Dilema dalam Psikologi Lingkungan Perkotaan

Tapi kita bisa mulai dengan konsep dilema dalam psikologi lingkungan. Jadi, apa sih maksudnya? Beragam tantangan di lingkungan perkotaan.

Relationship, Sosial2465 Views

Logos IndonesiaApa yang kamu lihat saat memandang sekeliling lingkungan tempat tinggalmu? Mungkin akan ada bangunan tinggi, lalu lintas yang padat, polusi udara dan suara berisik. Selain itu, beragam tantangan lainnya yang sering kita temui di lingkungan perkotaan. Semua itu menjadi gambaran umum permasalahan lingkungan yang seringkali menjadikan hidup kita merasa tertekan dan kian rumit.

Apa yang Menjadi Penyebab?

Nah, kita tahu bahwa menjelaskan semua ini membutuhkan sudut pandang yang luas. Tapi kita bisa mulai dengan konsep dilema dalam psikologi lingkungan. Jadi, apa sih maksudnya?

Konsep dilema dalam psikologi lingkungan berkaitan dengan bagaimana orang merasakan, memahami, dan berinteraksi dengan lingkungan fisiknya. Terkadang, apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan dari lingkungan kita bisa berbenturan. Ini bisa mengejutkan, tapi kadang-kadang, kita sendiri yang menjadi bagian dari permasalahan.

Dilema Pembangunan vs Pelestarian

Misalnya, dalam lingkungan perkotaan, sering kali kita menemui dilema antara pembangunan dan pelestarian. Kita ingin kenyamanan, teknologi, dan semua kemudahan yang ditawarkan oleh perkotaan. Tapi di satu sisi, kita juga ingin udara bersih, kehidupan yang seimbang, dan lingkungan yang lestari.

Ketika kita memilih pembangunan, kita bisa mendapatkan gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan mewah, dan fasilitas modern yang memanjakan. Namun, itu juga berarti kita berpotensi merusak lingkungan, menyebabkan polusi, dan menciptakan lingkungan yang penuh stress karena kebisingan dan kepadatan.

Sebaliknya, jika kita memilih pelestarian. Kita bisa mempertahankan hijaunya alam, kesegaran udara, dan ketenangan yang bisa kita nikmati. Namun, ini berarti kita mungkin harus merelakan berbagai kenyamanan dan kemudahan yang biasa kita nikmati di kota.

Dilema Privasi vs Sosialisasi

Dilema lain yang biasa kita temui adalah antara kebutuhan akan privasi dan sosialisasi. Dalam lingkungan perkotaan yang padat, seringkali kita merasa kehilangan privasi kita. Di satu sisi, kita ingin memiliki tempat yang tenang dan damai untuk bisa beristirahat dan merenungi diri.

Tapi di sisi lain, sebagai makhluk sosial. Kita juga membutuhkan interaksi dengan orang lain. Ada saat-saat ketika kita ingin bersosialisasi, berbagi cerita, dan bertukar pikiran dengan orang lain. Itulah mengapa kita juga mencari lingkungan yang memungkinkan kita untuk bersosialisasi dengan mudah.

Jadi, dilema ini hadir ketika kita mencoba membuat keseimbangan antara kebutuhan akan privasi dan sosialisasi. Dalam mencoba memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Seringkali kita menemukan konflik dan permasalahan dalam lingkungan kita.

Sejauh ini kita telah melihat bagaimana dilema-dilema ini muncul dalam psikologi lingkungan perkotaan kita. Memahami hal ini adalah langkah pertama untuk menemukan solusi yang seimbang dan berkelanjutan.

Dilema Konsumsi vs Keberlanjutan

Salah satu dilema yang belum kita bicarakan dalam konteks psikologi lingkungan perkotaan adalah konsumsi versus keberlanjutan. Di kota, kita terus-menerus disajikan dengan banyak pilihan – dari berbagai jenis makanan hingga berbagai jenis barang konsumsi.

Biasanya, kita merasa mudah untuk memutuskan apa yang kita ingin beli atau konsumsi yang berdasarkan sesuai dengan tren terbaru. Ataupun, kita mudah memutuskan untuk membeli karena terlihat menarik di mat akita. Bagaimanapun, penting untuk mempertimbangkan dampak konsumsi kita terhadap lingkungan. Dan bagaimana hal itu membuat kita terlibat dalam dilema konsumsi versus keberlanjutan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Yuk Belajar tentang Psikologi Lingkungan Perkotaan!

Lain kali ketika kamu pergi berbelanja, pertimbangkanlah dari mana barang itu datang. Bagaimana barang itu diproduksi, dan apa dampaknya terhadap lingkungan. Misalnya, barang-barang plastik yang sering kita gunakan ini bisa berakhir di tempat sampah dan menyebabkan polusi lingkungan. Kita mungkin memilih menggunakan tas belanjaan karena memang praktis. Tetapi di sisi lain, kita juga menyadari bahwa penggunaan plastik berlebihan ini tidak baik untuk lingkungan. Itulah dilema yang kita hadapi.

Dilema Mobilitas vs Lingkungan

Penduduk perkotaan juga berhadapan dengan dilema mobilitas versus lingkungan. Transportasi merupakan bagian vital dari kehidupan kota. Yang bisa membantu kita bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan efisien. Beberapa pilihan transportasi seperti mobil pribadi, bus, atau motor memberikan kenyamanan dan kecepatan. Tetapi juga menciptakan beberapa masalah lingkungan seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara.

Di sisi lain, alternatif transportasi yang lebih ramah lingkungan. Seperti bersepeda atau berjalan kaki bisa terasa kurang efisien atau memakan waktu lebih lama. Oleh karena itu, kita sebagai penduduk kota sering berhadapan dengan dilema tentang sejauh mana kita bersedia mengorbankan kenyamanan dan efisiensi demi lingkungan.

Kedua dilema ini. Dilema konsumsi versus keberlanjutan dan dilema mobilitas versus lingkungan, adalah isu yang tidak mudah dipecahkan. Mereka menuntut perubahan perilaku dan pergeseran besar dalam cara kita berpikir tentang konsumsi dan mobilitas. Namun, kesadaran akan dilema ini dan pengejaran solusi yang kreatif dan berkelanjutan adalah langkah penting. Pertama dalam menyeimbangkan kebutuhan manusia dengan kebutuhan lingkungan perkotaan kita.

Baca Artikel Kami Lainnya:  Ternyata Perbedaan Iklim Mampu Mempengaruhi Perilaku Manusia

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment