Pengalaman Puncak Sebagai Cara Mencapai Aktualisasi Diri Secara Cepat

Pengalaman Puncak sebagai cara mencapai aktualisasi diri yang cepat. Tapi hanya sedikit orang yang bisa megalami pengalaman puncak.

Kerpibadian, Tokoh2615 Views

Logos Indonesia Aktualisasi merupakan kepuasan diri yang dicapai dengan pengembangan diri maupun pengalaman puncak. Pengalaman puncak merupakan pengalaman mistik yang memicu perasaan mendalam yang mampu mengubah seseorang menjadi lebih baik dan produktif. Tidak semua orang mampu mencapai sensasi yang mendalam seperti itu.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Abraham Maslow: Teori Orang Yang Mengaktualisasi Diri.

Mencapai aktualisasi melalui pengembangan diri merupakan cara yang paling umum dilakukan Kebanyakan orang. Proses yang ditempuh sangat panjang dan penuh konsistensi dan tanggung jawab yang besar. Aktualisasi jenis ini lebih banyak dialami oleh para pengusaha ataupun seseorang yang menekuni suatu bidang ilmu tertentu secara mendalam.

Pengalaman Puncak Sebagai Cara Mencapai Aktualisasi Diri Secara Cepat

Sedangkan Cara lainnya untuk mencapai aktualisasi adalah mengalami pengalaman puncak. Seseorang yang mengalami pengalaman puncak mampu mengubah orang tersebut memiliki kepercayaan yang kuat terhadap suatu hal.

Tidak semua orang mampu mengalaminya. Tapi sekalinya merasakannya, kamu akan merasakan perasaan yang sangat mendalam seperti suatu keajaiban. Karena itu, seseorang mampu berubah drastis setelah mengalami pengalaman puncak ini.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenalan Yuk Dengan Hirarki Kebutuhan Maslow.

Pengalaman Puncak ini melibatkan perasaan yang mendalam terkait psikologis dan fisiologis seseorang. Terdapat satu pengalaman yang membuat seseorang merasakan keajaiban dunia, terpesona ataupun mengalami kebahagiaan yang luar biasa mendalam. Sehingga mampu merubah seseorang menjadi lebih religius, lebih mistik, lebih sholeh, ataupun menjalani hari lebih bahagia dari sebelumnya. Beberapa gambaran pengalaman Puncak berdasarkan teori Maslow yang kemudian disusun oleh William James.

Pengalaman Yang Tidak Bisa Terlukiskan

Seseorang yang mengalami pengalaman Puncak sangat sulit untuk menggambarkan perasaannya saat itu. Kata-kata yang terucap oleh mereka adalah suatu keajaiban yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Sehingga tidak mampu menjelaskan kepada orang lain. Hanya saat kamu mengalaminya saja baru kamu memahami perkataannya.

Menemukan Kebenaran Dari Hakikat Intelektual

Beberapa orang menggambarkan pengalaman puncaknya adalah menemukan kebenaran dari ilmu yang ia pelajari sebagai hakikat dari intelektual.

Pengalaman Puncak Terjadi Hanya Berlangsung Sebentar

Seseorang yang mengalami pengalaman Puncak mengaku bahwa keadaan mistik atau perasaan mendalam itu tidak bertahan lama. Biasanya hanya berlangsung 30 menit hingga 2 jam. Sangat jarang sekali seseorang merasakan keadaan pengalaman Puncak berlangsung lebih lama dari waktu tersebut.

Setelah mengalami keadaan mistis tersebut, maka orang tersebut akan kembali ke dunianya sehari-hari dan pengalaman tersebut lama-kelamaan akan menjadi kabur. Walaupun begitu, dampak yang diberikan sangatlah luar biasa hingga mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik.

Pasif Terhadap Pengalaman Mistis

Maksudnya adalah seseorang yang sedang mengalami pengalaman Puncak akan merasakan kekuatan yang sangat besar menguasai dirinya. Sehingga dirinya pasif merasakan kekuatan yang besar itu sebagai pengalaman mistis. Pengalaman mistis ini membuat orang tersebut merasa terperangkap.

Perbedaan Dampak Aktualisasi Diri

Manfaat Self Improvement

Aktualisasi diri dapat ditempuh dengan dua jalur, yaitu melalui pembelajaran dan melalui pengalaman Puncak. Pengalaman Puncak ini lebih menekankan pada rasa bersyukur dan keyakinan yang kuat atas sensasi yang diberikan saat dalam keadaan mistis yang hanya terjadi sekali seumur hidup.

Berbeda dengan dampak dari aktualisasi melalui proses belajar. Di mana proses yang harus dilalui adalah perjalanan yang panjang dan penuh ketekunan. Sehingga aktualisasi yang muncul berupa pengembangan diri yang lebih ke praktis membumi, dan lebih terikat kepada urusan duniawi.

Baca Artikel Kami Lainnya: Cara Mengaktualisasi Diri Menurut Teori Maslow.

Bahkan melalui pengalaman Puncak mampu menghilangkan simtom neolitik pada diri seseorang dan mengubahnya menjadi pribadi yang lebih sehat. Berbeda dengan aktualisasi melalui proses pembelajaran. Di mana orang tersebut mungkin mengalami frustasi saat menjalani proses menuju aktualisasi diri tersebut. Namun frustasi tersebut tidak dianggap sebagai suatu keharusan yang harus ditempuh untuk mencapai aktualisasi diri. Melainkan tanda seseorang belum mampu mencapai aktualisasi diri.

Ciri-Ciri Orang Yang Telah Mencapai Aktualisasi Diri

Manfaat Positive Psychology

Secara umum orang yang telah mencapai aktualisasi diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Alwisol, 2009).

  • Orang tersebut berorientasi lebih realistik dan memandangnya secara efisien.
  • Mampu menerima diri sendiri, orang lain dan alam di sekitarnya.
  • Mampu bersikap spontan, sederhana dan alami.
  • Lebih memfokuskan pada permasalahan daripada menenangkan diri sendiri ketika terdapat ada masalah.
  • Memiliki pendirian yang kuat dan kebutuhan privasi.
  • Memiliki sikap otonomi diri yang tinggi dan bebas dari kontrol kultur lingkungan.
  • Mampu memahami orang di sekitarnya dan tidak termakan oleh stereotip yang ada.
  • Memiliki pengalaman mistical atau spiritual. Pengalaman ini tidak harus selalu religius.
  • Mampu mengenal harkat kemanusiaan dan memiliki minat sosial.
  • Mudah beradaptasi dengan orang lain. Mereka lebih menyukai hubungan yang akrab walaupun sedikit dari pada berteman banyak namun hubungannya renggang.
  • Mampu menerapkan nilai dan sikap demokratis.
  • Tidak mengacaukan sarana dan tujuan.
  • Memiliki rasa humor yang sehat dan tidak berlebihan.
  • Mereka cenderung memiliki kreativitas yang tinggi.
  • Bebas dari kontrol faktor eksternal seperti budaya maupun orang lain.
  • Luluh dengan lingkungan alih-alih sekedar menanganinya.

Alwisol. (2009). Edisi Revisi: Psikologi Kepribadian. UMM Press

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment