Bagaimana Warna Bisa Mempengaruhi Emosi Seseorang? Pembahasan Tentang Psikologi Warna

Bagaimana warna bisa mempengaruhi emosi seseorang? Pembahasan tentang psikologi warna. Goethe yang memperkenalkan psikologi warna.

Biopsikologi, Tokoh2238 Views

Logos Indonesia Kamu pasti sering menghubungkan antara emosi dan warna. Seperti warna merah identik dengan emosi semangat dan kegairahan. Sementara warna hitam lebih identik kepada kematian dan formalitas berpakaian. Semua hal tersebut memiliki alasan, mengapa warna tersebut di asosiasikan dengan emosi tersebut. Ilmu yang mempelajari hal tersebut adalah psikologi warna.

Dalam menerapkan psikologi warna, banyak sekali diterapkan dalam dunia desain. Hal ini karena setiap warna memiliki keterwakilan emosi di dalamnya. Sehingga diharapkan mampu menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. Mari kita bahas mengenai psikologi warna dan bagaimana cara kinerja otak memprosesnya sebagai suatu hal yang bermakna.

Apa Itu Psikologi Warna?

Psikologi warna adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi terapan yang berguna untuk mengetahui pengaruh warna terhadap perasaan suasana hati dan emosi. Selain itu, warna mampu mempengaruhi seseorang dalam berperilaku dan bereaksi secara fisiologis.

Ilmu tentang psikologi warna ini merupakan ilmu yang sudah lama dipelajari oleh para tokoh psikologi. Tokoh psikologi yang mencetuskan teori psikologi warna adalah Johan Wolfgang Van Goethe. Teori psikologi warna ini dijelaskan dalam bukunya yang berjudul, “Theory of Colours”. Dalam pembahasan buku tersebut, berfokus pada kesan yang diberikan di setiap warna. Beberapa warna mampu memberikan kesan emosi positif, dan beberapa warna lainnya mampu memberikan kesan emosi negatif bagi seseorang yang menggunakannya atau melihatnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pahami 3 Jenis Komitmen Karyawan. Kamu Yang Mana?

Kesan yang diberikan setiap warna ini Sudah diuji melalui penelitian yang Johan Wolfgang Van Goethe. Hingga akhirnya kita mampu mengasosiasikan secara umum beberapa warna. Sebagai contoh, warna kuning dan merah menggambarkan emosi kehangatan dan kegembiraan.

Ketika kamu melihat warna merah, apa yang ada di benakmu? Kebanyakan orang akan menjawab emosi positif dibandingkan emosi negatif. Kehangatan, Cinta semangat, kegairahan hidup dan keberanian. Begitupun dengan warna lainnya. Apa yang kamu rasakan ketika melihat warna putih atau hitam? Kebanyakannya mereka menganggap warna putih itu melambangkan kesucian dan gambaran dari lahir kembali.

Lalu bagaimana cara menghubungkan warna dengan kesan pertama yang langsung terpikirkan olehmu. Tentunya banyak sekali faktor yang membuat kamu langsung mengasosiasikan setiap warna yang kamu lihat. Faktor budaya dan pengetahuan tentu saja memiliki pengaruh. Namun terlepas dari itu, terdapat reaksi secara fisiologis dalam menggambarkan warna yang kamu lihat. Mari kita bahas Bagaimana warna bisa mempengaruhi emosi.

Bagaimana Warna Bisa Memengaruhi Emosi Seseorang?

Cara fisiologis terdapat respon otak terhadap warna yang kamu lihat. Hal ini karena fungsi otak memberikan peran untuk menginterpretasikan suatu warna yang kamu lihat. Penjelasan mengenai warna menargetkan sistem saraf otak manusia, Seperti sistem pernapasan, detak jantung dan sistem metabolisme secara fisik lainnya. Semua hal tersebut dilakukan secara tidak sadar saat melihat suatu warna.

Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi dari sistem saraf otonom adalah untuk mengatur otot jantung, otot polos, organ dalam, kelenjar, dan pembuluh darah. Sistem saraf otonom ini bekerja melalui sistem saraf simpatis atau sistem saraf parasimpatis.

Tugas untuk menggerakkan tubuh dalam keadaan yang berbahaya merupakan fungsi dari sistem saraf simpatik. Salah satu contoh dari fungsi sistem saraf simpatik adalah refleks ketika memegang benda yang panas. Kamu akan langsung menjatuhkan benda tersebut tanpa perlu pikir panjang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Pekerja Yang Bahagia Lebih Produktif?

Contoh lainnya adalah ketika kamu merasa cemas, merasa takut atau merasa terancam. Maka tentara simpatik dan tugas untuk memberikan reaksi yang sesuai dengan emosi yang kamu rasakan saat ini. Ketika kamu merasa cemas, maka gejala yang muncul secara fisiologis adalah detak jantung yang semakin cepat dan sistem pernapasan yang meningkat. Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas dari sistem simpatik adalah memberikan respon secara tidak sadar terkait emosi kau merasakan.

Sebaliknya, sistem parasimpatik memberikan fungsi tubuh normal setelah berlalunya ancaman. Pada sistem parasimpatik ini akan berfungsi untuk memperlambat detak jantung dan pernapasan.

Dalam Menjelaskan warna terhadap reaksi fisiologis sangat berkaitan dengan sistem saraf otonom tersebut. Hal ini karena setiap warna memiliki panjang gelombang warna yang berbeda-beda. Sehingga menciptakan impuls listrik yang berbeda-beda juga. Implus inilah yang mampu mengaktifkan fungsi sel mata yaitu untuk mendeteksi cahaya dan kemudian mengirimkannya ke otak.

Setelah dikirimkan ke otak maka, itu sudah termasuk tervisualisasikan dalam otakmu. Kemudian pesan tersebut disampaikan ke hipotalamus. Di hipotalamus inilah akan dikirimkan ke sumsum tulang belakang yang memicu kerjanya sistem saraf simpatik.

Baca Artikel Kami Lainnya: Perbedaan Gender Dan Emosional Intelegensi Terhadap Gaya Pengambilan Keputusan Seseorang.

Dari sinilah muncul reaksi seperti peningkatan atau penurunan detak jantung ketika melihat warna. Sebagai contoh, warna merah identik dengan emosi semangat dan menggelora. Maka ketika kamu melihat warna merah, biasanya akan timbul reaksi fisiologi seperti jantung berdetak lebih cepat. Berbeda dengan warna merah, ketika kamu melihat warna biru akan memberikan kesan tenang dalam diri. Hal ini karena ketika kamu melihat warna biru, hormon melatoni dilepaskan ke dalam aliran darah.

Artikel oleh: Logos Indonesia.