Hubungan Terapeutik Perawat Dan Pasien Yang Dicetuskan Oleh Hildegard Peplau

Terdapat 4 tahapan hubungan perawat dan pasien dalam proses terapeutik, yaitu tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi.

Logos Indonesia – Hildegard Peplau sebagai tokoh yang mencetuskan teori hubungan interpersonal dalam bidang perawat. Menurut Hildegard Peplau, Seorang perawat perlu diberikan pelatihan hubungan terapeutik. Pandangannya ini tidak sari pada kondisi saat itu di mana hubungan antara perawat dan klien bersifat pasif. Perawat hanya memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan perintah dari dokter. Sedangkan pasien secara pasif menerima perawatan dari dokter. Hubungan perawat di sini sangat pasif dan tidak memberikan dukungan psikologis secara positif.

Baca Artikel Kami Lainnya: Teori Hubungan Interpersonal Dari Hildegard Peplau.

Karena itu, peran perawat dapat lebih bermanfaat untuk menunjang perkembangan psikologis selama melakukan terapi terapeutik. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai empat tahapan hubungan terapeutik perawat dan pasien yang dicetus oleh Hildegard Peplau, dan sekilas mengenai teori hubungan interpersonal dari Hildegard Peplau.

Hubungan Terapeutik Perawat Dan Pasien

Fokus dari hubungan terapeutik antara perawat dan pasien adalah hubungan profesional yang terencana untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam bidang terapeutik, perasaan, masalah dan gagasan dari pasien. Semua hal tersebut dibutuhkan interaksi antara perawat dan pasien dengan tujuan yang sama. Untuk mencapai tujuan terapeutik tersebut, diperlukan langkah-langkah yang terorganisir mengikuti pola berurutan.

Dilansir dari Nurses Labs, terdapat 4 fase hubungan perawat dan pasien dalam proses terapeutik. Hildegard Peplau mengurutkan proses terapeutik tersebut dari awal hingga akhir, yaitu tahap orientasi, tahap identifikasi, tahap eksploitasi dan tahap resolusi.

Tahap Orientasi

Tahap orientasi memberikan penjelasan dari perawat kepada pasien mengenai informasi dan hal yang menjadi pertanyaan bagi pasien selama proses terapeutik berlangsung. Karena itu Fase ini merupakan awalan dalam menentukan masalah yang di harus dilalui pasien ketika pertama kali melakukan terapi terapeutik. Pasien pertama kalinya bertemu dengan perawat sebagai orang asing.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Hildegard Peplau.

Sehingga dalam fase ini, akan didefinisikan masalah pasien, memutuskan jenis layanan yang dibutuhkan, bantuan apa yang diperlukan dan pasien menyampaikan apa saja kebutuhan dirinya. Karena baru pertama kali melakukan terapi terapeutik ini, banyak pasien yang mengajukan pertanyaan terkait prasangka dan harapan dari pengalaman masa lalu.

Dari semua yang di pertanyakan oleh pasien, maka perawat harus mendekati dan menjelaskan semua halnya. Perawat harus mengidentifikasi masalah, menggunakan sumber daya dan layanan yang tersedia.

Tahap Identifikasi

Pada tahap identifikasi ini, merupakan keberlanjutan dari tahap orientasi. Tapi identifikasi ini dimulai ketika pasien mulai bekerja sama secara interdependen dengan perawat. Pasien mampu mengungkapkan perasaan mereka dan mulai lebih nyaman berinteraksi dengan perawat.

Pada tahap ini menjadi sarana untuk pemilihan bantuan profesional yang tepat bagi pasien. Di sini pasien sudah mulai berkembang dalam menghadapi masalah mereka. Mereka juga mampu mengurangi perasaan atas ketidakberdayaan dan putus asa dari pengalaman masa lalu mereka.

Tahap Eksploitasi

Tahap eksploitasi menjadikan tahap di mana pasien mampu memanfaatkan sepenuhnya layanan yang ditawarkan dari terapi terapeutik ini. Mereka sudah mampu menggunakan layananan sepenuhnya yang ditawarkan. Kemudian tahap eksploitasi ini juga sebagai sarana penggunaan bantuan profesional untuk mencari solusi alternatif dalam pemecahan masalah.

Terdapat keunggulan pelayanan yang digunakan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pasien. Kemudian pasien merasa dirinya sebagai bagian dari lingkungan yang mensupport dirinya. Di tahap ini, pasien terkadang membuat permintaan kecil atau teknik-teknik yang mereka gunakan untuk menarik perhatian orang lain.

Karena pada tahap ini merupakan tahap eksploitasi. Di mana, informasi pada pasien harus bisa tergali pada tahap ini. Maka penggunaan prinsip-prinsip teknik wawancara harus digunakan untuk keperluan menggali dan memahami permasalahan pasien. Kemudian baru bisa menangani masalah yang dialami oleh pasien.

Karena itu pasien mampu menunjukkan kemandirian dalam menangani masalah secara perlahan-lahan. Perawat harus menyadari bahwa Fase ini merupakan fase penting. Sehingga perawat perlu komunikasi yang terjalin dengan kuat untuk membantu pasien dalam memanfaatkan semua support dan kemajuan menuju tujuan akhir dari terapi terapeutik ini.

Tahap Resolusi

Pada tahap ini pasien sudah mampu secara mandiri menyelesaikan permasalahan mereka. Karena itu tahap resolusi menjadi tahapan terakhir dalam proses terapi terapeutik ini. Pasien tidak perlu lagi membutuhkan layanan profesional karena mampu melepaskan perilaku ketergantungan mereka. Pada pada tahap terakhir ini menjadi tahap berakhirnya hubungan interaksi antara perawat dan pasien.

Terjadinya pemutusan hubungan profesional antara perawat dan pasien. Kebutuhan pasien telah terpenuhi setelah melakukan terapi terapeutik. Saat itu mereka harus mengakhiri hubungan terapeutik mereka dan memutuskan hubungan diantara mereka. Hal ini terkadang sulit dilakukan, khususnya pada pasien. Kadangkala, baik pasien maupun perawat masih terdapat ketergantungan secara psikologis yang menyulitkan memutuskan hubungan terapeutik antara perawat dan pasien setelah proses terapeutik itu berakhir.

Karena itu diperlukan agar pasien bisa menjauh dan memutuskan ikatan perawat. Menyeimbangkan emosinya yang menunjukkan lebih sehat dalam menyikapi interaksi di antara keduanya. Artinya, pasien sudah mampu menyikapi secara dewasa dan secara mandiri mampu menyelesaikan permasalahannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Memprediksi Bunuh Diri Dengan Tes Psikologi.

Artikel oleh: Logos Indonesia.