri dari psikologi gestalt? Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka merupakan beberapa pendiri psikologi gestalt.

Tokoh3597 Views

Logos Indonesia Siapa pendiri dari psikologi gestalt? Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka merupakan tokoh yang dianggap sebagai pendiri psikologi gestalt. Namun dalam artikel ini kita hanya berfokus pada Max Wertheimer. Dirinya membuat suatu teori terapan gestalt yang hingga saat ini banyak digunakan dalam dunia kerja grafis maupun iklan. Tanpa sadar kamu bahkan menerapkan teori gestal yang dijelaskan oleh Max Wertheimer.

Dalam teori gestalt, mengembangkan cara berpikir holistik. Artinya kita diharuskan untuk melihat suatu hal secara keseluruhan bukan elemen dari keseluruhan tersebut. Melalui berpikir holistik, kita mampu melihat sesuatu yang berbeda. Menemukan cara pandang baru dengan menyatukan semua elemen. Karena tiap elemen yang membentuk suatu bagian secara keseluruhan memiliki bentuk yang berbeda-beda.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Terapi Gestalt. Berfokus Pada Masa Kini, Bukan Masa Lalu.

Namun Ketika dilihat secara keseluruhan, menjadi satu kesatuan. Maka akan terlihat Suatu bentuk yang berbeda dari elemen yang membentuknya. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai biografi singkat dari Max Wertheimer dan pandangannya mengenai teori gestalt itu.

Biografi Singkat Max Wertheimer

Max Wertheimer lahir pada tanggal 15 April 1880 di Praha. Dan meninggal pada tanggal 12 Oktober 1943 di New York. Dalam studinya, Max Wertheimer mengambil kuliah jurusan ilmu hukum. Setelah itu, ia melanjutkan studinya di bidang psikologi dan mendapatkan gelar Ph. D.

Setelah mendapatkan gelar Ph. D. Max Wertheimer mengajar di beberapa universitas di Jerman. Kemudian, diangkat menjadi profesor. Namun pada tahun 1934, karena terjadi perang di benua Eropa. Max Wertheimer pindah ke Amerika Serikat dan mulai mengajar di New School For Research Sampai akhir hayatnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Tes Rorschach, Tes Proyektif Yang Paling Terkenal.

Pada tahun 1910, menjadi momentum penting lahirnya pemikiran gestalt. Ketika dirinya naik kereta menuju Frankfurt. Max Wertheimer memperhatikan warna lampu yang berkedip di stasiun kereta api. Pergantian warna lampu tersebut menciptakan ilusi berupa gerakan. Melalui peristiwa tersebut menyadarkan Max Wertheimer bahwa persepsi gerakan yang kita lihat mungkin saja hanya berupa bidang visual, bukan benda yang benar-benar bergerak.

Max Wertheimer menjelaskan ilusi bergerak pada lampu kereta api. Ilusi seolah-olah satu warna melompat ke sisi lainnya. Fenomena phi menjelaskan ilusi bergerak itu. Pada tahun 1850, fisikawan Belgia Joseph plateau yang merupakan salah satu guru Max Wertheimer mempelajari fenomena phi. Penjelasan lebih mudahnya adalah fenomena ilusi lampu bergerak itu disebabkan oleh sesuatu yang telah kita pelajari sebelumnya.

Fenomena phi ini sangat menarik bagi Max Wertheimer. Minat akan penjelasan proses ilusi persepsi gerak ini kemudian mulai berkembang ketika munculnya gambar bergerak. Namun ia menolak penjelasan mengenai fenomena phi sebagai mekanisme belajar. Karena itu, Max Wertheimer membuat serangkaian eksperimen bahwa fenomena phi dapat dirasakan dalam dua arah pada saat yang bersamaan dan proses belajar tidak ikut berperan di dalamnya.

Max Wertheimer menjelaskan persepsi adalah bentuk interaksi antara karakteristik stimulus yang terlihat dan pengalaman mental orang yang mengamati stimulus itu. Menurutnya Otak adalah Medan terstruktur.

Pemikiran Max Wertheimer Tentang Teori Gestalt

Menurut Max Wertheimer, ada keseluruhan. Persepsi yang diciptakan bukan dari perilaku masing-masing elemen, melainkan dari proses intrinsik secara keseluruhan. Sebagai contoh, terdapat simbol yang memiliki pola sebagai berikut.

! ! ! ? ? ! ! ! ? ? ! ! ! ? ?

Coba kamu lihat tanda berikut. Apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu? Terdapat tiga tanda seru dan dua tanda tanya. Terdapat susunan yang dapat diidentifikasi yaitu setiap tiga tanda seru akan diselingi dua tanda tangan. Penjelasan tersebut merujuk pada pengelompokan. Secara tidak sadar, ketika melihat simbol tersebut orang cenderung untuk mengelompokkannya. Hal ini karena simbol tersebut tersusun secara terstruktur.

Contoh lainnya, Coba kamu lihat pola kata berikut ini.

Klik klik klik. Klik klik klik. Klik klik klik.

Apa yang kamu lihat dari pola kata tersebut? Ketika seseorang melihat pola kata tersebut, Mereka cenderung untuk menafsirkan bunyi klik sebagai anggota dari bagian kelompok itu. Bahwa terdapat tiga kelompok kata klik. Contoh tersebut merupakan penerapan dari teori gestal prinsip kedekatan. Ketika sesuatu hal didekatkan yang memiliki pola yang sama. Orang cenderung untuk menggambarkannya sebagai satu kesatuan kelompok.

Dari kedua contoh tersebut, Max Wertheimer membuktikan bahwa pengalaman perseptual dipicu oleh unsur-unsur dari keseluruhan konteks yang terlihat. Berdasarkan eksperimen awal Max Wertheimer, terdapat 114 prinsip pengorganisasian yang dapat diidentifikasi dalam teori gestalt.

Salah satu guru Max Wertheimer, bernama Von Ehrenfels menggunakan analogi melodi sebagai contoh penalaran teori gestalt. Von Ehrenfels ingin menjelaskan mengapa melodi dapat dikenali walaupun ketika dimainkan dengan kunci yang berbeda. Ketika dua nada dimainkan dengan nada lainnya yang berbeda atau urutan yang berbeda akan menghasilkan melodi yang berbeda. Sehingga melodi merupakan penerapan dari kualitas gestalt.

Baca Artikel Kami Lainnya: Fenomena Zeigarnik Effect: Cara Otak Terus Mengingat Pekerjaan Yang Belum Selesai.

Asnawi, Ahmad. (2019). 50 Tokoh Psikologi Dunia: Gagasan Dan Pemikiran Mereka. Jawa Tengah: Desa pustaka Indonesia.

Artikel oleh: Logos Indonesia.