Kenapa Kamu Merasa Tidak Cukup Produktif Saat Memiliki Banyak Pekerjaan?

Jadi, merasa tidak cukup produktif meski sudah mengerjakan banyak pekerjaan bisa jadi adalah pertanda kamu mengalami Productivity Dysmorphia.

Klinis, PIO2720 Views

Logos Indonesia – Banyak tugas yang harus diselesaikan, tenggat waktu yang mengejar, tekanan lingkungan kerja. Siapa yang tidak merasa cemas dan stres dengan ketentuan-ketentuan tersebut? Apalagi, terkadang merasa tidak cukup produktif meski sudah mengerjakan banyak pekerjaan. Kondisi itu bisa jadi disebabkan oleh ‘Productivity Dysmorphia’.

Productivity Dysmorphia adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi dimana seseorang merasa tidak cukup produktif. Walaupun sebenarnya mereka telah mengerjakan banyak hal. Mereka cenderung tidak pernah puas dengan apa yang telah mereka kerjakan. Sehingga selalu merasa seolah-olah mereka bisa melakukan lebih banyak lagi.

Dalam artikel ini, kita akan menjawab pertanyaan, kenapa kamu merasa tidak cukup produktif saat memiliki banyak pekerjaan? Dengan membahas penyebab dan dampak yang melandasinya.

Penyebab Kamu Merasa Tidak Cukup Produktif

Ketika kita memiliki banyak pekerjaan atau tugas yang harus diselesaikan, seringkali kita merasa tidak cukup produktif. Rasa ini bisa muncul karena beberapa alasan. Pertama, standar sosial yang tinggi dalam masyarakat saat ini. Standar sosial yang tinggi membuat kita selalu merasa harus mencapai kesuksesan dan produktivitas yang tinggi. Media sosial dan lingkungan sekitar sering menampilkan kesan bahwa orang lain mampu melakukan banyak hal dalam waktu singkat. Sehingga kita merasa tertekan untuk mengejar standar tersebut.

Kedua, perbandingan dengan orang lain dapat menyebabkan perasaan kurang produktif. Ketika melihat teman atau kolega yang tampaknya lebih produktif. Sehingga kita cenderung merasa tidak cukup berkontribusi atau kurang berharga. Padahal, setiap orang memiliki ritme dan cara kerja yang berbeda. Jadi jangan membandingkan diri dengan orang lain. Karena hal itu hanya meningkatkan ketidakpuasan terhadap diri sendiri.

Terakhir, terlalu fokus pada hasil akhir daripada proses. Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak puas terhadap produktivitas kita. Kita cenderung melebih-lebihkan tugas dan berusaha bekerja lebih keras dan lebih lama. Meskipun hasil yang dicapai sebenarnya sudah baik. Hal ini membuat kita terjebak dalam siklus bekerja tanpa henti. datn kurang merasa puas dengan hasil kerja yang telah kita capai.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Menghentikan Productivity Anxiety agar Tetap Produktif yang Bahagia

Semuanya ini menciptakan Productivity Dysmorphia, yaitu pandangan negatif dan distorsi terhadap tingkat produktivitas diri sendiri. Pahamilah bahwa kita adalah manusia dan memiliki keterbatasan. Lebih baik fokus pada pencapaian pribadi dan belajar untuk menghargai proses daripada hanya mengandalkan hasil akhir semata. Dengan menerima dan menghargai diri sendiri, kita dapat mengatasi perasaan tidak cukup produktif. Akhirnya kita bisa mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hidup. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab Productivity Dysmorphia, antara lain:

  1. Tekanan Lingkungan Kerja. Salah satu penyebab utama adalah tekanan lingkungan kerja yang menuntut produktivitas tinggi. Kamu merasa harus selalu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan kualitas yang bagus. Sehingga jika tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut, kamu akan merasa tidak cukup produktif.
  1. Membandingkan Diri Dengan Orang Lain. Mungkin kamu sering melihat teman atau kolega yang sepertinya lebih produktif dan mampu menyelesaikan banyak pekerjaan. Membandingkan diri dengan orang lain dapat menciptakan rasa inferior dan merasa kurang produktif.
  1. Harapan yang Terlalu Tinggi. Harapan atau standar yang kamu tetapkan terlalu tinggi juga bisa menjadi penyebab. Misalnya, kamu menargetkan menyelesaikan banyak pekerjaan dalam satu hari. Namun nyatanya tidak mampu memenuhinya. Hal ini tentu membuat kamu merasa tidak cukup produktif.

Dampak Productivity Dysmorphia

Productivity Dysmorphia tidak hanya berdampak pada penurunan produktivitas, tetapi juga berpotensi mengganggu kesehatan mental. Beberapa dampaknya antara lain meningkatkan stres, menurunkan kepercayaan diri, hingga depresi.

  1. Stres: Merasa tidak cukup produktif dan selalu berusaha untuk menjadi lebih produktif dapat meningkatkan tingkat stres yang dirasakan. Tekanan untuk mencapai standar tertentu atau menyelesaikan banyak tugas dalam waktu singkat dapat menyebabkan perasaan tegang dan khawatir.
  2. Rasa Kurang Percaya Diri: Productivity Dysmorphia dapat mengurangi rasa percaya diri seseorang. Ketika kita selalu merasa tidak cukup produktif, kita cenderung meragukan kemampuan dan potensi diri sendiri. Hal ini dapat mengganggu kinerja dan kemampuan kita untuk mencapai tujuan.
  3. Depresi: Jika Productivity Dysmorphia tidak diatasi dengan tepat dan dibiarkan berlarut-larut, maka kondisi ini bisa berpotensi menyebabkan depresi. Merasa tidak puas dengan diri sendiri dan terus menerus merasa tidak produktif dapat menyebabkan perasaan sedih yang berlebihan. Hingga akhirnya kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.

Jadi, merasa tidak cukup produktif meski sudah mengerjakan banyak pekerjaan bisa jadi adalah pertanda kamu mengalami Productivity Dysmorphia. Penting untuk mengenali dan mengatasi kondisi ini. Karena bisa berpengaruh buruk bagi kesehatan di tempat kerja. Ingatlah selalu bahwa setiap individu memiliki kapasitas dan ritme kerja masing-masing. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Berikan apresiasi pada setiap proses dan hasil yang telah kamu capai. Kamu sudah melakukan yang terbaik!

Baca Artikel Kami Lainnya: Inilah 6 Tanda Kamu Memiliki Produktivitas Yang Baik

Artikel oleh: Logos Indonesia.