Kenali Hubungan Pasangan Yang Toxic. Abusive Relationship Itu Berbahaya 

Kenali hubungan pasangan yang toxic. Abusive Relationship itu berbahaya. Berdampak buruk pada kesehatan mental maupun fisik seseorang.

Klinis, Relationship4170 Views

Logos Indonesia Memiliki hubungan yang sehat dengan pasangan merupakan impian dari semua orang. Kamu pasti juga menginginkan hubungan yang mampu memberikan rasa nyaman satu sama lain kan?

Namun, harapan tersebut terkadang tidak sesuai dengan realita yang ada. Memiliki pasangan yang temperamental memiliki kecenderungan yang tinggi untuk bersikap kasar terhadap pasangannya. Akibatnya, kamu sebagai pihak dari salah satu pasangan merasakan ‘abusive’ atau kekerasan tersebut.

Hubungan yang berlandaskan pada rasa posesif terhadap pasangannya menghasilkan hubungan yang toxic. Salah satu istilah yang digunakan untuk menyebutkan hubungan yang toxic adalah abusive relationship. Tindakan kekerasan sepihak juga merupakan tanda hubungan yang toxic. Mari kita bahas mengenai abusive relationship dalam artikel ini dan tanda-tandanya seseorang mengalami abusive relationship.

Apa Itu Abusive Relationship?

Ciri-Ciri Manipulator
Abusive Relationship Itu Berbahaya.

Abusive Relationship merupakan hubungan yang toxic dengan pasangannya berupa tindakan kekerasan baik secara fisik maupun verbal, sebagai bentuk kontrol penuh terhadap pasangannya. Seperti namanya, ‘Abusive’ yang memiliki arti kekerasan. Maka, Pelaku dari abusive relationship melakukan kekerasan terhadap korbannya.

Secara umum, korban dari abusive relationship kebanyakan perempuan dan pelakunya adalah laki-laki. Hal ini karena, peran laki-laki memiliki power yang lebih besar dibandingkan perempuan. Abusive Relationship tidak hanya dialami oleh pasangan yang masih pacaran. Tapi, berlaku pada pasangan yang sudah menikah. Kekerasan dalam pacaran dan kekerasan dalam rumah tangga merupakan istilah lain dari penyebutan abusive relationship.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jangan Sampai Kamu Mengalami Anoreksia Nervosa. Ini Tips Diet Sehat Dari Kami.

Stereotip di masyarakat juga ikut berperan dalam abusive relationship. Peran laki-laki memiliki dominasi terhadap perempuan dalam hubungan rumah tangga maupun hubungan sosial. Sedangkan pihak perempuan merasa dirinya tidak mampu melawan dominasi dari tindakan laki-laki.

Kebanyakan orang hanya mengetahui abusive relationship berupa kekerasan verbal maupun fisik terhadap korban. Namun masih sedikit orang yang mengetahui bahwa abusive relationship juga dapat berupa memiliki kontrol penuh terhadap finansial pasangannya, kekerasan seksual, kekerasan secara emosional yang memicu ketergantungan terhadap pelaku, ancaman, isolasi dan tindakan yang mengintimidasi.

Begitu banyak bentuk dari abusive relationship yang mungkin saja tidak disadari oleh pasangan tersebut maupun orang yang melihatnya. Hal ini karena perbedaan pemahaman mengenai pengertian abusive relationship di masyarakat pada umumnya. Karena itu, dengan mengetahui pemahaman mengenai abusive relationship secara lebih mendalam. Maka kamu ikut berpartisipasi dalam menangani abusive relationship melalui memberitahukannya bahwa hubungan tersebut toxic.

Alasan Korban Abusive Relationship Sulit Untuk Keluar dari Hubungan yang Toxic

Apa Bahaya Safishing
Pasangan Yang Toxic, Abusive Relationship.

Biasanya, abusive relationship mungkin saja diawali dengan tingkat kekerasan berupa ancaman atau sikap posesif yang berlebihan dengan kadar yang ringan. Namun seiring dengan waktu, tingkat kekerasan tersebut semakin meningkat hingga mampu menyakiti korban secara fisik maupun mental.

Dilema antara rasa kasih sayang dan kebencian di hati korban abusive relationship membuat sulit untuk memutuskan hubungan dengan pasangannya. Alhasil, sikap ketergantungan secara emosional mulai terbentuk di diri korban. Terlebih jika, korban memiliki riwayat kehidupan yang sejak kecil tidak merasakan kasih sayang dari orang tuanya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Billar Lakukan KDRT Kenali Siklus KDR.

Hal yang paling bahaya adalah ketika korban tidak menyadari bahwa hubungan tersebut adalah toxic. Walaupun secara jelas terlihat bahwa perilaku pelaku sering bertindak kasar terhadap dirinya. Tapi, rasa kasih sayang yang ketergantungan menyulitkan dirinya untuk keluar dari hubungan tersebut. Pemikiran mengenai bahwa pelaku akan berubah di kemudian hari menjadi harapan semu bagi korban abusive relationship.

Selain itu, sikap pelaku yang kembali harmonis setelah bertindak kasar terhadap korban meningkatkan harapan semu tersebut. Terdapat siklus dari abusive relationship dalam kekerasan dalam pacaran maupun kekerasan dalam rumah tangga. Siklus ini menjadi alasan korban tidak mampu untuk putus hubungan dengan pasangannya yang toxic.

Siklus dimulai ketika pelaku mulai bersikap kasar terhadap korban. Kemudian, dilanjutkan pada rasa bersalah terhadap korban. Karena itu, pelaku meminta maaf terhadap korban dengan bersikap lebih manis kepada korban. Biasanya, pelaku memberikan sesuatu yang disukai korban atau bentuk perhatiannya membuat korban luluh hatinya. Di sinilah pemikiran bahwa pelaku akan berubah nantinya muncul di benak korban. Namun hal tersebut tidak pernah terjadi. Kemudian siklus terus berulang dengan sikap kasar pelaku. Setelah berulang kali merasakan siklus tersebut. Korban tau bahwa pelaku sulit untuk berubah. Tapi, harapan semu bahwa pelaku akan berubah terus muncul.

Tanda-tanda Kamu Mengalami Abusive Relationship

Untuk menjawab pertanyaan mengenai, Apakah hubunganmu bersifat toxic atau tidak? Apakah termasuk abusive relationship? Maka kamu harus mengetahui tanda-tanda hubungan pasangan yang mengalami abusive relationship. Dengan begitu, kamu bisa melakukan tindakan lanjutan untuk menghadapi pelaku dari abusive relationship. Menurut hellosehat, terdapat tanda kamu mengalami abusive relationship.

  • Pasanganmu sering memperlakukanmu kasar, seperti ditampar, dipukul, ditendang.
  • Pasanganmu mengkontrol penuh kehidupanmu atau posesif berlebihan.
  • Sering di remehkan dan tidak menerima kritikan darimu.
  • Terdapat ancaman ketika kamu ingin putus hubungan.
  • Sering memutar balikan fakta dan tidak ingin disalahkan.
  • Selalu menuntut dirimu atas keinginannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Tips Agar Terhindar FOMOGA, Merasa Khawatir Pada Pencapain Orang Lain.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment