Logos Indonesia – Robert C. Bolles merupakan tokoh psikologi yang terkenal dengan teori psikologi evolusionernya. Mari kita bahas biografi singkat dan konsep dasar dari teori belajar Bolles.
Biografi Singkat Robert C. Bolles
Robert C. Bolles lahir di Sacramento, California pada tahun 1928. Pada masa kecilnya, dirinya menempuh pendidikan di rumah sampai usia 12 tahun. Kemudian pada tahun 1948, Bolles menerima gelar B. A. di Stanford University. Kemudian setelah setahun kemudian, dirinya meraih gelar magister di bidang matematika di Stanford University.
Setelah lulus dari Stanford University, Bolles bekerja di Naufal radiological defense laboratority di San Fransisco, California. Di sana dirinya bertemu dengan John Garcia yang akan menjadi sahabat sepanjang hidupnya. John Garcia ini nantinya menjadi penemu dari efek Garcia.
Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Hildegard Peplau.
Ketika pertama kali bertemu dengan John Garcia. Bolles segera bergabung dalam program studi psikologi di Berkeley. Di mana Pada saat itu mereka akan diajar di bawah pimpinan Tolman. Pada saat itu, John Garcia berasal dari University of California di Berkeley dari jurusan Psikologi. Selama menempuh kuliah jurusan Psikologi ini, Bolles dan Lewis Petrinovich melakukan eksperimen yang memicu adanya teori belajar evolusioner.
Pada tahun 1956, Bolles meraih gelar Ph. D. Setelah itu dirinya bekerja di University Pennsylvania dan berlanjut ke Princeton University. Kemudian pada tahun 1959, dirinya pindah ke Hollins College. Pada tahun 1964, dirinya mengajar di University Washington hingga pada Tanggal 8 April 1994. University Washington merupakan tempat bekerja terakhirnya hingga dirinya meninggal dunia karena serangan jantung.
Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Harry Harlow dan Penelitiannya Yang Kontroversial.
Selama karirnya, Bolles telah banyak memberikan kontribusi yang besar terhadap teori belajar di bidang psikologi. Bolles sudah menulis sekitar 160 Artikel riset, tiga buku yang sangat berpengaruh hingga sekarang. Selama dirinya bekerja sebagai Editor Animal Learning And Behavior di tahun 1981-1984. Banyak sekali mahasiswanya yang mampu memberikan kontribusi penting dalam mengembangkan proses evolusi dalam pembelajaran.
Konsep Utama Teori Belajar Bolles
Untuk memahami konsep teoritis dari teori belajar yang dikemukakan oleh Robert C. Bolles. Kita harus memahami konsep dari ekspektasi, predisposisi bawaan, motivasi membatasi fleksibilitas respons. Mari kita bahas satu persatu.
Ekspektasi
Menurut Bolles, belajar harus melibatkan adanya ekspektasi atau pengharapan. Ekspektasi yang dimaksud oleh Bolles ini adalah suatu organisme mempelajari suatu kejadian karena mengharapkan kejadian lain setelah adanya kejadian itu. Dengan kata lain, ketika kamu mempelajari sesuatu hal. Maka kamu mengharapkan sesuatu sebagai hasil dari pembelajaran itu.
Jika merujuk pada pengkondisian klasik. Menurut Bolles, pengkondisian klasik merupakan bagian dari ekspektasi yang dipelajari ketika diberikan satu stimulus. Adanya harapan akan terjadinya stimulus lain. Sebagai contoh, ketika kamu melihat kilat, maka kamu mengetahui bahwa setelah kilat akan ada suara petir yang akan mengagetkan dirimu. Suara petir inilah yang menjadi ekspektasi yang dimaksud oleh Bolles.
Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Wolfgang Köhler.
Contoh lainnya pada penelitian Skinner terhadap tikus yang akan tuas. Ketika seorang tikus mempelajari suatu kondisi bahwa menekan tuas akan memunculkan makanan. Maka ketika mempelajari hal tersebut terdapat ekspektasi bahwa dirinya akan mendapat makanan.
Jadi jika berdasarkan teori belajar Bolles, pembelajaran tidak memerlukan penguatan. Tetapi individu mengharapkan eksploitasi timbulnya stimulus lain setelah melakukan stimulus tersebut.
Predisposisi Bawaan
Teori belajar Bolles memiliki pengaruh dari Toman. Walaupun Bolles terinspirasi dari Tolman. Tapi terdapat perbedaan dari kedua teori yang dicetuskan oleh mereka. Jika Tolman berkonsentrasi pada ekspektasi stimulus ke stimulus dan respon ke stimulus yang dipelajari. Sedangkan Bolles menekankan pada ekspektasi stimulus ke stimulus dan respon ke stimulus bawaan terhadap perilaku. Jadi, jika Tolman akibat dari respon stimulus yang dipelajari, sedangkan Bolles berdasarkan respon simulus bawaan.
Salah satu contoh dari stimulus bawaan adalah ketika bayi ketakutan saat mendengarkan suara yang keras. Bayi bersikap seperti itu karena merasa dirinya terancam atau bahaya.
Motivasi Membatasi Fleksibilitas Respon
Ketika banyak toko teoretis behavioral Menolak adanya peran motivasi dalam belajar, seperti teori Guthrie dan Tolman. Bagi Bolles, pembelajaran memerlukan adanya motivasi. Menurut Bolles, antara motivasi dan proses pembelajaran tidak bisa dipisahkan. Namun perlu dipahami terlebih dahulu motivasi secara alamiah dan motivasi organisme yang dipelajari.
Menurut Bolles, organisme yang fleksibel dalam hal ekspektasi stimulus ke stimulus dan ekspektasi respon ke stimulus akan lebih terbatas. Hal ini karena motivasi tersebut akan memunculkan bias respon. Sebagai contoh dalam eksperimen skinner tentang tikus yang menekan kuas mendapatkan makanan. Tikus ini tidak mempelajari cara melarikan diri dari tempat tersebut. Tikus ini diajarkan untuk mendapatkan makanan ketika menekan tuas. Tikus ini tidak pernah belajar untuk berpikir bahwa menekan tuas itu sebagai cara untuk melarikan diri.
Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2008). Teori Belajar, Edisi Ketujuh. Prenadamedia Group: Jakarta.