Penyebab Victim Mentality Dan Tips Untuk Mengatasi Mentalitas Korban Pada Diri Sendiri

Penyebab victim mentality dan tips untuk mengatasi mentalitas korban pada diri sendiri. Kenali sisi lain dari seseorang.

Tips dan Trik3063 Views

Logos Indonesia Apakah dirimu merasa saat ini dunia tidak adil? Bahwa yang kamu alami dahulu, kamu tidak bisa memaafkannya. Sehingga kamu memandang orang lain dapat saja menghianatimu atau menyakitimu.

Ketika ada permasalahan yang menimpa dirimu. Kamu cenderung menyalahkan orang lain atau situasi itu sebagai penyebab dari kesengsaraanmu. Jika kamu merasakan hal tersebut, mungkin saja kamu mengalami Victim mentality atau mentalitas korban.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Kamu Termasuk Victim Mentality? Kenali Mentalitas Korban Dan Ciri-cirinya.

Mungkin kamu tidak menyadari kesengsaraan yang kamu alami merupakan pemikiran yang telah kamu buat sendiri. Dengan mengalihkan kesalahan diri sendiri, menjadi kesalahan di luar dirimu sendiri seperti menyalahkan orang lain atau kondisi saat itu.

Sebagai contoh, ketika kamu dimarahi oleh bos karena terlambat datang bekerja. Alih-alih mengatakan karena kesalahannya sendiri. Kamu cenderung memberikan alasan bahwa kemacetan atau situasi lainnya yang membuat dirimu terlambat datang. Dalam cerita ini, kamu diposisikan sebagai korban dan alasan kemacetan sebagai pelakunya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Bentuk Perilaku Bullying Yang Sering Terjadi Di Sekolah Dan Cara Melawannya.

Contoh lainnya adalah ketika dikhianati oleh temanmu sendiri. Kamu cenderung menyalahkan temanmu sebagai pelaku dan kamu sebagai korban. Terlepas dari kontribusi yang kamu berikan untuk memunculkan situasi tersebut. Mungkin saja perilaku yang nampak pada dirimu memancing temanmu untuk berkhianat. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai penyebab terciptanya Victim mentality atau mentalitas korban dan cara mengatasi Victim mentality pada diri sendiri.

Penyebab Munculnya Victim Mentality Pada Diri Seseorang

Munculnya mental yang menganggap dirinya korban, tidak terjadi di awal kehidupan seseorang. Mereka terbiasa menjadi korban atas situasi yang dialami pada masa kanak-kanak dalam kondisi yang tidak berdaya oleh orang yang lebih kuat atau berkuasa. Ketidakberdayaan menghadapi situasi saat masih kanak-kanak berlanjut hingga dewasa. Pola pikir tersebut menjadi suatu kepribadian lain dari dirinya.

Secara umum, seseorang yang memiliki Victim mentality atau mentalitas korban mengalami permasalahan di masa kanak-kanaknya. Seperti mengalami pengalaman traumatik di masa lalunya, Merasa dikhianati, dan ketidakmampuan untuk Mandiri. Namun perlu diingat bahwa tidak semua orang yang mengalami hal tersebut akan memiliki mentalitas korban.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pencegahan Kasus Bullying Di Sekolah.

Dirimulah yang memilih sendiri ingin menjadi mentalitas korban atau tidak. Perbedaan cara menghadapi suatu permasalahan menjadi inti terbentuknya mentalitas korban. Ketika kamu bersikap pasrah dan tidak mau berusaha untuk mengatasinya, maka mentalitas korban cenderung terbawa hingga dewasa. Namun ketika kamu menganggap suatu situasi buruk itu sebagai pembelajaran hidup dan berusaha mengatasinya. Maka mentalitas korban biasanya tidak dialami. Berikut ini terdapat penyebab dari terciptanya Victim mentality atau mentalitas korban.

Trauma Masa Lalu

Pengalaman traumatik di masa lalu yang secara terus-menerus terjadi di kehidupanmu. Seperti pernah dibully di sekolah, mengalami kekerasan secara verbal di rumah, dan pengalaman trauma lainnya.

Pengkhianatan

Terlalu sering mengalami penghianatan dari orang orang yang kamu percaya, menjadi pemicu munculnya mentalitas korban. Hal ini karena penghianatan yang dilakukan oleh orang yang kamu percaya, cenderung lebih menyakitkan dari pada orang yang biasa saja. Apalagi jika penghianatan tersebut dilakukan secara terus-menerus. Akhirnya pola pikir menjadi korban setiap kali dikhianati terus berlanjut hingga dewasa.

Ketidakmandirian

Penyebab lainnya dari terciptanya mentalitas korban adalah ketidak mandirian untuk bertanggung jawab atas tindakanmu sendiri. Akhirnya kamu tergantung pada orang lain karena takut tersakiti.

Manipulasi

Terdapat satu asumsi yang menciptakan mentalitas korban yaitu sikap manipulatif. Manipulatif ini dilakukan untuk mencari perhatian orang lain dan dikasihani oleh orang lain. Namun sikap manipulasi ini cenderung menuju pada gangguan kepribadian. Melalui proses pembelajaran bahwa ketika dirinya dianggap sebagai korban. Maka orang lain mengasihani dirimu dan memperhatikan dirimu.

Tipsnya Mengatasi Mentalitas Korban Pada Diri Sendiri

Berikut ini tips untuk mengatasi mentalitas korban atau Victim mentality pada diri sendiri.

Konsultasikan Kepada Psikolog

Cara yang paling ampuh adalah dengan berkonsultasi kepada psikolog mengenai Victim mentality yang kamu alami. Kamu akan mendapatkan konsultasi dan terapis yang mampu membantu dirimu. Saat kamu menjalani terapi, kamu akan mengeksplorasi penyebab dan alasan yang mendasari munculnya mentalitas korban atau Victim mentality, mengidentifikasi kebutuhan dan kemudian membuat rencana mengatasinya. Karena itu cobalah bersikap terbuka dan menceritakan apa adanya.

Mulailah Mencintai Diri Sendiri

Mengapresiasi Diri Sendiri

Ketika kamu bisa memaafkan kejadian yang menyakitkan di masa lalu. Itu tandanya kamu sudah bisa mencintai diri sendiri. Seluruh pikiran negatif pun akan sirna dalam sekejap. Perasaan kesengsaraan yang kamu rasakan juga akan menghilang. Hal ini karena kesengsaraan itu merupakan pemikiran yang dibuat oleh dirimu sendiri. Kamu memilih untuk menyengsarakan dirimu.

Cobalah Untuk Lebih Memikirkan Kebaikan Orang Lain, Dibandingkan Memikirkan Kesengsaraan Dirimu Sendiri

Jenis-Jenis Motivasi Kerja

Maka perasaan dendam dan menganggap diri sebagai korban akan hilang. Secara tidak langsung kamu merasa segan ketika menyalahkan orang lain atas tindakan yang mungkin saja kamu berkontribusi dalam situasi tersebut.

Mulailah Berlatih Mensyukuri Kehidupan Yang Kamu Miliki

Sadarkan dirimu bahwa Setiap orang pasti mengalami perasaan tidak adil atas situasi yang dialaminya. Karena itu jangan berfokus pada permasalahan atau kesengsaraan dirimu. Tapi fokuskanlah pada seberapa beruntungnya dirimu ada di dunia ini. Cara lainnya adalah melihat perspektif dari orang lain terhadap situasi yang kamu alami. Karena setiap orang memandang secara berbeda pada situasi tersebut.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment