Faktor-Faktor Mansplaining: Pentingnya Kesetaraan Gender dalam Mengatasi Mansplanning

Mansplaining adalah situasi pria menganggap diri mereka lebih berpengetahuan daripada wanita. Maka solusinya perlu kesetaraan gender.

Relationship, Sosial2008 Views

Logos Indonesia – Apakah kamu pernah merasa tidak dihargai saat berbicara tentang suatu topik dengan teman atau kolega pria? Atau mungkin kamu merasa seolah-olah kamu tidak dianggap kompeten dan pengetahuanmu dipandang sebelah mata?

Jika pernah, mungkin kamu telah mengalami mansplaining. Mansplaining adalah fenomena di mana pria menganggap diri mereka lebih berpengetahuan daripada wanita. Bahkan ketika wanita tersebut memiliki pengetahuan atau pengalaman yang sama atau lebih tinggi.

Namun, apa faktor-faktor yang menyebabkan mansplaining terjadi? Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor yang memicu terjadinya mansplaining.

Patriarki

Salah satu faktor utama yang menyebabkan mansplaining adalah struktur patriarki dalam masyarakat kita. Budaya patriarki mempromosikan ide bahwa laki-laki lebih cerdas dan berkuasa daripada perempuan. Akibatnya banyak laki-laki merasa berhak untuk mengambil alih percakapan atau memberikan penjelasan bahkan jika tidak diminta.

Untuk mengatasi faktor patriarki yang memicu mansplaining, perlu dilakukan pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender. Perlunya menghilangkan stereotip dan prasangka gender yang berakar dalam masyarakat kita. Selain itu, perlu memberikan kesempatan yang sama untuk perempuan dan laki-laki dalam segala aspek kehidupan. Tidak terkecuali dalam dunia kerja, pendidikan, dan politik. Perlu juga menumbuhkan sikap empati dan mendengarkan aktif terhadap perempuan. Selain itu, memberikan apresiasi atas kontribusi dan keberhasilan yang mereka capai.

Ketidaksadaran

Mansplaining juga dapat terjadi karena kurangnya kesadaran tentang kesetaraan gender dan ketidakpedulian terhadap perspektif perempuan. Beberapa laki-laki mungkin tidak menyadari bahwa perilaku mereka merendahkan atau merugikan perempuan. Mereka tidak peduli dengan perspektif perempuan dan merasa bahwa pengalaman atau pandangan mereka lebih penting.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mansplaining: Ketika Pria Merasa Lebih Pintar dari Wanita.

Untuk mengatasi kurangnya kesadaran tentang kesetaraan gender dan ketidakpedulian terhadap perspektif perempuan, perlu dilakukan pendidikan dan kampanye tentang kesetaraan gender. Selain itu, menumbuhkan empati, memberikan kesempatan yang sama untuk perempuan dan laki-laki dalam segala aspek kehidupan. Kemudian, memberikan apresiasi atas kontribusi dan keberhasilan yang mereka capai.

Kebiasaan

Mansplaining juga dapat menjadi kebiasaan yang sulit diubah bagi beberapa laki-laki. Beberapa orang mungkin telah melakukan hal ini selama bertahun-tahun dan menganggapnya sebagai bagian dari kepribadian mereka. Ini dapat membuat mereka sulit untuk menyadari bahwa perilaku mereka salah dan merugikan orang lain.

Untuk mengubah kebiasaan mansplaining, laki-laki perlu meningkatkan kesadaran dan memperhatikan perspektif perempuan. Dengan mendengarkan secara aktif dan memberikan ruang untuk perempuan untuk berbicara. Selain itu, laki-laki juga perlu belajar untuk mengakui privilie mereka. Merespons kritik dengan terbuka serta mengubah perilaku mereka secara bertahap.

Komunikasi Yang Tidak Efektif

Komunikasi yang tidak efektif dapat memicu mansplaining. Beberapa laki-laki mungkin merasa perlu untuk memberikan penjelasan secara terperinci atau memasukkan banyak detail ketika sebenarnya tidak diperlukan. Ini dapat membuat percakapan terasa lambat atau membosankan bagi wanita. Hal ini yang mungkin merasa dianggap tidak mampu mengikuti percakapan.

Untuk menghindari komunikasi yang tidak efektif yang dapat memicu mansplaining. Maka perlu dilakukan praktik mendengarkan aktif dan memahami perspektif lawan bicara dengan baik. Selain itu, hindari menganggap remeh atau merendahkan pengalaman atau pengetahuan orang lain. Gunakan bahasa yang jelas, konkret, dan mudah dipahami untuk menghindari kebingungan atau kesalahpahaman.

Baca Artikel Lainnya: Bagaimana Cara Menghadapi Situasi Mansplanning?

Selain itu, mengatasi komunikasi yang tidak efektif yang memicu mansplaining, perlu dilakukan pendekatan komunikasi yang baik dan aktif antara pembicara dengan pendengar. Pembicara perlu berbicara secara jelas dan terstruktur. Sementara pendengar perlu memperhatikan pembicaraan secara aktif dan memberikan feedback yang tepat. Juga perlu diingat untuk menghindari penggunaan bahasa dan perilaku yang merendahkan atau mendiskreditkan orang lain.

Kebutuhan Untuk Validasi

Beberapa laki-laki mungkin merasa perlu untuk memperlihatkan diri mereka lebih pintar atau berpengetahuan daripada perempuan. Terutama jika mereka merasa terancam oleh keberhasilan atau kompetensi perempuan. Mereka dapat menggunakan mansplaining sebagai cara untuk mendapatkan validasi atau pengakuan dari orang lain.

Untuk mengatasi penggunaan mansplaining sebagai cara untuk mendapatkan validasi atau pengakuan dari orang lain. Maka perlu dilakukan pendekatan yang berfokus pada memberikan pengakuan yang layak untuk kontribusi dan keberhasilan yang dicapai oleh semua orang, tanpa memandang gender. Selain itu, laki-laki perlu belajar untuk memperkuat rasa percaya diri mereka sendiri tanpa harus merendahkan atau mendominasi orang lain.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Tanda-Tanda Keluarga Yang Toxic. Apakah Keluargamu Salah Satunya?

Selain itu, perlu diingatkan bahwa validasi seharusnya datang dari hasil kerja dan kompetensi, bukan dari dominasi atau pembenaran atas tindakan yang tidak tepat. Mansplaining memang merupakan fenomena yang sulit diatasi. Karena sifatnya yang terkait dengan asumsi dan perilaku yang sulit diubah. Namun, dengan memahami faktor-faktor yang menyebabkan mansplaining. Kiita dapat mulai mengambil tindakan untuk mengubah budaya yang merugikan dan memperjuangkan kesetaraan gender.

Artikel oleh: Logos Indonesia.