Terbukti Bahwa Pendidikan Menjadi Cara Untuk Melindungi Dari Penurunan Kognitif Di Usia Tua

Penelitian membuktikan bahwa pendidikan menjadi cara untuk melindungi dari penurunan kognitif di usia tua.

Logos Indonesia – Banyak sekali penelitian yang membuktikan bahwa pendidikan menjadi cara untuk melindungi diri dari penurunan kognitif di usia tua. Pendidikan yang dimaksud ini adalah aktivitas yang mampu merangsang kinerja otak. Di mana seperti yang kita ketahui bahwa ketika kita mempelajari sesuatu, maka otak kita akan bekerja untuk memproses informasi tersebut. Tentu saja hal ini memberikan rangsangan yang kuat untuk terus meningkatkan kinerja otak dari waktu ke waktu.

Menurut NBC News, menjelaskan bahwa pendidikan mungkin saja menjadi salah satu cara untuk melindungi dari penurunan kognitif. Mereka yang berkuliah, melanjutkan pendidikannya dapat menjaga ingatan, evaluasi dan memiliki tingkat fokus yang tajam.

Faktor Yang Mampu Mempertahankan Kondisi Kognitif Yang Prima Di Usia Tua

Terdapat banyak faktor yang mampu mempertahankan kondisi kognitif tetap baik di usia tua. Seperti faktor pendidikan, faktor pendapatan, dan jenis pekerjaan mampu berpengaruh dalam mempertahankan kondisi kognitif tetap tajam, walaupun telah berusia di pertengahan 50 tahunan. Mereka memiliki kemampuan secara mental yang masih tajam dan ingatan yang masih baik.

Faktor Pendidikan

Tips sukses Kuliah Sambil Bekerja

Dilansir dari NBC News, terdapat penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Ohio State University tentang faktor-faktor yang mampu mempertahankan kemampuan kognitif di usia tua. Dalam penelitian ini dilibatkan sekitar 7000 orang dewasa Amerika Serikat. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa sekitar 40% orang dewasa berusia 54 tahun memiliki kemampuan kognitif yang mulai melemah.

Faktor pendidikan memberikan pengaruh besar dalam hasil penelitian ini. Banyak dari partisipan yang telah menyelesaikan perguruan tinggi mereka memberikan hasil kemampuan kognitif seperti memori, evaluasi dan fokus yang lebih besar daripada partisipan yang tidak menyelesaikan perguruan tinggi mereka.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Itu Xenophobia Dan Dampaknya Bagi Pendidikan Anak.

Kemudian terdapat penelitian 20.000 partisipan yang merupakan lulusan dari Universitas Michigan. Mereka sudah lulus lebih dari 20 tahun kemudian. Kemudian peneliti mencari tahu informasi mengenai mereka terkait pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan. Selain itu, peneliti juga mencari informasi pribadi seperti riwayat pernikahan, agama, riwayat kesehatan mental, kemampuan kognitif, indeks massa tubuh, tingkat aktivitas, riwayat merokok, dan detail kesehatan fisik lainnya. Namun data yang terkumpul lengkap hanya sekitar 7.068 partisipan dengan rata-rata usia 54-65 tahun.

Dalam penelitian tersebut dapat menjelaskan seseorang yang memiliki gelar sarjana memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik di usia 50 tahunan. Karena Mereka cenderung memilih pekerjaan yang lebih banyak menggunakan otak mereka dibandingkan otot. Artinya Kamu setiap hari, terus merangsang kinerja otakmu.

Hobi Dan Minat Yang Merangsang Otak

Walaupun pendidikan memiliki faktor yang kuat untuk mempertahankan kemampuan kognitif di usia tua. Namun terdapat kegiatan lainnya selain pendidikan untuk merangsang otakmu. Ketika kamu memiliki hobi atau minat terhadap kegiatan yang mampu merangsang otakmu, maka secara tidak langsung kamu melatih otakmu setiap saat.

Hobi dan minat yang mampu merangsang otakmu seperti mempelajari bahasa baru, melukis dan menulis menjadi cara yang menyenangkan untuk terus melatih otakmu di usia tua.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Mengurangi Disonansi Kognitif Atau Dua Keyakinan Yang Bertentangan.

Walaupun banyak penelitian yang berhubungan dengan mempertahankan kognitif dan usia sering Tidak melibatkan faktor genetik atau faktor biologis. Tapi hasil penelitian tersebut mampu menjelaskan beberapa kondisi seseorang yang tetap memiliki kemampuan kognitif yang tajam walaupun di usia yang sudah tidak muda lagi.

Pola Hidup Sehat

Makan dan Olahraga Teratur

Dilansir NBC News, terdapat penelitian di Ohio terkait faktor gaya hidup di usia muda dan penurunan kognitif di usia tua. Bahwa seseorang yang hidup sehat seperti mempertahankan berat badannya sehat, tidak merokok, dan terus berolahraga hanya berdampak kecil pada penurunan kognitif seseorang di usia 54 tahun. Namun bukan berarti menjadi alasan untuk tidak menjalani hidup sehat. Menjalani hidup sehat itu diperlukan karena menghindari kita dari penyakit fisik.

Dalam hal ini, terus mempertahankan pola hidup sehat hingga usia tua memberikan cara penanganan pencegahan dari menurunnya kemampuan kognitif di usia tua.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pengaruh Budaya Dan Proses Kognitif.

Menurut Wisniewski, terus menerus mempertahankan pola hidup sehat dan mengolah kondisi tubuh agar tetap sehat menjadi cara untuk memperlambat penurunannya kognitif di usia tua. Untuk membuktikan hipotesisnya ini, Wisniewski memberikan simulasi kekuatan dari aktivitas fisik setelah berusia 70 tahun. Terdapat dua pasien yang didiagnosis mengalami gangguan kognitif ringan dan mereka akan mengembangkan penyakit alzheimer di masa tuanya.

Kedua pasien tersebut terus melakukan olahraga berat setelah pensiun dari pekerjaannya. Satu pasien menghabiskan waktu berolahraga berat selama 15 tahun setelah pensiun. Satu pasien lagi menghabiskan waktu berolahraga berat selama 18 tahun setelah pensiun. Pada usia 70 tahun, mereka tidak memberikan tanda-tanda penurunan kognitif sebagai gejala dari alzheimer ringan. Bahkan dari salah satu pasien tersebut memberikan kondisi kognitif yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment