Pahami Pengertian Fobia Sosial dan Contohnya

Banyak orang di luar sana yang mungkin tanpa sadar sedang mengalami fobia sosial. Jadi apa itu fobia sosial? Mari kita bahas!

Klinis, Sosial2598 Views

Logos IndonesiaPernah mendengar istilah “fobia sosial”? Jika kamu belum pernah, yuk, kita pelajari bersama di artikel ini.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Perbedaan Orang Yang Fobia Dan Rasa Takut Biasa

Fobia sosial, meski terdengar sederhana, sebenarnya adalah sebuah persoalan yang cukup serius dan bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Banyak orang di luar sana yang mungkin tanpa sadar sedang mengalami fobia sosial. Jadi, dengan membaca informasi ini bukan hanya menambah wawasan, tapi juga bisa membantu orang di sekitar kita.

Memahami fobia sosial penting lho. Karena dengan pengetahuan ini, kita bisa lebih waspada terhadap kemungkinan munculnya fobia sosial pada diri sendiri atau orang lain. Dari situ, kita bisa lebih proaktif mencari solusi dan dukungan yang diperlukan.

Pengertian Fobia Sosial

Ok, sekarang kita sampai pada bagian inti: apa itu fobia sosial? Fobia sosial, juga dikenal sebagai gangguan kecemasan sosial. Fobia sosial adalah kondisi di mana seseorang merasa takut yang berlebihan dan cemas ketika berada di situasi sosial. Ini bukan hanya rasa malu atau kecanggungan biasa, lho. Orang dengan fobia sosial merasa sangat khawatir tentang dipermalukan atau dihakimi oleh orang lain.

Bayangkan, kamu diundang ke sebuah pesta. Alih-alih merasa senang dan bersemangat, kamu malah merasa cemas, takut, dan mungkin mencari alasan untuk tidak pergi. Itulah salah satu contoh yang mungkin dirasakan oleh seseorang dengan fobia sosial.

Fobia sosial bukanlah hal yang jarang. Fakta menunjukkan bahwa sekitar 7-13% dari populasi di dunia mengalami fobia sosial di titik tertentu dalam hidup mereka. Yup, kamu tidak sendirian jika merasakan hal ini. Yang penting, kita perlu memahami bahwa ada bantuan yang tersedia dan kondisi ini bisa dikelola dengan baik.

Gejala-Gejala Fobia Sosial

 

Nah, setelah kita mengetahui apa itu fobia sosial, sekarang saatnya kita membahas gejala-gejalanya. Bagaimana kita bisa tahu jika seseorang mengalami fobia sosial? Fobia sosial bisa bermanifestasi dalam bentuk gejala fisik dan psikologis. Mari kita bahas satu per satu.

Orang yang mengalami fobia sosial bisa merasakan beberapa gejala fisik, seperti:

  1. Jantung berdebar-debar
  2. Berkeringat
  3. Merasa gemetar atau gugup
  4. Sulit bernapas atau sesak napas
  5. Mual atau sakit perut
  6. Pusing atau merasa ringan kepala

Gejala-gejala ini bisa sangat mengganggu dan membuat seseorang semakin cemas dalam situasi sosial.

Selain gejala fisik, fobia sosial juga menimbulkan gejala psikologis. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Rasa cemas yang berlebihan terhadap situasi sosial
  2. Takut dihakimi, diejek, atau dikritik oleh orang lain
  3. Khawatir akan mempermalukan diri sendiri
  4. Menghindari situasi sosial yang menakutkan, seperti acara atau pertemuan
  5. Merasa sangat ingin menyembunyikan diri atau menghilang saat berada di situasi sosial yang mencemaskan

Efek Fobia Sosial pada Kehidupan Sehari-hari

Fobia sosial bukan hanya masalah tentang perasaan cemas atau takut saja. Kondisi ini juga bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti:

  1. Kesulitan dalam menjalin hubungan pertemanan
  2. Kinerja yang terpengaruh di sekolah atau tempat kerja
  3. Menghindari kegiatan sosial atau kelompok
  4. Rasa percaya diri yang rendah
  5. Ketidakbahagiaan atau depresi

Perlu diingat bahwa gejala dan efek ini bisa dikelola dengan bantuan yang tepat dan dukungan dari orang-orang di sekitar kita.

Contoh-Contoh Fobia Sosial

Sekarang, kita akan melihat beberapa contoh fobia sosial dalam kehidupan nyata dan konteks sosial serta kebudayaan. Dengan mengenal dan memahami contoh-contoh ini, kita bisa lebih memahami bagaimana fobia sosial mempengaruhi kehidupan seseorang.

Contoh 1:

Rina, seorang mahasiswi berusia 20 tahun, sangat cemas saat harus presentasi di depan kelas. Dia merasa sangat gugup hingga jantungnya berdebar kencang, tangannya gemetar, dan suaranya serak. Rina selalu berusaha menghindari presentasi sebisa mungkin dan memilih tidak berpartisipasi dalam kegiatan kelompok agar tidak menjadi pusat perhatian.

Contoh 2:

Andi, seorang laki-laki berusia 35 tahun, merasa takut dan cemas saat harus menghadiri acara pernikahan temannya. Dia khawatir akan menodai pakaian dengan makanan atau menumpahkan minuman saat berkendara. Akhirnya Andi memutuskan untuk tidak menghadiri acara tersebut, dan ini bukanlah pertama kalinya dia menghindari acara sosial.

Contoh 3:

Fobia sosial bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja, dan di berbagai budaya. Namun, bagaimana fobia sosial dipahami atau dikelola mungkin berbeda dalam konteks sosial dan kebudayaan.

Di Jepang, fenomena ‘Hikikomori‘ adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang mengasingkan diri dari kehidupan sosial sepenuhnya. Meskipun tidak semuanya disebabkan oleh fobia sosial, banyak di antara mereka yang menghindari interaksi sosial. Hal ini karena rasa cemas dan kekhawatiran tentang dihakimi atau diejek oleh orang lain.

Contoh 4:

Di Amerika atau negara barat, budaya yang menghargai ekspresi diri dan percaya diri mungkin menyebabkan orang-orang dengan fobia sosial. Mereka merasa lebih tertekan atau khawatir tentang bagaimana mereka dilihat oleh orang lain. Karena kecenderungan budaya tersebut, orang dengan fobia sosial mungkin merasa lebih sulit untuk berbicara tentang perasaan mereka atau mencari bantuan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Aphantasia: Apa yang Terjadi Ketika Otak Tidak Bisa Berimajinasi

Artikel oleh: Logos Indonesia.