4 Strategi Praktis untuk Meningkatkan Self-Awareness Mengenali Emosi Diri Sendiri

Nah, itulah strategi yang dapat membantu meningkatkan self awareness Kamu dalam mengenali emosi diri. Yuk, coba terapkan.

Logos Indonesia – Kehidupan kita sering kali dipenuhi dengan berbagai perubahan, tantangan, dan emosi yang bergejolak. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang self-awareness atau kesadaran diri yang sangat penting untuk pengembangan potensi diri. Khususnya, kita akan fokus pada bagaimana meningkatkan pemahaman kita tentang emosi diri sendiri. Perlu kita ketahui bahwa emosi adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Dan dengan lebih memahaminya, kita dapat mengambil kendali atas diri sendiri. Tujuannya untuk meraih kebahagiaan diri sendiri dan membangun hubungan sosial yang lebih positif. Tanda panjang lebar, mari kita simak strategi praktis untuk meningkatkan self-awareness dalam mengenali emosi diri sendiri:

Mindfulness: “Hentikan, Rasakan, dan Lihat”

Mindfulness adalah teknik yang berasal dari meditasi Buddha. Tapi jangan khawatir, kita tidak perlu menjadi biksu untuk menerapkannya. Mindfulness adalah tentang kesadaran penuh atas apa yang sedang terjadi dalam diri dan di sekitar kita. Kadang-kadang, kita terjebak dalam kebuntuan emosional yang membuat kita tidak dapat memahami perasaan kita dengan jelas. Untuk mengatasinya, terapkan teknik “Hentikan, Rasakan, dan Lihat” ini.

Caranya sederhana adalah menerapkan 3 poin berikut ini.

  • Hentikan dirimu sejenak ketika kamu merasa emosi mulai mempengaruhi dirimu.
  • Rasakan emosi tersebut, tanpa menilai atau menekan perasaan tersebut.
  • Lihat dalam dirimu untuk mengetahui alasannya. Kenali apa yang memicu emosi tersebut dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilakumu.

Contohnya adalah setiap pagi sebelum memulai hari, kita bisa meluangkan waktu sekitar 5-10 menit untuk duduk diam. Fokuskan perhatian pada pernapasan Kamu. Jika pikiran atau emosi datang, biarkan mereka mengalir. Dengan berlatih mindfulness, Kamu akan semakin terhubung dengan perasaan dan emosi Kamu.

Baca Artikel Kami Lainnya:  Bagaimana Kita Bisa Merangkul Kegagalan Dan Tetap Maju

Contoh lainnya. Misalnya, saat kamu merasa cemas menjelang presentasi di kampus atau tempat kerja. Hentikan dirimu, rasakan cemasnya, dan lihat bahwa mungkin itu karena kamu takut gagal atau takut dievaluasi oleh orang lain. Dengan menyadari hal ini, kamu bisa mencari cara untuk mengatasi ketakutan tersebut. Seperti berlatih lebih giat atau mencari dukungan dari teman-teman.

Jurnal Emosi: “Catat Perasaanmu”

Seringkali kita mengalami begitu banyak emosi dalam sehari. Tetapi tidak selalu menyadari apa yang sebenarnya kita rasakan. Nah, dengan membuat jurnal emosi, Kamu dapat mengekspresikan dan mencatat perasaan Kamu setiap harinya.

Contohnya adalah sebelum tidur, luangkan beberapa menit untuk menulis dalam jurnal. Catat perasaan apa yang Kamu alami hari ini. Ceritakan juga kenapa Kamu merasakannya. Misalnya, Kamu mungkin merasa bahagia setelah mendapatkan pujian dari atasan. Ataupun, merasa cemas karena tugas yang menumpuk. Dengan mencatat emosi ini, Kamu dapat lebih sadar tentang apa yang mempengaruhi perasaan Kamu.

Empati pada Diri Sendiri: “Perlakukan Diri Seperti Teman”

Ketika teman kita mengalami kesulitan, kita cenderung bersikap empati dan memberikan dukungan. Hal ini berlaku pada emosi lainnya. Namun, seringkali kita tidak berlaku serupa pada diri kita sendiri. Dengan menjadi lebih empati pada diri sendiri, kita dapat mengenali dan menghargai emosi kita dengan lebih baik.

Caranya sederhananya adalah menerapkan 3 poin berikut ini.

  • Berbicara pada diri sendiri dengan baik. Hindari menghakimi atau menghukum diri sendiri atas perasaan yang muncul.
  • Berikan pengertian pada diri sendiri bahwa merasa emosi adalah hal yang normal dan manusiawi.
  • Jangan menekan emosi, namun cobalah untuk menghadapinya dengan bijaksana.

Contohnya adalah jika Kamu merasa sedih atau marah. Cobalah untuk berbicara pada diri Kamu sendiri seperti Kamu sedang berbicara pada teman yang sedang kesulitan. Berikan kata-kata dukungan dan pengertian, seperti “Itu wajar merasa seperti ini, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.” Dengan berlatih empati pada diri sendiri, Kamu akan lebih menghargai perasaan Kamu tanpa menekanmya atau mengabaikannya.

Contoh lainnya, ketika kamu mengalami kegagalan pada suatu hal yang kamu tuju. Jangan menghardik dirimu sendiri dengan mengatakan, “Aku bodoh” atau “Aku tidak berharga.” Alih-alih mengatakan demikian, lebih baik berbicara pada dirimu dengan penuh empati. “Wajar rasanya sedih dan kecewa, tetapi aku bisa belajar dari kegagalan ini dan mencoba lagi.”

Pertanyaan Reflektif: “Kenali Akar Emosimu”

Ketika emosi muncul, kita seringkali hanya melihat permukaannya tanpa menyadari akar penyebabnya. Dengan menggunakan pertanyaan reflektif, Kamu dapat menggali lebih dalam dan mengetahui alasan di balik emosi yang muncul.

Contohnya adalah setiap kali Kamu merasa emosi yang kuat, cobalah bertanya pada diri sendiri. “Mengapa saya merasa seperti ini?” atau “Apa yang menyebabkan emosi ini muncul?” Misalnya, jika Kamu merasa cemburu terhadap teman. Maka pertanyaan ini dapat membantu Kamu menyadari bahwa mungkin Kamu merasa kurang dihargai atau tidak cukup berharga. Dengan mengenali akar emosi, Kamu dapat bekerja pada penyelesaian masalah yang lebih efektif.

Nah, itulah strategi yang dapat membantu meningkatkan self awareness Kamu dalam mengenali emosi diri. Yuk, coba terapkan teknik-teknik ini dalam kehidupan sehari-hari. Dan lihatlah bagaimana pemahaman Kamu tentang diri sendiri semakin berkembang. Ingat, menjadi lebih sadar secara emosional adalah proses yang perlu latihan. Jadi, bersabarlah untuk mendapatkan self awareness mengenal emosi dirimu sendiri. Selamat mencoba!

Baca Artikel Kami Lainnya:  Mengenal “Monkey Mind” dan Kaitannya dengan Teori Zeigarnik Effect

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment