Dasar Teori Dari Psikologi Konstitusi Milik William H. Sheldon

Dasar teori dari psikologi konstitusi milik William H. Sheldon. Ia merupakan tokoh psikologi yang berbeda dari tokoh psikologi lainnya.

Biopsikologi, Tokoh4764 Views

Logos Indonesia – William H. Sheldon berfokus pada psikologi konstitusi. Sheldon mengembangkan teorinya berasal dari faktor biologi manusia. Berbeda dengan tokoh psikologi lainnya yang berfokus pada pengalaman sosial, Sheldon lebih berfokus pada faktor biologis manusia. Walaupun begitu, ia tidak menolak adanya pengaruh lingkungan dan pengalaman masa lalu dalam membentuk tingkah laku seseorang. Namun bagi Sheldon, struktur biologis mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Hal yang unik dari teori Sheldon adalah teorinya sangat kental pada faktor biologis. Hal ini jarang di pusatkan pada teori tokoh psikologi lainnya. Sedangkan Sheldon memberikan penjelasan secara detail mengenai faktor biologis mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Yang Harus Diterapkan Dalam Memperlakukan Penderita Skizofrenia Di Rumah.

Teori kepribadian Sheldon yang menjelaskan mengenai faktor biologis mempengaruhi tingkah laku adalah somatotif atau komponen fisik primer. Terdapat tiga komponen fisik primer milik Sheldon yaitu endomorfi, mesomorfi, dan Extomorfi. Teori ini didasarkan pada psikologi konstitusi terdahulu.

Teori Sheldon di dasari pada penjelasan dari Hippocrates mengenai konstitusi humors, phrenologi dari Franz Joseph Gall, dan konstitusi fisik milik Ernst Kretschmer. Ketika tokoh tersebut menjelaskan tentang faktor biologi seseorang mempengaruhi tingkah laku orang tersebut. Berikut ini dasar teori yang melatarbelakangi teori Sheldon tentang somatotif.

Baca Artikel Kami Lainnya: Sering Menutupi Permasalahan Dengan Sikap Tenang, Hati-hati Kamu Kena Duck Syndrome.

Konstitusi Humors Dari Hippocrates

Hippocrates dikenal sebagai Bapak ilmu kedokteran modern dan pelopor dari psikologi konstitusi. Dalam teorinya, Hippocrates mengembangkan teori mengenai dua kelompok fisik manusia, yaitu fisik kekar dan berotot kuat dan fisik kurus lemah lembut. Pada kelompok fisik yang kekar Proton kuat umumnya lebih sering mengalami stroke, atau penyakit kardiovaskular dan trombosis. Sedangkan kelompok fisik yang kurus lemah lembut, lebih sering mengalami penyakit tuberkulosis.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenalan Yuk Dengan Terapi Fobia Yang Biasa Dilakukan Oleh Terapis.

Mengikuti pandangan Empedoces, yakni terdapat unsur udara, air, api, dan tanah. Hippocrates membentuk 4 “humors” dalam mengelompokkan temperamental seseorang. Menurut Hippocrates, cairan dalam tubuh manusia dapat menentukan temperamental seseorang. Darah, lendir, empedu hitam, dan empedu kuning merupakan cairan yang dimaksud oleh Hippocrates dalam teorinya. Berikut ini tipe kepribadian menurut Hippocrates menurut jumlah dominan cairan dalam tubuh seseorang.

  1. Choleric. Seseorang yang lebih dominan pada empedu kuning digambarkan sebagai orang yang penuh gairah, impulsif, antusias dan optimis.
  2. Melancholic. Seseorang yang lebih dominan pada empedu hitam digambarkan sebagai seorang yang pesimis dan depresif.
  3. Phlegmatic. Seseorang yang lebih dominan pada lendir digambarkan sebagai seseorang yang tenang, kalem dan setia.
  4. Sanguinic. Seseorang yang lebih dominan pada darah digambarkan sebagai seorang yang hangat, ramah periang, dan emosi yang ekspresif.

Menurut Sheldon, teori yang dikemukakan oleh Hippocrates menjadi landasan dari hampir semua filsuf yang menganut aliran yang sama dengan dirinya. Hanya perbedaan pada elaborasi kiri dan sifat kepribadiannya saja.

Phrenologi Dari Franz Joseph Gall

 

Franz Joseph Gall dan Johan Friedrick Spuzheim mengembangkan teori mengenai phrenologi. Phrenologi ini dibuat sekitar akhir abad ke-17. Berikut ini adalah dasar dari teori phrenologi (Alwisol, 2009).

  1. Bahwa organ untuk berpikir adalah otak.
  2. Pikiran adalah kumpulan dari berbagai unsur kemampuan atau potensi bawaan seseorang.
  3. Setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda. Dan setiap potensi itu menempati bagian tertentu dari otak manusia. Sehingga, otak bekerja tidak sebagai organ tunggal. Melainkan potensi tersebut merupakan kumpulan dari kinerja organ-organ dalam otak.
  4. Ukuran organ di otak dapat menentukan kekuatan potensi.
  5. Perkembangan di berbagai organ yang ada di otak dapat menentukan bentuk otak itu sendiri.
  6. Tengkorak dibentuk mengikuti bentuk otak. Karena itu dataran otak dapat dibaca sebagai indeks kecenderungan psikologis.

Sehingga dalam teori phrenologi, mengukur permukaan dan mempelajari bentuk tengkorak dapat menentukan potensi dari bagian otak tersebut. Sehingga potensi, sikap, sifat, kecerdasan, dan karakteristik yang menonjol dapat diidentifikasi melalui bentuk tengkorak itu sendiri.

Konstitusi Fisik Dari Ernst Kretschmer

Pada teori yang dirumuskan oleh Ernst Kretschmer, ia melihat Terdapat hubungan antara bentuk tubuh dengan penyakit depresi dan skizofrenia. Penyakit mental depresif adalah ketika emosi yang berubah-ubah secara ekstrem. Dalam teorinya terdapat istilah siklotimik dan skizotimik. Kedua istilah ini mengacu pada gejala dari depresif dan skizofrenia. Ernst Kretschmer mengelompokkan empat macam bentuk tubuh terhadap kecenderungan seseorang mengalami penyakit mental depresif dan skizofrenia. Keempat macam bentuk tubuh tersebut yaitu:

  1. Astenik memiliki tubuh kurus dan lemah.
  2. Atletik memiliki tubuh berotot dan kuat.
  3. Piknik memiliki tubuh yang gemuk.
  4. Displatik merupakan campuran dari ketiga tipe yang telah disebutkan.

Dalam teorinya dijelaskan bahwa seseorang yang memiliki tubuh gemuk atau dalam kategori piknik memiliki 72% kecenderungan mengalami depresif. Sedangkan seseorang yang memiliki tubuh kurus dan lemah atau dalam kategori astenik, memiliki 50% kecenderungan mengalami skizofrenia.

Alwisol. (2009). Edisi Revisi: Psikologi Kepribadian. UMM Press

Artikel oleh: Logos Indonesia.