Biografi Singkat John B Watson dan Eksperimen Little Albert

Biografi singkat John B Watson dan eksperimen Little Albert. Rasa takut yang diciptakan dari situasi yang dikondisikan.

Tokoh5880 Views

Logos Indonesia Salah satu tokoh psikologi aliran behaviorisme yang terkenal adalah John Watson. Ia dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Ia juga juga terkenal dengan eksperimen little Albert. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai biografi singkat dari tokoh John Watson dan eksperimen mengenai little Albert.

Biografi Singkat John Watson

John B Watson.

Watson memiliki nama lengkap John Broades Watson. Ia lahir pada tanggal 9 Januari 1878 di Greenville. Dan meninggal pada tanggal 25 September 1958 di New York City. Dalam pendidikannya, Watson belajar Ilmu filsafat di University of Chicago. Pada tahun 1903, Watson mendapatkan gelar Ph. D dengan disertasi berjudul “Animal Education”. Melalui disertasinya tersebut, Ia dikenal sebagai peneliti yang banyak melakukan penelitian tentang psikologi binatang.

Watson menjadi profesor dalam psikologi eksperimen dan psikologi komparatif di John hopkins University di Baltimore pada tahun 1908. Pada tahun tersebut juga Watson menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut. Karena beberapa alasan akhirnya Watson meninggalkan universitas tersebut dan mulai bekerja di bidang psikologi konsumen pada tahun 1920 – 1945.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pandangan B. F. Skinner Sebagai Pelopor Behavioristik.

Karya Watson yang paling terkenal berjudul “Psychology As The Behaviourist View It” yang diterbitkan pada tahun 1913. Watson memiliki pandangan tentang psikologi yang harus menjadi ilmu objektif. Penggunaan metode introspeksi, menurutnya tidak sesuai dengan ilmu psikologi. Pemikirannya terkait psikologi yang objektif harus mampu dipelajari seperti ilmu alam atau ilmu pasti.

Behaviorisme merupakan aliran yang berfokus pada pengalaman sadar. Watson menolak metode ortodoksi, yang dianggap tidak ilmiah. Watson memberikan usulan agar psikologi lebih berfokus pada perilaku yang dapat diamati atau diukur.

Untuk menerapkan ide tentang Psikologi itu sendiri, Watson membuat eksperimen Little Albert pada tahun 1920. Iya ingin membuktikan bahwa ilmu psikologi bisa dipelajari seperti ilmu pasti.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Ivan Petrovich Pavlov Dan Eksperimen Anjing Pavlov.

Watson merupakan orang yang produktif dalam mengembangkan diri dan keilmuannya. Setelah berhenti dari kehidupan akademisi, Watson memfokuskan diri pada penulisan yang diterbitkan dalam bentuk buku. Isi dari buku tersebut lebih berfokus pada hasil eksperimen yang telah ia lakukan.

Buku-buku tersebut dapat dibaca oleh orang awam untuk menjelaskan cara kerja ketakutan dan reaksi emosi lainnya bisa dipelajari. Selain itu, ketakutan dan emosi tersebut dapat dikontrol dan dikurangi secara perlahan. Melalui bukunya tersebut, Watson Memberikan ilmu dengan bahasa yang mudah diterima oleh orang awam.

Eksperimen Little Albert

Eksperimen Little Albert. Image by Sprouts.

Seperti yang telah disebutkan, bahwa eksperimen Little Albert yang dilakukan oleh Watson menjadi salah satu kontribusi yang besar dalam perkembangan aliran behaviorisme. Pada tahun 1920, Watson melakukan eksperimen Little Albert di University John Hopkins.

Dalam penelitian tersebut, Watson ingin menunjukkan bahwa ilmu sains bisa digabungkan dengan ilmu psikologi. Penggabungan kedua ilmu ini karena berkaitan dengan pembelajaran manusia.

Subjek dari penelitian tersebut adalah bayi berusia 11 bulan bernama Albert, B. Pada awalnya, Albert tidak takut dengan tikus putih. Kemudian Watson ingin mengetahui, apakah rasa takut bisa ditanamkan atau diciptakan ke diri Albert?

Dari rasa ingin tahu itu, Watson mulai melakukan serangkaian eksperimen. Bagaimana caranya untuk menciptakan ketakutan ke Diri Albert terhadap tikus putih?

Cara yang WhatsApp melakukan adalah dengan mendekatkan Albert dengan tikus putih itu. Awalnya Albert mengelus-ngelus tikus putih itu tanpa rasa takut. Namun ketika diiringi dengan pukulan palu baja yang tepat di belakang kepala Albert. Suara menggelegar, rasa kaget yang dirasakan oleh Albert menciptakan rasa takut. Reaksi yang Albert munculkan adalah rasa takut dan tertekan terhadap suara keras tersebut.

Proses tersebut diulangi kembali hingga tujuh kali, yaitu Albert di depan Albert adalah tikus putih yang diiringi suara keras sebanyak tujuh kali. Hasilnya adalah Albert merasa takut dengan tikus putih yang ada di depannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Edward Thorndike Dan Eksperimen Kucing Di Dalam Kotak.

Selain itu, Albert juga menunjukkan ketakutan yang sama terhadap stimulus yang serupa seperti kelinci dan mantel berbulu putih. Reaksi ketakutan tersebut memiliki tingkat ketakutan yang sama namun melalui objek yang berbeda. Hal ini disebut sebagai ketakutan yang di generalisasi.

Sayangnya, eksperimen ini memiliki banyak kritikan. Hal ini karena kondisi bayi Albert yang tidak dipulihkan kembali seperti sebelum melakukan eksperimen yang dilakukan oleh Watson. Jika tidak ditangani lebih lanjut. Maka, bayi Albert akan terus merasa ketakutan pada tikus putih hingga dewasa.

Terlepas dari kritikan itu semua, hasil eksperimen yang dilakukan oleh Watson ini memberikan bukti pertama kalinya respon terkondisikan pada manusia. Selain itu dalam penelitian ini juga pertama kali menunjukkan kondisi psikologis yang berlanjut tanpa merujuk pada kondisi mental internal.

Asnawi, Ahmad. (2019). 50 Tokoh Psikologi Dunia: Gagasan Dan Pemikiran Mereka. Jawa Tengah: Desa pustaka Indonesia.

Artikel oleh: Logos Indonesia.