Stanley Milgram dan Eksperimen Klasik Tentang Kepatuhan

Stanley Milgram dan eksperimen klasik tentang kepatuhan. Bahwa orang biasa mampu melukai orang lain atas dasar perintah atau pekerjaannya.

Sosial, Tokoh5444 Views

Logos Indonesia Stanley Milgram merupakan tokoh psikologi yang terkenal dengan eksperimen klasiknya tentang kepatuhan berperilaku destruktif. Eksperimen yang dilakukannya ini menitikberatkan kepada kepatuhan untuk memberi hukuman kepada subjek penelitian lainnya karena kesalahan pembelajaran.

Peran yang digunakan dalam eksperimen ini adalah peran sebagai guru dan peran sebagai murid. Sedangkan hukuman yang digunakan dalam eksperimen ini adalah kejutan listrik yang di mana semakin meningkat ketika murid melakukan kesalahan.

Walaupun kehidupan Stanley Milgram terbilang singkat, yaitu meninggal di usia 51 tahun. Tapi Stanley Milgram memiliki kontribusi dalam psikologi sosial. Kemungkinan orang biasa melakukan perilaku destruktif atas dasar perintah atau tugas pekerjaannya mungkin saja dilakukannya. Setelah dilakukan percobaan eksperimen sebanyak 18 kali, Stanley Milgram tetap menemukan hasil yang sama. Artinya respon Kebanyakan orang ketika diperintahkan melakukan perilaku destruktif cukup tinggi. Mari kita bahas mengenai penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Stanley Milgram.

Siapa Itu Stanley Milgram?

Stanley Milgram lahir di New York Amerika Serikat pada tanggal 1933. Stanley Milgram meninggal di New York pada tahun 1984. Stanley Milgram merupakan tokoh psikologi yang terkenal dengan eksperimen klasiknya tentang kepatuhan. Eksperimen ini dilakukannya pada awal tahun 1960-an yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang bersedia untuk menyiksa orang lain.

Stanley Milgram meninggal di usia 51 tahun. Karena hal itu, Stanley Milgram tidak bisa melanjutkan penelitian mengenai penelitian selanjutnya. Selama hidupnya, Stanley Milgram telah berjasa untuk memperkenalkan gagasan “enam derajat perpisahan” tentang lingkaran sosial.

Eksperimen Yang Dilakukan Stanley Milgram

Eksperimen Stanley Milgram. Image by Pioneer Press.

Eksperimen pertama dikenal sebagai eksperimen percobaan “korban jatuh”. Eksperimen pertama dilakukan dengan menggunakan subjek eksperimen sebanyak 60 pria. Subjek eksperimen ini diberitahukan bahwa mereka akan menjadi bagian dari pemberi hukuman.

Peran yang diambil Dalam penelitian ini adalah sebagai seorang guru dan murid. Ketika murid melakukan kesalahan maka akan diberikan hukuman. Seiring dengan meningkatnya kesalahan yang dilakukan oleh murid, maka guru dapat meningkatkan intensitas hukuman yang diberikan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengenal Lawrence Kohlberg dan Tahap Perkembangan Moral.

Pada eksperimen ini, 60 subjek penelitian akan berperan sebagai seorang guru yang akan memberikan hukuman kepada subjek penelitian yang berperan sebagai murid. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek hukuman terhadap pembelajaran. Dalam proses eksperimennya, segala sesuatu hal terkait eksperimen akan ditulis kecuali perilaku subjek penelitian yang berperan sebagai guru.

Subjek penelitian yang berperan sebagai pelajar akan dipisahkan ke dalam suatu ruangan terpisah. Dalam ruangan tersebut terdapat kejutan listrik atau elektroda. Jadi setiap kali subjek penelitian yang berperan sebagai pelajar melakukan kesalahan, maka subjek penelitian sebagai guru akan memberikan hukuman berupa kejutan listrik.

Pada awalnya subjek penelitian yang berperan sebagai guru akan memberikan kejutan listrik yang kecil kepada subjek penelitian yang berperan sebagai murid. Kemudian akan meningkat intensitas kejutannya pada setiap kali kesalahan berikutnya. Setiap kejutan listrik yang diberikan kepada subjek penelitian yang berperan sebagai pelajar akan ditingkatkan sebesar 15 volt di setiap kesalahan berikutnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Noam Chomsky dan Teori Tata Bahasa Generatif Transformasional.

Hasil dari percobaan ini memberikan hasil yang luar biasa. Subjek penelitian yang berperan sebagai guru mampu memberikan hukuman kejutan listrik hingga 300 volt kepada subjek penelitian yang berperan sebagai pelajar. Karena kejutan listrik yang terlalu intens ini membuat para subjek penelitian yang berperan sebagai pelajar tampaknya kesakitan hingga memukul mati-matian di dinding.

Hasil lainnya yang ditemukan adalah sebanyak dua pertiga subjek penelitian yang berperan sebagai guru juga mampu memberikan hukuman kejutan listrik kepada subjek penelitian yang berperan sebagai murid hingga 450 volt.

Stanley Milgram melakukan eksperimen seperti ini hingga 18 kali percobaan dengan total subjek penelitian yang berkontribusi dalam eksperimen ini sebanyak 646 orang. Dari ke-18 percobaan eksperimen ini ditemukan pola Respon yang serupa dari para subjek penelitian eksperimental. Hasil lainnya dari percobaan selanjutnya ditemukan bahwa sebanyak 40 perempuan mampu melakukan tingkat kepatuhan 65%.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Memancarkan Inner Beauty. Perilakumu Memancarkan Kecantikanmu.

Dari serangkaian penelitian tersebut, Stanley Milgram menyimpulkan bahwa orang biasa pun mampu bertindak destruktif yang mampu melukai orang lain. Jika orang biasa tersebut didasari atas pekerjaan mereka, maka mereka mampu patuh terhadap aturan pekerjaan yang mungkin saja mampu melukai orang lain. Terlepas Apakah mereka tidak menyukai orang tersebut atau tidak.

Selama karirnya, Stanley Milgram tidak terlalu banyak melakukan penelitian. Hal ini karena, ketika Stanley Milgram melakukan penelitian lainnya, terhenti karena kematiannya. Walaupun begitu, Stanley Milgram sudah banyak memberikan kontribusi dalam bidang psikologi sosial.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Stanley Milgram dapat kita simpulkan bahwa setiap orang pada dasarnya sama-sama mampu melakukan perilaku baik ataupun buruk sesuai dengan lingkungannya.

Asnawi, Ahmad. (2019). 50 Tokoh Psikologi Dunia: Gagasan Dan Pemikiran Mereka. Jawa Tengah: Desa pustaka Indonesia.

Artikel oleh: Logos Indonesia.