Kenapa ADHD Lebih Banyak Dialami Anak Laki-Laki Dibandingkan Anak Perempuan?

Kenapa ADHD lebih banyak dialami anak laki-laki dibandingkan anak perempuan? Anak laki-laki cenderung memiliki gejala yang lebih ekstrem.

Logos Indonesia – ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala seperti kesulitan dalam mempertahankan perhatian, hiperaktif, impulsif, dan kurangnya kontrol diri. Banyak temuan awal menunjukkan bahwa ADHD lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Namun, apakah hal ini benar-benar seperti ini pada kenyataanya? Mungkin saja kita sebagai orang dewasa telah terjebak dalam stereotip bahwa anak laki-laki cenderung lebih bandel daripada anak perempuan. Mari kita telusuri lebih dalam tentang hal ini

Stereotip dan Prasangka: Apakah Anak Laki-laki Lebih Bandel daripada Anak Perempuan?

Sebagai masyarakat, kita seringkali terjebak dalam pola pikir yang menggeneralisasi bahwa anak laki-laki lebih aktif dan nakal daripada anak perempuan. Stereotip semacam ini dapat menyebabkan persepsi yang salah tentang gejala ADHD pada anak laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh, seorang anak laki-laki yang aktif dan impulsif cenderung langsung dianggap mengalami ADHD. Sedangkan perilaku serupa pada anak perempuan cenderung dianggap sebagai karakteristik yang wajar.

Namun, fakta menunjukkan bahwa ADHD tidak dapat diidentifikasi berdasarkan stereotip jenis kelamin. Setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, bisa mengalami gejala ADHD. Oleh karena itu, kita perlu lebih bijak dalam mengamati gejala ADHD antara anak laki-laki dan perempuan.

Apakah Benar Anak Laki-laki ADHD  Memiliki Gejala Yang Lebih Ektrem Dari Anak Perempuan?

Di lansir dari situs BBC, terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Anne Arnett. Anne seorang psikolog klinis anak di Universitas Washington. Dirinya menemukan bahwa terdapat perbedaan gejala ADHD pada anak laki-laki dan perempuan. Dalam penelitian tersebut, 2.332 anak kembar dan saudara kandung yang mengalami ADHD diikutsertakan. Hasilnya menunjukkan bahwa anak laki-laki cenderung memiliki gejala yang lebih ekstrem dan distribusi gejala yang lebih luas daripada anak perempuan. Artinya, anak laki-laki dengan ADHD cenderung menunjukkan gejala yang lebih terlihat dibandingkan dengan anak perempuan.

Perbedaan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi ADHD pada anak perempuan. Karena gejala mereka mungkin tidak tampak sejelas seperti yang dialami anak laki-laki. Anak perempuan dengan ADHD cenderung lebih tenang dan kurang impulsive. Sehingga cenderung dianggap kurang “mengganggu” oleh lingkungannya. Karena stereotip bahwa anak laki-laki lebih interaktif dan impulsive. Maka orang dewasa cenderung lebih memperhatikan gejala ADHD pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Sehingga mungkin menyebabkan diagnosa ADHD lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.

Perbedaan dalam Ekspresi Simptom

ADHD diekspresikan secara berbeda pada anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki cenderung menunjukkan gejala hiperaktivitas yang lebih terlihat. Seperti gelisah, tidak dapat diam, dan impulsif. Sementara itu, anak perempuan mungkin lebih mengalami gejala yang lebih internal, seperti kesulitan berkonsentrasi atau mudah lupa.

Perbedaan dalam Pengenalan dan Diagnosis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ADHD mungkin kurang didiagnosis pada anak perempuan karena gejalanya yang kurang terlihat. Anak perempuan cenderung menunjukkan perilaku yang lebih kooperatif. Yang mana dapat menyembunyikan gejala ADHD. Sehingga, terkadang sulit bagi mereka untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Stereotip Masyarakat Mempengaruhi Persepsi Terhadap ADHD pada Anak Laki-laki dan Perempuan

Stereotip mengenai perilaku anak laki-laki dan perempuan juga dapat mempengaruhi cara orang dewasa merespon gejala ADHD. Anak laki-laki yang cenderung lebih hiperaktif dan impulsif mungkin mendapat lebih banyak perhatian. Sehingga gejala ADHD mereka lebih mudah teridentifikasi. Di sisi lain, gejala ADHD pada anak perempuan yang cenderung lebih inatentif. Sehingga kurang disadari bahkan diabaikan.

Hal ini bisa menyebabkan diagnosa ADHD pada anak perempuan tidak terdeteksi sejak dini. Bahkan, tidak terdiagnosis sama sekali hingga dewasa. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami bahwa gejala ADHD bisa muncul tanpa memandang jenis kelamin.

Mitos Mengenai Inatentif Antara Anak Laki-laki dan Perempuan pada ADHD

Di lansir dari situs BBC, terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth Owens. Dirinya adalah seorang asisten dosen klinis di jurusan psikologi University of California, Berkeley. Dirinya menekankan bahwa tingkat inatentif antara anak laki-laki dan perempuan adalah sama saja.

Artinya, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa satu jenis kelamin lebih cenderung mengalami gejala inatentif daripada yang lain. Karena itu, penting untuk melihat masing-masing anak secara individu dan memperhatikan gejala-gejala yang muncul tanpa mengandalkan stereotip jenis kelamin.

Baca Artikel Kami Lainnya: Penjelasan Psikologis Mengenai Sikap Galak Saat Di Tagih Utang

Jadi, ADHD adalah gangguan yang kompleks. Karena mempengaruhi berbagai aspek kehidupan anak yang mengalaminya. Meskipun ditemukan kecenderungan bahwa lebih banyak anak laki-laki mengalami ADHD. Tapi perlu diingat bahwa stereotip tersebut tidak selalu benar. Gejala ADHD pada anak laki-laki dan perempuan dapat bervariasi dalam tingkat keparahan.

Sebagai masyarakat, kita perlu mengatasi stereotip gender dan meningkatkan pemahaman tentang ADHD. Sehingga, dapat memberikan dukungan yang tepat bagi anak-anak tanpa memandang jenis kelamin.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Seseorang Terobsesi Pada Uang Dan Kekayaan? Penjelasan dalam Perspektif Psikologi

Artikel oleh: Logos Indonesia.