Cara Menghadapi Teman Yang Memiliki Mentalitas Korban Atau Victim Mentality

Cara menghadapi teman yang memiliki mentalitas korban atau victim mentality dengan menjaga jarak hubungan pertemanan.

Logos Indonesia Memiliki teman yang menyenangkan toxic memang merugikan dirimu sendiri. Namun itu bukan jadi alasan untuk membenci mereka. Kamu tetap bisa menjalin hubungan pertemanan dengan mereka, tapi dengan jarak tertentu. Jika itu merugikan dirimu sendiri, jangan terlalu dekat dengan mereka. Ketika kamu dibenci oleh temanmu yang toxic, maka mungkin saja kamu menjadi objek kebencian mereka. Karena itu daripada kamu dibenci olehnya, akan lebih baik dianggap sebagai teman biasa dengan jarak tertentu.

Salah satu contoh dari teman yang toksik adalah mereka yang memiliki mental korban atau Victim mentality. Mereka cenderung untuk menyalahkan orang lain maupun situasi dari permasalahan yang terjadi. Victim mentality adalah pemikiran seseorang bahwa dirinya adalah korban di setiap situasi yang ia alami. Mereka memiliki mental pengecut untuk tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Kamu Termasuk Victim Mentality? Kenali Mentalitas Korban Dan Ciri-cirinya.

Karena itu mungkin saja ketika dirimu dan temanmu yang memiliki victim metality berada dalam satu situasi yang sama-sama merugikan. Pada saat itu mungkin saja, kamu yang disalahkan atas situasi yang ada. Jika sudah seperti itu, Apa yang kamu lakukan?

Kamu bisa menjawab versi dirimu. Tidak ada jawaban yang salah mengenai pertanyaan tersebut. Kamu bebas bersikap terhadap temanmu yang memiliki Victim mentality.

Pada umumnya, orang yang mengetahui bahwa orang tersebut sering menyalahkan orang lain atas situasi yang dialaminya. Mereka cenderung untuk menjauhi dan membencinya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Penyebab Victim Mentality Dan Tips Untuk Mengatasi Mentalitas Korban Pada Diri Sendiri.

Namun jika orang tersebut sangat berarti bagimu. Kamu bisa memilih jalan lain selain yang orang lain lakukan. Berikut ini beberapa cara menanggapi teman yang memiliki Victim mentality atau mentallitas korban. Beberapa cara tersebut, mungkin saja bisa mengubah temanmu menjadi lebih baik.

Hindari Menghakimi Mereka Secara Berlebihan Dan Dengarkan Cerita Versi Mereka

Menghormati Orang Lain

Ketika kamu menginginkan seseorang berubah menjadi lebih baik. Maka jangan pernah menghakimi mereka. Bersikaplah seakan-akan dirimu membela dirinya. Buatlah mereka mempercayai dirimu. Karena itu hindarilah mengatakan pada seseorang yang memiliki Victim mentality sebagai seseorang yang bertingkah seperti korban.

Alih-alih mengatakan hal tersebut, cobalah memulai percakapan mengenai cerita versi mereka. Kemudian kamu bisa tanyakan kembali untuk memvalidasi cerita tersebut. Kebanyakan dari cerita mereka merupakan cerita yang dilebih-lebihkan.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pencegahan Kasus Bullying Di Sekolah.

Selama temanmu bercerita versi dirinya, cobalah untuk menjuruskan ke pembicaraan dalam menemukan solusi permasalahan. Menekankan pembicaraan mengenai tanggung jawab menerima situasi itu untuk mengalihkan menyalahkan orang lain atau situasi yang terjadi.

Ketika topik pembicaraan mengenai ketidakberdayaan diri atas situasi yang dialaminya. Cobalah menyadari bahwa menjadi tidak berdaya itu adalah sikap yang sia-sia. Intinya adalah memfokuskan pembicaraan untuk membantunya menemukan solusi.

Buatlah mereka lebih mandiri untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Jangan pernah memberikan solusi langsung kepada mereka. Karena hal tersebut sia-sia saja. Solusimu tidak akan diterima oleh mereka. Karena tidak ada kesadaran untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Menjaga Jarak Pertemanan

Photo by Bewakoof.com Official on Unsplash

Jika situasi menyudutkan dirimu, bahwa temanmu menuduh dirimu sebagai penyebab situasi yang ia alami. Maka kamu harus bersikap tegas untuk memilih menjaga jarak dengan temanmu. Jangan pernah terbebani atau menyalahkan diri sendiri atas tindakan yang temanmu lakukan. Karena itu, hal yang harus kamu lakukan adalah mengembalikan tanggung jawab yang harus temanmu tanggung. Walaupun terdengar kejam, tapi dalam situasi ini, hal itu adalah cara yang terbaik mengatasi situasi tersebut.

Tawarkan Bantuan Untuk Menemukan Solusi Dan Ingatkan Prestasi Mereka

Photo by Surface on Unsplash

Jika orang yang mengalami Victim mentality merupakan orang yang kamu sayangi. Maka kamu bisa ajukan bantuan untuk menemukan solusi dari permasalahan mereka. Mungkin saja ketika kamu membantunya, pola pikir Victim mentality atau mentalitas korban akan menghilang. Menurut HealthLine, terdapat tiga langkah yang bisa kamu lakukan untuk membantu temanmu.

Langkah pertama, mengakui keyakinan mereka, bahwa dirinya memang tidak bisa berbuat apa-apa dalam situasi tersebut. Ketika kamu memihak dirinya. Maka mereka menyadari dirinya didengar. Mereka akan percaya dengan omonganmu dan mempercayaimu sepenuhnya.

Langkah kedua adalah memberikan pertanyaan yang membuat mereka berpikir cara menemukan solusi permasalahan tersebut. Sebagai contoh, tanyakan, kekuatan apa yang dirinya ingin miliki? Apa yang ingin dirinya lakukan jika sudah memiliki kekuatan tersebut? Kemudian jawabannya kamu kaitkan dengan situasi saat ini.

Langkah ketiga adalah membantu melakukan brainstorming untuk mencapai suatu tujuan yaitu solusi permasalahan. Sebagai contoh, seseorang yang tidak berdaya karena tidak ada perusahaan yang mau mempekerjakannya. Kamu bisa menjawab

” Aku memahami perasaanmu saat ini. Itu pasti membuatmu frustasi. Namun Apa pekerjaan idealmu?”

“Apa kelebihan yang kamu miliki?”

“Apa minat yang kamu miliki?”

Melalui beberapa pertanyaan tersebut, mampu menyadarkan mereka bahwa dirinya memiliki segala yang dibutuhkan untuk menemukan solusi. Ingatkan kembali bahwa dirinya menonjol pada bidang tertentu, dukungan orang-orang di sekitarnya, prestasi yang mereka miliki, bakat dan minatnya mereka miliki, dan kelebihan-kelebihan lainnya yang mereka miliki.

Artikel oleh: Logos Indonesia.