Apa Saja Alasan Orang Dewasa Tantrum Atau Menguapkan Amarah Yang Menggebu-Gebu

Apa saja alasan orang dewasa tantrum atau menguapkan amarah yang menggebu-gebu, salah satunya adalah stress.

Kerpibadian, Klinis3101 Views

Logos Indonesia – Tantrum memang sering disebut untuk menjelaskan kondisi anak balita yang mengamuk kepada orang tuanya untuk dibelikan sesuatu yang diinginkannya.

Ternyata tantrum juga bisa dialami oleh orang dewasa loh. Kondisi tantrum pada orang dewasa normal ini lebih banyak disebabkan oleh kondisi atau pengalaman yang mengguncangkan psikis individu dalam waktu singkat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Orang Dewasa Bisa Tantrum Juga? Terdapat 3 Jenis Tantrum Pada Orang Dewasa.

Sedangkan bagi orang dewasa yang indikasi mengalami gangguan mental memiliki kecenderungan memunculkan gejala tantrum lebih sering dengan alasan yang sepele saja. Lalu apa penyebab dari orang dewasa yang mengalami tantrum?

Dalam artikel ini kita akan membahas beberapa penyebab dari seseorang yang mengeluarkan emosinya secara menggebu-gebu. Beberapa orang berlaku seperti itu karena memiliki alasan yang jelas. Namun beberapa orang lagi menunjukkan emosi marahnya secara berlebihan dengan alasan yang sepele. Beberapa orang lain mungkin memiliki riwayat gangguan mental yang memiliki gejala tantrum.

Apa Penyebab Orang Dewasa Tantrum?

Dilansir dari KBA One dan klik dokter, tantrum atau ledakan emosi pada orang dewasa bisa terjadi karena beberapa alasan berikut ini.

Kesulitan Mengontrol Emosi

Salah satu penyebab utama dari munculnya tantrum pada orang dewasa adalah kesulitan dalam mengontrol emosi. Dalam menjalani kehidupan tidak selalu mendapatkan sesuatu yang kita inginkan terus-menerus. Pasti terdapat sesuatu hal yang tidak berjalan dengan kamu harapkan. Alhasil Perasaan marah dan sedih akan muncul ketika mendapati sesuatu yang tidak diharapkan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Usia Balita Sering Tantrum? Kenali Ciri-Cirinya Disini.

Pada kondisi tersebut wajah jika seseorang merasa marah dan sedih. Namun keterampilan mengontrol emosi yang buruk dapat dapat merugikan diri sendiri maupun disekitarnya.

Ingatlah bahwa emosi negatif seperti marah, sedih dan kecewa itu perlu diekspresikan. Jangan pernah kamu pendam karena hanya akan memperpuruk keadaan. Namun salurkanlah emosi negatif itu dengan cara yang benar, yang tidak menyakiti dirimu sendiri dan orang lain.

Jika kamu pendam terus-menerus emosi negatif tersebut, maka semakin lama akan semakin penuh hingga meluap tidak terkontrol.

Depresi

Orang yang depresi memiliki gejala seperti suasana hati yang buruk, perasaan putus asa dan kemarahan yang tidak biasa. Ketika orang depresi melampiaskan kemarahannya maka akan menghasilkan situasi yang sangat buruk.

Mereka yang depresi akan sangat sensitif dengan hal yang kecil. Mereka bahkan akan marah secara berlebihan untuk alasan yang sepele. Selain itu, sekalinya mereka marah akan sangat meledak-ledak tanpa kontrol. Hal ini karena mereka sulit mengelola kemarahan mereka sendiri.

Gangguan Eksplosif Intermiten (IED)

Gangguan eksplosif intermiten adalah gangguan emosi yang menunjukkan gejala kemarahan yang meledak-ledak dan perilaku agresif yang berulang. Penderita gangguan eksplosif intermiten sering memunculkan ciri-ciri seperti orang yang tidak sabaran dan kompulsif. Mereka sering kehilangan kesabaran saat mengemudi. Mereka juga sering berteriak pada orang lain dan melempar barang.

Autisme

Autisme memang merupakan gangguan mental yang sering di identifikasi bagi anak-anak. Namun anak-anak autisme yang sudah dewasa akan tetap memunculkan gejala-gejala autisme seperti di masa kanak-kanak. Mereka bisa mengalami tantrum saat mereka merasa tidak nyaman ataupun terdapat sumber dari tantrum itu sendiri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Menangani Orang Dewasa Yang Tantrum. Cobalah Belajar Mengontrol Emosimu.

Saat mengalami tantrum, autisme akan menunjukkan emosi yang meledak-ledak, menangis, berteriak, bahkan memecahkan barang di sekitarnya. Perlu penanganan khusus untuk mengendalikan orang dewasa autisme agar tidak melukai diri sendiri maupun orang lain. Hal ini karena tenaga orang dewasa cenderung lebih besar daripada anak-anak autisme.

Emotional Immaturity

Emosional immaturity atau ketidakdewasaan secara emosional. Mereka yang belum siap menjadi dewasa namun tidak mampu melawan waktu. Mereka memang memiliki usia dewasa, tetapi menunjukkan sikap seperti anak kecil.

Layaknya seperti anak kecil yang memiliki emosi egosentrisme, tidak mau mengalah, tidak mau menerima kesulitan atau penolakan, dan tidak mau menghadapi kekecewaan. Mereka tidak bisa mengontrol emosi mereka sendiri dan tidak mau menerima kenyataan yang ada.

Terdapat beberapa faktor orang yang memiliki emosional immaturity hingga dewasa adalah pola asuh orang tua yang terlalu memanjakannya.

Unforgiveness

Tantrum merupakan emosi negatif, seperti kemarahan dan kekecewaan yang terus bertahan hingga waktu yang lama. Emosi negatif tersebut bisa didapatkan dari individu yang tidak mau memaafkan orang lain. Sehingga perasaan kebencian terhadap orang lain akan semakin besar dan menumpuk.

Ketika terdapat sedikit kesalahan pada orang tersebut, maka kamu akan melampiaskan kemarahan atau dendamu secara berlebihan terhadap orang tersebut.

Namun proses memaafkan orang lain adalah proses yang tidak mudah dan mungkin saja memakan waktu yang cukup lama. Tapi ketika kamu mampu memaafkan orang yang kamu benci. Maka pikiranmu akan lebih tenang.

Stres

Stress sering diidentifikasi dengan penyebab dari segala penyebab gangguan kesehatan seseorang. Karena itu banyak orang yang mengekspresikan emosi meledak-ledak karena berkaitan dengan kondisi mentalnya yang sedang buruk atau sedang stres.

Artikel oleh: Logos Indonesia.