Teori Bahasa, Pemikiran Dan Interaksi Pada Anak Dari Lev Vygotsy

Teori bahasa, pemikiran dan interaksi pada anak dari Lev Vygotsy. Teori Perkembangan Anak Lev Vygotsy terdapat 3 bagian.

Logos Indonesia Lev Vygotsy merupakan tokoh psikologi asal Rusia yang berpengaruh dalam psikologi pendidikan anak. Pemikirannya tentang teori sosial interaksional menekankan pada hubungan antara bahasa, pemikiran dan interaksi sosial.

Tahap pertama dari perkembangan bahasa pada anak adalah egocentric speech, yaitu ungkapan yang menyatakan tentang pemikiran pribadinya sendiri. Hal ini karena pada usia bayi, anak hanya berinteraksi dengan orang tua saja. Namun seiring dengan bertambahnya usia, anak mulai berinteraksi dengan orang lain.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat Lev Vygotsy Dan Kontribusinya Dalam Pendidikan.

Ketika anak telah mampu berinteraksi dengan orang lain, baik teman sebaya maupun orang dewasa lainnya. Maka perspektif pemikiran mereka perlahan-lahan akan berubah dari egosentrisme menjadi memiliki banyak sudut pandang dalam melihat situasi. Anak sudah mampu membedakan antara ide yang satu dengan yang lainnya, perspektif yang satu dengan perspektif lainnya dalam memandang suatu situasi.

Menurut Lev Vygotsy, perkembangan anak merupakan suatu proses dari ketergantungan menjadi kemandirian. Pada awalnya anak dipimpin oleh orang dewasa untuk melakukan sesuatu. Kemudian seiring dengan waktu, perilaku tersebut berubah menjadi kebiasaan yang terlatih hingga mampu melakukan tanpa bantuan orang dewasa.

Terdapat tiga pokok dalam fase perkembangan Lev Vygotsy, yaitu pikiran dan bahasa, concept formation, cognitive and linguistik development. Berikut ini yang akan dijelaskan tiga pokok tersebut.

Pikiran Dan Bahasa

Pikiran dan bahasa.

Menurut Lev Vygotsy, hubungan antara pikiran dan bahasa saling berkaitan satu sama lain. Kita berpikir dahulu sebelum berbicara. Menandakan bahwa proses berpikir terlebih dahulu dilakukan sebelum menghasilkan bahasa yang kita ucapkan. Dan sebaliknya, bahasa akan diproses oleh pikiran. Terdapat tiga fase dalam perkembangan bahasa pada anak. Pada umumnya, fase tersebut mulai muncul di usia tertentu. Berikut ini tiga fase bahasa pada anak.

Fase 1: Pemikiran Pra-Linguistik

Fase pertama, umumnya muncul sebelum usia 2 tahun. Anak memiliki pemikiran pra linguistik yaitu berupa skema aksi dan gambar. Bentuk nyata dari pemikiran pra linguistik pada anak adalah ocehan atau bubbling tanpa makna. Anak belum belajar bahasa dengan lancar. Karena itu, ocehan tidak bermakna menjadi bahasa anak sebelum berusia 2 tahun. Namun ocehan tersebut mulai diberikan makna ketika terdapat imbalan berupa kasih sayang atau pemenuhan kebutuhan dari orang tua setelah anak melakukan bubbling.

Fase 2: Egocentric Speech

Pada fase ini, umumnya muncul ketika anak berusia 2 – 7 tahun. Anak masih belum bisa membedakan antara pemikiran pribadi dan percakapan umum. Cara bicara anak lebih menekankan pada pola-pola di atas pemikirannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jangan Salah Sebut! Ini Bedanya Kata Pertumbuhan Dan Perkembangan Dalam Perkembangan Anak.

Fase 3: Internal Speech

Pada fase ini umumnya muncul ketika anak berusia di atas 7 tahun. Pemikirannya di internalisasi. Pada fase ini, merupakan lanjutan dari fase sebelumnya pemikiran awalnya di ekspresikan secara eksternal menjadi di internalisasikan. Anak mampu memahami suara di kepala mereka sebagai diri mereka sendiri. Suara di kepala mereka membantu mereka dalam membaca dalam hati, menulis dan proses mengingat kembali item-item yang perlu diingat.

Concept Formation

Mengkategorikan

Menurut Lev Vygotsy, terdapat tiga fase anak belajar mengkategorikan dunia. Kecenderungan anak mengkategorikan sesuatu berbeda-beda seiring dengan perkembangannya proses berpikir anak. Pada awalnya anak hanya mampu untuk mengkategorikan benda lebih sederhana. Kemudian pada tingkat yang tertinggi, anak mampu mengelompokkan benda lebih kompleks. Berikut ini adalah tiga fase concept formation menurut Lev Vygotsy.

Fase 1: Syncretic Relationship

Pada fase pertama, anak baru bisa mengkategorikan berdasarkan kedekatan objek atau kedekatan spasial. Anak mampu mengumpulkan perbedaan ke dalam suatu bentuk.

Fase 2: Chain Complexes

Pada fase kedua ini, anak sudah bisa berpikir lebih kompleks. Anak sudah bisa berkonsentrasi mengelompokkan benda berdasarkan hubungan antar objek dari pada kesan pribadi. Chain complexed merupakan istilah untuk anak yang bisa mengkategorikan berdasarkan persamaan objek yang ada. Anak mampu mengidentifikasi persamaan dari dua atau lebih objek yang dilihatnya.

Fase 3: Kategori Komprehensif

Pada fase ketiga anak sudah bisa mengelompokkan benda berdasarkan kesamaan sebagai atribut tunggal. Sebagai contoh, anak mampu mengidentifikasi benda yang memiliki bentuk lingkaran. Ketika anak sudah mampu melakukan hal tersebut, maka anak sudah mampu mengkategorikan secara komprehensif.

Cognitive And Linguistik Development.

Cognitive And Linguistik Development.

Menurut Lev Vygotsy, anak pasti memiliki kemampuan yang potensial dalam dirinya atau yang disebut sebagai bakat dan pengetahuan di setiap perkembangan anak. A Zone Of Proximal Development (ZPD) merupakan hasil dari interaksi komunikasi antara anak dan pengasuhnya di usia awal anak. Para orang tua akan memberikan dukungan secara bertahap dalam proses pembelajarannya. Sehingga, ZPD berada di tahap pertama dan kedua dalam perkembangan bahasa anak.

Baca Artikel Kami Lainnya: Lakukan Strategi Ini Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Sejak Bayi.

Hapsari, I. Indri. (2016). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Indeks.

Artikel oleh: Logos Indonesia.