Stres Kerja vs. Iklim Organisasi: Kondisi yang Sering Dialami Pekerja

Apakah iklim organisasi yang sehat dapat menjadi penyelamat ataukah justru sebab akar dari sumber stres yang tak kunjung usai.

PIO1148 Views

Logos IndonesiaPernahkah Kamu merasa seolah-olah stres adalah sahabat setia yang selalu menemani di sepanjang perjalanan karir Kamu? Memasuki dunia kerja seringkali seperti melibatkan diri dalam pertarungan antara deadline yang mendesak dan tumpukan pekerjaan yang tak kunjung berkurang. Dalam perjalanan ini, terkadang kita lupa bahwa “teman” setia ini. Yang dikenal sebagai stres kerja. Mungkin memiliki hubungan dengan iklim organisasi di tempat kita bekerja.

Namun, tunggu sebentar! Seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap stres kerja kita? Mari pahami bersama-sama dalam pembahasan ini. Kita bisa menggali lebih dalam  terkait kedua hal tersebut. Dan tentu saja, kita akan menemukan cara-cara untuk menghadapi antara tuntutan pekerjaan yang tinggi dan suasana organisasi yang kadang-kadang kurang mendukung. Jadi, apakah kamu sedang mengalami stress dalam pekerjaan? Coba lihatlah sekelilingmu dalam konteks budaya kerja di tempat kamu bekerja. Apakah iklim organisai ini menjadi salah satu faktor dari stress yang kamu alami?

Pembahasan yang akan kita lakukan adalah misteri di balik stres yang merajalela di Sebagian besar para pekerja. Apakah iklim organisasi yang sehat dapat menjadi penyelamat ataukah justru sebab akar dari sumber stres yang tak kunjung usai.

Apa Itu Stres Kerja?

Sebelum masuk ke pembahasan utama, mari kita definisikan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan stres kerja. Stres kerja adalah reaksi tubuh terhadap tekanan fisik atau mental yang dapat timbul di lingkungan kerja. Ini bisa berasal dari berbagai faktor. Seperti beban kerja yang berlebihan, konflik interpersonal, atau ketidakpastian pekerjaan. Seringkali, stres kerja dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan fisik dan mental seseorang.

Apa Itu Iklim Organisasi dan Contohnya?

Iklim organisasi merujuk pada budaya perusahaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang mendefinisikan cara kerja dan interaksi di dalamnya. Contohnya mencakup apakah perusahaan mendorong kerjasama atau lebih menekankan pada kompetisi antar karyawan.

Terdapat dua iklim organisasi. Iklim organisasi ini merujuk pada hal komunikasi, partisipasi, dan perasaan keadilan di antara anggota organisasi. Mari kita bahas keduanya secara singkat:

Iklim Organisasi Terbuka:

Iklim organisasi terbuka adalah lingkungan kerja di mana komunikasi dihargai, didorong, dan terbuka. Organisasi dengan iklim terbuka mendorong karyawan untuk berbagi ide, memberikan umpan balik, dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Ada transparansi dalam informasi, dan para karyawan merasa bahwa mereka memiliki akses yang baik terhadap berbagai tingkatan manajemen. Budaya terbuka menciptakan rasa kepercayaan, meningkatkan kolaborasi, dan memberikan rasa kepemilikan kepada anggota organisasi.

Iklim Organisasi Tertutup:

Sebaliknya, iklim organisasi tertutup adalah lingkungan di mana komunikasi terbatas, kurang transparan, dan keputusan diambil dalam lingkungan yang lebih terpusat. Pada umumnya, informasi dipegang oleh tingkatan manajemen tertentu, dan karyawan mungkin merasa sulit untuk berbicara terbuka atau memberikan umpan balik. Budaya tertutup dapat menciptakan tingkat ketidakpastian dan kecurigaan di antara karyawan. Akibatnya dapat meningkatkan tingkat stres dan menghambat produktivitas.

Dalam iklim terbuka, inovasi seringkali didorong dan karyawan merasa lebih dihargai. Sebaliknya, di iklim tertutup, karyawan mungkin merasa kurang termotivasi dan kurang terlibat. Karena kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan dan ketidakjelasan informasi.

Mengapa Stres Kerja Merajalela?

