Penyebab Parafilia Berdasarkan Psikodinamika dan Biologis

Penyebab atau etiologi dari parafilia Berdasarkan psikodinamika dan faktor biologis dapat menjelaskan kenapa seseorang mengalami parafilia.

Klinis2178 Views

Logos Indonesia – Parafilia adalah kondisi di mana seseorang memperoleh kepuasan seksual dari tindakan atau benda yang dianggap tidak umum oleh kebanyakan orang. Kondisi ini memengaruhi sekitar 1-2% dari populasi dewasa. Tetapi penyebabnya belum sepenuhnya dipahami.

Kamu mungkin bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menyebabkan parafilia? Ada beberapa faktor yang diketahui dapat memengaruhi seseorang mengembangkan parafilia, termasuk faktor genetik, lingkungan, dan faktor psikologis.

Faktor genetik dapat berperan dalam pengembangan parafilia. Beberapa studi menunjukkan bahwa ada kemungkinan bahwa parafilia dapat diwariskan dari orang tua ke anak-anak mereka. Meskipun demikian, pengaruh genetik pada parafilia masih belum sepenuhnya dipahami.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Jenis-Jenis Parafilia.

Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi pengembangan parafilia. Misalnya, seseorang yang telah mengalami pelecehan seksual atau pengalaman seksual yang tidak sehat pada masa kecilnya. Orang tersebut dapat meningkatkan risiko untuk mengembangkan parafilia di kemudian hari. Selain itu, paparan pada materi seksual yang tidak biasa atau ekstrem juga dapat memengaruhi perkembangan parafilia.

Faktor psikologis juga memainkan peran penting dalam pengembangan parafilia. Beberapa kondisi mental, seperti gangguan kepribadian dan gangguan obsesif-kompulsif, diketahui berhubungan dengan parafilia. Orang yang mengalami depresi, kecemasan, atau stres yang tinggi juga lebih cenderung mengalami parafilia.

Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan parafilia. Tidak semua orang yang terpapar pada faktor-faktor ini akan mengembangkan kondisi ini. Pengalaman seksual yang tidak biasa atau ekstrem pada diri seseorang, tidak selalu berarti bahwa mereka mengalami parafilia.

Kita semua berbeda dalam hal preferensi seksual. Selama tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain, tidak ada yang salah dengan itu. Penting bagi kita untuk memahami bahwa parafilia bukanlah pilihan. Tetapi kondisi yang kompleks dan memerlukan dukungan dan pengobatan yang tepat.

Jadi, jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami parafilia. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Kita harus memperlakukan kondisi ini dengan cara yang sama seperti kita memperlakukan kondisi medis lainnya. Dengan belajar dan memahami serta membuka diri untuk diskusi dan pengobatan yang efektif.

Penyebab Parafilia Berdasarkan Psikodinamika

Psikodinamika adalah teori psikologi yang menekankan pentingnya pengalaman masa lalu dan konflik tidak sadar dalam membentuk kepribadian seseorang. Dalam sudut pandang psikodinamika, penyebab parafilia terkait dengan konflik emosional dan pengalaman masa lalu yang belum terpecahkan. Sehingga memengaruhi cara seseorang memahami dan merespons gairah seksual.

Menurut teori psikodinamika, pengalaman masa kecil yang buruk, seperti pelecehan seksual atau kurangnya perhatian dari orang tua, dapat menyebabkan konflik emosional. Kemudian mempengaruhi perkembangan seksual seseorang. Konflik emosional ini dapat memicu mekanisme pertahanan tidak sadar. Seperti proyeksi atau pengendalian, yang memengaruhi cara seseorang merespons gairah seksual.

Dalam kasus parafilia, konflik emosional dapat berkaitan dengan rasa bersalah atau kecemasan yang terkait dengan pengalaman seksual. Sehingga memunculkan dorongan seksual yang tidak umum. Seseorang dengan parafilia mungkin mengalami konflik antara dorongan seksual yang kuat dan rasa bersalah. Perasaan kecemasan yang disebabkan oleh dorongan tersebut.

Baca Artikel Kami Lainnya: Fakta Dan Mitos Tentang Fetis.

Teori psikodinamika juga mengajukan bahwa seseorang dengan parafilia mungkin menggunakan tindakan atau benda yang tidak umum sebagai mekanisme pertahanan untuk mengatasi rasa bersalah atau kecemasan yang terkait dengan dorongan seksual mereka. Dalam hal ini, parafilia dapat berfungsi sebagai cara untuk menghindari perasaan yang tidak menyenangkan, meskipun hanya sementara.

Dalam pengobatan parafilia, pendekatan psikodinamika dapat membantu seseorang memahami dan mengatasi konflik emosional yang mendasari dorongan seksual mereka. Terapi dapat membantu seseorang memecahkan blokade emosional dan meningkatkan kesadaran diri mereka. Sehingga mereka dapat mengatasi rasa bersalah atau kecemasan yang terkait dengan dorongan seksual mereka. Terapis juga dapat membantu seseorang mengembangkan mekanisme pertahanan yang lebih sehat dan cara-cara untuk mengekspresikan dorongan seksual yang aman dan memuaskan.

Penyebab Parafilia Berdasarkan Biologis

Etiologi atau penyebab parafilia menurut sudut pandang biologis masih menjadi perdebatan dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor biologis seperti genetik dan neurobiologi dapat berperan dalam pengembangan parafilia.

Penelitian genetik menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam pengembangan parafilia. Terutama pada parafilia yang lebih jarang terjadi seperti pedofilia dan fetishisme. Studi tentang kembar identik menunjukkan bahwa ada kemungkinan lebih besar untuk kedua saudara kembar memiliki gangguan parafilia dibandingkan dengan kembar fraternal.

Selain itu, penelitian neurobiologi menunjukkan bahwa perbedaan dalam struktur dan fungsi otak dapat berkontribusi pada pengembangan parafilia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan parafilia memiliki perbedaan dalam aktivitas otak dan respons terhadap rangsangan seksual yang tidak konvensional. Hal ini mungkin terkait dengan perbedaan dalam sirkuit otak dan neurotransmiter yang memainkan peran dalam dorongan seksual.

Namun, penting untuk dicatat bahwa faktor biologis hanyalah salah satu dari beberapa faktor yang berkontribusi pada pengembangan parafilia. Beberapa faktor lingkungan dan psikologis juga dapat memainkan peran penting dalam pengembangan parafilia.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Parafilia? Fantasi Seksual Yang Tidak Lazim.

Dalam pengobatan parafilia, pendekatan biologis dapat digunakan sebagai pendekatan yang terintegrasi dengan pendekatan psikologis. Penggunaan terapi hormon, seperti pengurangan kadar testosteron, dapat membantu mengurangi dorongan seksual yang tidak biasa pada beberapa orang dengan parafilia. Namun, penggunaan terapi hormonal ini masih kontroversial dan perlu dievaluasi lebih lanjut.

Artikel oleh: Logos Indonesia.