Logos Indonesia – Carl Jung merupakan tokoh psikologi dengan aliran psikoanalisis yang terkenal dengan teori arketipe dan kesadaran kolektif. Dalam teori Jung terdapat banyak arketipe yang mewakili atau melambangkan berbagai jenis persepsi dan aksi tertentu. Setiap arketipe memiliki maknanya masing-masing. Arketipe ini menjadi pembeda dengan teori lainnya.
Dalam artikel ini kita akan membahas perkembangan kepribadian menurut Carl Jung. Penjelasan mengenai individuasi dan transendensi.
Mekanistik vs Purposif
Mekanistik dan purposive merupakan istilah yang memiliki makna saling berlawanan. Mekanistik menekankan pada masa lalu dan purposif menekankan pada masa depan. Sehingga mekanistik lebih mengarah pada pandangan Freud. Sedangkan purposive lebih mengarah kepada pandangan Jung.
Baca Artikel Kami Lainnya: Terapi Psikologis, Analisis Mimpi Menurut Carl Jung.
Mekanistik atau kausalitas dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang terjadi karena ada sebab akibat atau karena terjadi di masa lalu. Sedangkan mekanistik ini tidak sesuai dengan teori Jung yang memandang ke depan mengenai tujuan di masa depan. Pandangan purposif menekankan pada peristiwa yang telah ditentukan di masa depan atau dengan kata lain perencanaan masa depan.
Walaupun Jung lebih menekankan pada purposif, tapi tidak melupakan mekanistik. Jung menganggap bahwa kedua pandangan tersebut dibutuhkan dan saling melengkapi terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Seseorang harus bisa memandang diri maju ke depan, tapi tidak melupakan peristiwa di masa lalu.
Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Tokoh Psikologi Analisis, Carl Jung.
Jika seseorang hanya berfokus pada masa lalu, maka orang tersebut hanya akan menjadi sengsara. Orang tersebut tidak mampu menata hidupnya kembali di masa yang akan datang. Dirinya tidak bebas untuk menemukan kebahagiaan saat ini dan masa depan. Sebaliknya seseorang yang berfokus pada masa depan atau prinsip purposif akan memunculkan perasaan penuh harapan, semangat hidup.
Sinkronisitas
Sinkronisasi memiliki arti keterhubungan antara dua peristiwa psikis yang terjadi secara bersamaan. Bahwa peristiwa psikis tersebut tidak menjadi penyebab dari yang lain karena peristiwa tersebut tidak merujuk ke masa depan maupun ke masa lalu. Hal inilah disebut sebagai prinsip sinkronisasi (synchronicity).
Menurut Jung, terdapat jenis aturan selain aturan sebab akibat di alam semesta ini. Aturan tersebut adalah synchronicity. Prinsip ini menjadi penjelasan dari tata kerja arketip Jung.
Realisasi Diri
Setiap orang ingin mencapai kesempurnaan yang disebut sebagai realisasi diri. Seseorang yang mampu mencapai realisasi diri adalah seseorang yang bisa mengintegrasikan semua hal yang bertentangan dalam dirinya. Orang tersebut mampu menyatukan atau menyeimbangkan sisi anima dan animisnya, introvert dan ekstrovert, intuisi dan logika, dan istilah lain yang saling bertolak belakang.
Realisasi diri ini dapat dilakukan dengan cara asimilasi secara tidak sadar ke dalam kepribadianmu. Realisasi diri ini umumnya dapat dicapai ketika seseorang sudah berusia di pertengahan. Sedangkan untuk mencapai seluruh aspek kepribadian menjadi seimbang harus melalui proses individuasi dan transendensi agar lebih berkembang.
Individuasi
Individualisasi merupakan cara untuk menggabungkan semua aspek menjadi bagian kepribadianmu. Apabila terdapat satu bagian yang terabaikan, maka kepribadiannya menjadi kurang berkembang dan berujung pada resistensi. Sistem ini akan merampas energi dari sistem yang sudah berkembang. Seseorang yang memiliki resistensi yang banyak akan memunculkan gejala neurotik.
Arketip dan insting tidak sadar akan sangat berperan dalam mengungkapkan diri saat seseorang mengalami gejala neurotik. Seperti, arketive shadow yang cenderung ke arah negatif, harus bisa diarahkan disalurkan ke arah positif. Sehingga artetap yang bersifat negatif tidak harus disembunyikan. Melainkan harus disalurkan tapi dengan cara yang positif. Seseorang yang terus mengabaikan shadow. Maka orang tersebut cenderung merasa cepat lelah dan kehilangan semangat.
Transendensi
Represi dan regresi akan menghambat proses transendensi. Namun, dari transendensi ini sangat kuat. Terdapat simbolisasi Mandala dan mite dalam mimpi seseorang yang mengalami transendensi. Menurut Jung, jika terdapat simbolisasi Mandala pada mimpi seseorang. Hal tersebut mampu memberikan prinsip terapeutik untuk mendorong seseorang mengintegrasi semua arketip pada dirinya. Walaupun memang Tiap orang memiliki tingkat pencapaiannya yang bervariasi. Karena, mungkin saja kesempurnaan kepribadian seseorang hanya dimiliki oleh para nabi.
Itulah beberapa istilah yang menjadi bagian dari perkembangan kepribadian menurut Carl Jung. Untuk mencapai perkembangan kepribadian yang baik adalah menyeimbangkan bagian-bagian yang bertolak belakang menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi.
Hal ini menjelaskan kebanyakan orang lebih menyukai seseorang yang mampu tegas dan bersikap lembut dalam satu waktu. Dan tidak menyukai seseorang yang dominan di salah satu bagian saja seperti seseorang yang pemarah
Namun terlepas dari itu semua, setiap orang memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Di mana, kata kesempurnaan itu sangat sulit untuk dicapai. Namun, Ketika dirimu mampu menerima dan mencintai semua hal yang ada pada dirimu. Maka secara tidak langsung itu menjadi cara untuk menyatukan semua bagian dalam dirimu menjadi satu kesatuan.
Alwisol. (2009). Edisi Revisi: Psikologi Kepribadian. UMM Press