Banyak faktor yang dapat memicu stres kerja. Salah satunya adalah iklim organisasi. Iklim organisasi mencakup budaya perusahaan, nilai-nilai, dan cara berkomunikasi di antara anggota tim. Jika iklim organisasi tidak sehat, maka pekerja cenderung lebih rentan terhadap stres kerja. Misalnya, budaya kerja sebagai tolak ukur keberhasilan tanpa memperhatikan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Akibatnya dapat menciptakan lingkungan yang memicu stres.

Peran Iklim Organisasi dalam Meningkatkan Stres Kerja

  1. Ketidakjelasan Peran dan Tanggung Jawab: Salah satu penyebab stres kerja adalah ketidakjelasan peran dan tanggung jawab. Jika seorang karyawan tidak memahami sepenuhnya apa yang diharapkan darinya, ini dapat menciptakan kebingungan dan kecemasan.
  2. Ketidakadilan dalam Pengelolaan Kinerja: Apakah sistem penilaian kinerja di tempat kerja Kamu adil? Jika tidak, ini dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Pekerja yang merasa bahwa mereka tidak diperlakukan secara adil cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi.
  3. Kurangnya Dukungan dan Komunikasi: Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial. Jika seorang pekerja merasa terisolasi atau tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari rekan kerja atau atasan, ini dapat meningkatkan tingkat stresnya.

Mengatasi Stres Kerja melalui Peningkatan Iklim Organisasi

  1. Fokus pada Keseimbangan Kerja dan Kehidupan: Perusahaan yang menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi cenderung menciptakan iklim yang mendukung kesejahteraan karyawan. Ini bisa melibatkan fleksibilitas jam kerja, kebijakan work-from-home, atau bahkan inisiatif kesejahteraan karyawan.
  2. Transparansi dan Komunikasi yang Terbuka: Jangan biarkan informasi penting disembunyikan. Komunikasi yang terbuka dan transparan membantu mengurangi kebingungan dan ketidakpastian di antara karyawan.
  3. Pelatihan Manajemen untuk Keterampilan Kepemimpinan yang Lebih Baik: Manajer yang baik dapat menjadi kunci untuk menciptakan iklim organisasi yang sehat. Pelatihan manajemen yang berfokus pada keterampilan kepemimpinan, komunikasi efektif, dan penanganan konflik dapat membantu mengurangi stres di tempat kerja.

Oleh karena itu, perusahaan perlu berinvestasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, transparan, dan adil untuk memaksimal potensi karyawan. Karena pekerja yang bahagia dan sehat cenderung menjadi pekerja yang lebih produktif. Sehingga berkontribusi positif pada kesuksesan perusahaan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Perbedaan Burnout dan Stress Kerja?

Artikel oleh: Logos Indonesia.

MEMBUTUHKAN KONSULTAN HRD UNTUK KEBUTUHAN ANDA? KAMI PUNYA SOLUSI MENYELURUH MASALAH HRD.

HUBUNGI KAMI MELALUI KONTAK DIBAWAH INI:

Logos Indonesia: Biro Psikologi & Konsultan HRD

Layanan:
1. Rekrutmen & Asemen Karyawan
2. Konsultansi MSDM
3. Training & Development by @logosinstituteofficial
4. Outbound
5. Konseling Online Berbasis Android & iOS by @deeptalkindonesia
6. Klinik Konsultasi Psikologi & Tumbuh Kembang Anak by @deepgrowindonesia
7. Layanan Psikologi Pendidikan by EduQuotient
.
Hubungi kami (Bisa Langsung Klink Nomor Dibawah Ini):

📱Rekrutmen, Asemen & Konsultansi MSDM: 0811-1744-456
📱Training & Outbound : 0811-1075-456
📱Klinik Psikologi, Konseling & Tumbuh Kembang Anak: 0811-1814-456
📱EduQuotient (Psi. Pendidikan): 0811-1157-456

Email : admin@logosconsulting.co.id
.
Follow Kami:
Logos Indonesia : @logosindonesiaofficial
Logos Institute : @logosinstituteofficial
DeepTalk Indonesia : @deeptalkindonesia
DeepGrow Indonesia : @deepgrowindonesia

Comment