Tips Memberikan Kritikan yang Membangun untuk Orang Lain

Dalam memberikan kritikan yang membangun, kita pun perlu menghindari penggunaan bahasa yang tidak sopan atau merendahkan orang lain.

Logos IndonesiaTahukah kamu bahwa memberikan kritikan yang membangun pada orang lain ternyata bisa menjadi hal yang sangat berguna? Kritikan yang diberikan dengan cara yang baik dan benar dapat memberikan dampak positif. Sehingga dapat membantu perbaikan diri orang yang menerima kritik tersebut. Kita semua pasti pernah merasa ada sesuatu yang perlu diperbaiki, baik itu pada diri sendiri maupun orang lain. Dan, di sinilah pentingnya kita menjadi pribadi yang bisa memberikan kritikan yang membangun. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas beberapa tips tentang bagaimana cara men-deliver kritikan yang baik dan efektif. Tujuannya agar bisa diterima dengan baik oleh orang lain.

Tips Memberikan Kritikan yang Membangun untuk Orang lain

Ketika memberikan kritikan, tentunya kita harus mengetahui dulu batasan antara kritikan yang membangun dan kritikan yang tidak. Kritikan yang membangun biasanya sifatnya lebih objektif dan faktual, memberikan solusi, serta menekankan pada hasil yang akan dicapai. Jadi bukan pada kesalahan yang telah diperbuat. Dalam memberikan kritikan yang membangun, kita pun perlu menghindari penggunaan bahasa yang tidak sopan atau merendahkan orang lain.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apa Perbedaan Konsep Jamais Vu dan Deja Vu?

Sebelum lanjut ke tips memberikan kritikan yang membangun, ada baiknya kita mengetahui tentang pentingnya kritikan yang membangun itu sendiri. Tujuan memberikan kritikan yang membangun pada orang lain adalah agar orang tersebut bisa mencapai hasil yang lebih baik. Baik secara kualitas maupun efisiensi. Selain itu, kritikan yang baik juga bisa memotivasi dan menginspirasi orang untuk terus berinovasi. Kemudian meningkatkan kualitas kerja, dan mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi, yuk kita pelajari tips-tipsnya agar kita bisa menjadi pribadi yang bisa memberikan kritikan yang membangun pada orang lain!

1. Menegaskan tujuan ingin memberikan kritikan

Menegaskan tujuan kita memberikan kritikan mengenai maksud dan alasan kita memberikan kritik tersebut. Tahap ini bukanlah tentang memberikan kritikan itu sendiri, tetapi memberikan konteks sebelum kritikan disampaikan.

Sebagai contoh, jika kita ingin memberikan kritikan kepada seorang rekannya tentang bagaimana mereka mengelola sebuah proyek. Kita bisa memulai dengan kalimat seperti,. “Saya melihat kamu bekerja sangat keras di proyek ini, dan saya tahu kamu ingin hasil terbaik. Saya memiliki beberapa sarana yang mungkin bisa membantu kamu…”

Dengan pendekatan seperti ini, tujuan kita memberi kritik menjadi jelas. Tujuannya untuk membantu mereka menjadi lebih baik, bukan menghina atau mencari kesalahan mereka. Ketika mereka merasakan bahwa tujuan kita positif dan konstruktif, mereka lebih mungkin menerima kritik kita dengan sikap yang terbuka. Hal penting lainnya adalah bahwa menjelaskan tujuan kita juga menunjukkan bahwa kita peduli. Karena orang lebih mendengarkan dan menerima kritikan dari orang-orang yang mereka percaya peduli terhadap mereka.

2. Menggunakan teknik “sandwich”

Teknik “sandwich” adalah sebuah teknik komunikasi dimana kita menyampaikan kritikan di antara dua hal positif. Caranya adalah kita mulai dengan pujian, kemudian menyampaikan kritikan, dan diakhiri dengan pujian lagi atau komentar positif lainnya. Teknik ini bisalah membuat orang lain merasa lebih diterima dan tidak merasa diserang.

Teknik ini diberi nama “sandwich” karena structurnya yang mirip dengan sandwich. Dimana bagian positif di awal dan akhir (seperti dua potongan roti) dengan kritikan atau masukan di tengah (seperti isi sandwich).

Berikut adalah contoh penggunaan teknik “sandwich”:

  • Bagian atas (roti): Mulai dengan feedback positif. Misalnya, “Saya melihat bahwa kamu sangat antusias dalam proyek ini dan itu luar biasa.”
  • Bagian tengah (isi): Selanjutnya, sampaikan kritikan atau feedback negatif. Misalnya, “Namun, saya melihat ada beberapa deadline yang terlewat. Mungkin perlu ada penyesuaian dalam pengaturan jadwal atau prioritas tugas.”
  • Bagian bawah (roti): Akhiri dengan feedback positif atau rekomendasi untuk masa depan. Misalnya, “Tapi saya yakin dengan kemampuanmu, kamu bisa memperbaiki hal ini. Kami semua di sini untuk mendukungmu.”

Pendekatan ini membantu dalam dua hal. Pertama, dengan memulai dan mengakhiri percakapan dengan poin positif. Maka kita dapat membantu menjaga kepercayaan diri orang tersebut dan menunjukkan bahwa kita menghargai usaha dan kontribusi mereka. Kedua, dengan menyisipkan kritikan atau masukan di tengah. Sehingga kita bisa menyampaikan poin-poin penting yang perlu mereka perbaiki tanpa membuat mereka merasa ditekan atau diserang.

3. Menyampaikan kritikan secara langsung, jujur, dan sopan

Ketika memberikan kritikan, kita perlu untuk menyampaikannya secara langsung, jujur dan sopan. Tentunya, kita juga harus memastikan untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Dengan begitu, pesan kita bisa sampai dengan jelas dan bisa dicerna dengan baik.

4. Menanyakan perspektif orang yang diberi kritik

Tidak ada salahnya untuk menanyakan perspektif orang yang kita beri kritik. Ini bisa membantu kita untuk memahami bagaimana mereka melihat dan merasakan situasi tersebut. Sehingga kita bisa memberikan kritikan atau saran yang lebih sesuai dan efektif.

5. Menawarkan solusi atau dukungan jika dibutuhkan

 

Setelah memberikan kritikan, kita juga perlu menawarkan solusi atau dukungan. Jangan lupa untuk mengingatkan mereka bahwa kita ada di sini untuk membantu. Kita tidak berarti untuk merendahkan atau merusak kepercayaan diri mereka. Menawarkan bantuan atau solusi menunjukkan bahwa kita peduli pada mereka dan bahwa kita ingin mereka sukses.

Baca Artikel Kami Lainnya: Pengaruh Jamais Vu dan Deja Vu pada kehidupan sehari-hari.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment