10 Langkah Psikologis untuk Membuat Perencanaan yang Realistis

Kita memiliki ambisi, impian, harapan dan ketakutan. Semua ini mempengaruhi cara kita merencanakan untuk kita meraih apa yang kita inginkan.

PIO, Tips dan Trik3206 Views

Logos Indonesia – Dalam ruang kerja kita, pribadi dan profesi, kita semua adalah pembuat rencana. Kerap kali kita berdiri di hadapan papan tulis. Mencoba merangkai ide dan rancangan. Menyusun timetable, membentuk agenda dan daftar urusan yang panjang. Namun, brilian ide-ide itu seiring waktu mengendap dalam laci. Tidak tersentuh dan tidak terpengaruh. Namun, pernahkah kita bertanya-tanya mengapa rencana itu sulit sekali dilakukan?

Baca Artikel Kami Lainnya: Kecanduan Media Sosial Lebih Sulit Diatasi daripada Pecandu Narkoba

Terlalu sering, kita membuat rencana yang tidak realistis. Kita menetapkan target yang terlalu ambisius. Kita menipu diri kita sendiri mengenai berapa banyak waktu dan energi yang kita miliki. Dan kita lupa bahwa kehidupan seringkali melompati rencana terbaik kita. Misalkan, kita mungkin merencanakan untuk berolahraga setiap pagi. Tapi, ketika alarm berbunyi, kita sering kali menekan tombol snooze dan berakhir dengan merasa kecewa. Karena gagal memenuhi rencana kita.

Faktanya, kita adalah makhluk yang memiliki sifat psikologis. Kita memiliki ambisi, impian, harapan dan ketakutan. Semua ini mempengaruhi cara kita merencanakan dan kemampuan kita meraih apa yang kita inginkan. Jadi, bagaimana kita membuat perencanaan yang realistis dan mencapai tujuan kita?

Mengapa Kita Harus Membuat Perencanaan?

Perencanaan berfungsi sebagai peta mental. Memberikan kita gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana mencapainya. Protective benefits mengurangi kesalahan dalam pembuatan keputusan. Memperkecil risiko dan membantu kita agar tetap on track. Dengan perencanaan, kita bisa mencegah situasi buruk yang mungkin terjadi dan beradaptasi dengan perubahan situasi.

Sementara itu, positive benefits dari perencanaan membantu kita untuk mencapai tujuan kita. Dengan visualisasi tujuan kita, kita menjadi lebih termotivasi untuk mencapainya. Itu membuat kita lebih fokus. Mendapatkan keterlibatan dan mendukung perasaan positif seperti percaya diri dan percaya diri.

4 Langkah Dasar Dalam Perencanaan

Secara teoretis, perencanaan melalui empat tahapan. Menetapkan tujuan adalah langkah pertama dan mungkin paling penting. Tujuan harus SMART – Spesifik, Dapat Diukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Waktu-Terikat.

Langkah kedua adalah merencanakan tindakan. Pikirkan tentang apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ini. Tuliskan langkah-langkah ini dan buat jadwal yang jelas.

Mengevaluasi kemajuan adalah langkah ketiga. Periksa apakah kamu berada di jalur yang benar? Jika tidak, apa yang perlu diubah dalam tindakan Anda?

Kemudian, menilai kinerja secara keseluruhan adalah langkah terakhir. Apakah kamu mencapai tujuan yang telah dibuat? Jika tidak, apa yang akan kamu lakukan berbeda kali berikutnya?

10 Langkah Psikologis untuk Membuat Perencanaan yang Realistis

Berikut 10 langkah psikologis untuk membuat perencanaan yang realistis.

1.     Pahami Motivasi Diri.

Mendalaminya apa yang mendorong kamu. Apa yang membuatmu bersemangat? Dan menentukan apakah tujuan kamu sejalan dengan motivasi tersebut. Jika kamu sangat bersemangat tentang tujuan kamu. Kamu akan lebih mungkin untuk mencapainya.

2.     Tentukan Prioritas.

Menentukan apa yang benar-benar penting bagimu. Apa yang perlu dilakukan sekarang dan apa yang bisa ditunda. Prioritas yang jelas akan membantu kamu fokus dan mencegah konflik sumber daya.

3.     Buat Tujuan yang Realistis.

Tujuan yang SMART (Spesifik, Dapat Diukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Waktu-Terikat). Hal ini dapat membantu memastikan bahwa kamu tidak mencoba melompat lebih jauh dari yang bisa kamu capai.

4.     Visualisasikan Hasil yang Diinginkan.

Bayangkan bagaimana sukses akan tampak dan rasakan. Visualisasi ini bisa membuat tujuan kamu tampak lebih nyata dan achievable.

5.     Buat Rencana Aksi Terperinci.

Rencana yang baik melibatkan langkah-langkah yang jelas dan waktu yang ditentukan. Rencana aksi seperti ini juga dapat memberikan rasa pencapaian saat kamu menjalankannya.

6.     Lakukan Penyesuaian jika Perlu.

Jika kamu menemui kendala, bukan berakhirnya segalanya. Duduk, review, dan buat penyesuaian yang perlu agar tetap berada di jalur.

7.     Lakukan Self-Talk Positif.

Pikiran positif bisa jadi kunci untuk tetap termotivasi. Ingatkan diri sendiri bahwa kamu bisa dan akan mencapai tujuan kamu.

8.     Berikan Waktu untuk Diri Sendiri.

Implikasi psikologisnya adalah, jika semua waktu kamu dihabiskan untuk bekerja menuju tujuan. Maka kamu bisa merasa lelah dan kehilangan motivasi. Pastikan ada waktu untuk relaksasi dan hiburan.

9.     Rayakan Kemajuan Kecil.

Setiap langkah menuju tujuan adalah kemenangan. Jadi pastikan kamu merayakan kemajuan, tidak peduli seberapa kecil. Ini bisa jadi cara yang bagus untuk menjaga motivasi.

10.  Tetap Bersikap Fleksibel.

Selalu siap untuk mengubah pendekatan atau rencana jika situasi berubah. Jangan takut untuk mencoba hal baru jika rencana awal tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, dibantu dengan pemahaman diri yang kuat dan kemampuan untuk tetap fleksibel dan adaptif. Maka kita akan dapat menciptakan dan berkomitmen pada rencana yang realistis dan pencapaian tujuan yang bermakna.

Membuat perencanaan yang realistis bukanlah tugas yang mudah. Tetapi dengan memahami aspek-aspek psikologis yang terlibat, kita dapat membuat rencana yang berhasil dan mencapai tujuan kita. Proses ini mungkin membutuhkan waktu dan usaha, tapi hasilnya pasti layak.

Pada akhirnya, rencana terbaik adalah yang dapat kita laksanakan. Rencana yang realistis memberi kita kerangka kerja untuk bertindak dan mengukur kemajuan kita. Itu memberi kita kontrol atas hidup kita dan membantu kita mencapai apa yang kita inginkan. Jadi, mulailah merencanakan hari ini – dan pastikan itu realistis!

Baca Artikel Kami Lainnya: Kamu Susah Berhenti Scrolling Medsos? Pahami Dampak Negatifnya untuk Dirimu
Artikel oleh: Logos Indonesia.