Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Atau Dua Keyakinan Yang Bertentangan

Cara mengurangi disonansi kognitif atau dua keyakinan yang bertentangan menimbulkan perasaan ketidaknyamanan.

Logos Indonesia Disonansi Kognitif terjadi karena adanya dua keyakinan yang berlawanan untuk menghadapi satu situasi. Karena itu ketegangan psikologis akan terasa sebagai wujud dari dampak kedua Keyakinan yang bertentangan tersebut.

Perasaan dilema merupakan emosi yang sering diucapkan saat merasakan disonansi kognitif ini. Karena itu, orang yang mengalami hal ini akan merasa bingung atas apa yang harus dilakukan untuk situasi tersebut. Mari kita bahas mengenai faktor disonansi kognitif dan cara mengurangi disonansi kognitif tersebut.

Apa yang Menentukan Tingkat Disonansi Kognitif?

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi tingkah disonansi kognitif menurut Festinger. Hal yang utama adalah situasi yang dirasakan saat itu. Berikut ini adalah dua faktor tersebut.

Seberapa Penting Keyakinan Tersebut Terlibat Dalam Situasi Itu

Semakin penting suatu keyakinan menurutnya, maka semakin melekat dalam kognisi seseorang. Hal inilah mempengaruhi pengambil keputusan untuk lebih meyakini dari salah satu keyakinan tersebut. Sebagai contoh, ketika kamu berkeinginan untuk hidup sehat, tapi mash tidak bisa menghindari makananan cepat saji. Apa yang akan kamu lakukan? Apakah meneguhkan diri untuk tidak tergiur dengan makann junk food? Atau tetap memakan makann junk food?

Baca Artikel Kami Lainnya: Teori Disonansi Kognitif Dari Leon Festinger.

Pilihan dari tindakanmu ini tergantung dari situasi tiap orang. Alasan seseorang memiliki keyakinan tersebut jug ikut mempengaruhi. Jika kami dalm situasi tubuh yang sehat dan berat bahan yang tidak obesitas. Maka melanggar sesekali memakan makanan cepat saji, tentu saja tidak memiliki masalah. Tidak ada unsur penting atau alasan yang tinggi untuk tidak memakan makanan junk food.

Tapi jika kamu mengalami obesitas tingkat tinggi yang akan membahayakan kesehatanmu. Maka kamu memiliki alasan yang kuat untuk tidak memakan makanan junk food. Alasan yang berlawanan dengan keinginan ini disebut disonansi.

Rasio Kognisi Konsonan Dan Disonan

Semakin banyak alasan atau keyakinan disonan (berlawanan), maka semakin besar tingkat disonan yang dirasakannya. Sebagai contoh, seseorang yang ingin berhenti merokok (keyakinan 1), tetapi masih sering berada di bar setiap malamnya (keyakinan 2). Selama berada di bar, mungkin saja disonansi kognitif lebih besar dirasakan untuk berkeinginan minum.

Tapi lain cerita jika minum-minuman yang membuat dirinya mabuk hingga lepas kontrol. Kemudian mengakibatkan dirinya kehilangan pekerjaan, menghabiskan uang, dan merusak hubungan pernikahannya. Maka pikirannya untuk berhenti minum akan lebih tinggi dibandingkan keinginan untuk minum kembali.

Bagaimana Disonansi Kognitif Dapat Dikurangi?

Terdapat tiga cara untuk mengurangi disonansi kognitif menurut Festinger. Ketiga cara tersebut sebagai berikut.

Dengan Mengubahnya Menjadi Selaras

Pikiran yang bertentangan akan terus menyiksa dirimu. Karena itu, untuk menguranginya dengan menyelaraskan keyakinan yang berlawanan. Sebagai contoh, ketika terdapat seseorang yang percaya bahwa merokok itu tidak sehat, tapi sangat sulit menghentikan kebiasaan merokok. Keinginan untuk berhenti dan keinginan untuk merokok membuat dirinya frustasi.

Jika pilihanmu adalah terus merokok. Maka ubahlah Pandanganmu tentang merokok itu tidak sehat. Misalkan, Kamu meyakini bahwa merokok itu membuat dirimu rileks, menghilangkan stress dan stress itu adalah sumber penyakitnya. Sehingga, dengan merokok dapat berarti baik untuk kesehatan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Leon Festinger.

Jika kamu memilih untuk berhenti merokok. Maka pertahanan keyakinan bahwa rokok itu menimbulkan penyakit yang parah. Dengan begitu akan menyelenggarakan pandaganmu tentang rokok.

Dengan Mengumpulkan Informasi Terkait

Cara lainnya adalah dengan pembuktian. Kamu bisa mengumpulkan informasi tentang keyakinan yang ingin kamu perkuat dan keyakinan yang ingin kamu lemahkan. Dengan begitu keyaninan yang berlawanan akan selaras. Perasaan dilema juga akan berkurang. Sebagai contoh, kamu bisa mencari bukti di internet tentang dampak buruk dari merokok untuk memperkuat keyaniannya berhenti merokok. Atau mencari informasi tentang manfaat merokok bagi kesehatan untuk meningkatkan diri terus melanjutkan kebiasaan merokoknya. Dengan begitu, ketidaknyamanan yang dirasakan akan memudar. Disonansi Kognitif juga berkurang.

Mengurangi Pentingnya Keyakinan Yang Berlawanan Dengan Alasan

Keyakinan yang berlawanan dapat dikurangi degan menemukan alasan yang kuat tentang keyakinan yang bertentangan itu. Sebagian besar orang akan setuju jika merokok membawa lebih banyak dampak negatif bagi kesehatan dari oada dampak positifnya. Namun, kamu masih belum bisa menghentikan kebiasaan merokok. Untuk mengurangi rasa ketidaknyaman ini, maka menemukan alasan yang tepat untuk bisa terus merokok adalah cara yang banyak digunakan orang yang ingin menyagkal dampak buruk merokok.

Baca Artikel Kami Lainnya: Ini Prinsip Dari Pembelajaran Yang Bermakna Bagi Murid. Terapkanlah Disetiap Pembelajaran Anak.

Kebanyakan orang akan beralasan bahwa merokok merupakan hal yang buruk untuk kesehatan. Tapi, masih banyak hal lain yang mampu memperburuk kesehatan seseorang. Berkendara dengan kecepatan tinggi, mabuk-mabukan, kecelakaan pesawat, kecelakaan lalu lintas juga mampu memperburuk kesehatan, bahkan menyebabkan kematian. Maka dampak negatif merokok itu tidak terlalu penting baginya. Sehingga perasaan gelisah, dilema atau ketidaknyamanan yang dirasakan aka berkurang.

Artikel oleh: Logos Indonesia.