Cara Mengurangi Free-Rider Effect. Kebiasaan Menggunakan Fasilitas Umum, Tanpa Mau Merawatnya

Cara mengurangi free-Rider effect. Kebiasaan menggunakan fasilitas umum, tanpa mau merawatnya. Merusak fasilitas umum adalah contohnya.

Logos Indonesia Apakah kamu sering menggunakan fasilitas umum? Apakah kamu pernah berpikir bahwa tanggung jawab dari terawatnya suatu fasilitas umum berada di tangan pengelola, bukan di pengguna fasilitas umum tersebut?

Jika kamu menganggap fasilitas umum harus dirawat oleh pengelola maka pola pikir itu salah besar. Fasilitas umum haruslah dirawat oleh masyarakat sekitar yang menggunakannya. Setidaknya tidak merusak fasilitas tersebut, sudah cukup berkontribusi dalam merawat fasilitas umum. Bersikap tidak peduli menjadi bukti adanya Free-Rider Effect di masyarakat.

Apa Itu Free-Rider Effect?

Free-Rider Effect merujuk pada seseorang yang banyak menggunakan fasilitas umum tanpa berkontribusi merawat fasilitas umum tersebut. Mereka mencari keuntungan pribadi dengan menggunakan fasilitas umum untuk kebutuhannya. Mereka juga tidak peduli dengan kerusakan dari fasilitas umum tersebut sebagai akibat dari tindakan mereka. Sehingga Free-Rider Effect sangat berkaitan dengan penggunaan fasilitas umum secara berlebihan.

Contoh dari Free-Rider Effect ini, sangat Sering kita temui di kehidupan nyata. Bahkan mungkin saja kamu pernah melakukan hal tersebut. Sebagai contoh seseorang penumpang KRL yang tidak memiliki tiket. Mungkin kamu pernah mendengar tentang penumpang kereta ilegal yang berada di atas badan kereta. Penumpang ilegal tersebut merupakan salah satu contoh dari Free-Rider Effect. Tanpa memikirkan dampak buruk bagi dirinya sendiri, kerusakan kereta itu sendiri, maupun orang lain di sekitarnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mengapa Seseorang Mau Membantu Orang Lain? Penjelasan Teori Empati Terhadap Perilaku Menolong.

Perilaku dari Free-Rider Effect merupakan perilaku ketidakpedulian sosial terhadap lingkungan dan orang di sekitarnya. Hal ini karena, perilaku tersebut mampu merusak fasilitas umum, mengganggu ketertiban umum dan bisa saja merugikan orang di sekitarnya.

Contoh Free-Rider Effect

Terdapat banyak contoh dari perilaku Free-Rider Effect yang sering kita temui bahkan mungkin saja kamu pernah melakukannya. Ketika kamu menggunakan atau sedang berkunjung ke tempat fasilitas umum, Apakah kamu sering membuang sampah sembarangan?

Perilaku tersebut merupakan perilaku yang tidak patut untuk dilakukan selama berada di tempat fasilitas umum. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dirimu tidak bertanggung jawab dalam merawat kebersihan tempat tersebut. Padahal tempat tersebut merupakan tempat umum yang harus dijaga oleh semua masyarakat umum yang menggunakannya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jangan Biasakan Diri Berbohong! Nanti Bisa Terkena Penyakit Mitomania.

Fasilitas umum yang sering kita temui dan gratis yaitu puskesmas, fasilitas olahraga fitness outdoor, toilet umum, Ruang Terpadu Ramah Anak (RPTRA), fasilitas charger HP gratis, wi-fi gratis, perpustakaan umum, dan tempat parkir umum. Ketika kamu menggunakan atau memanfaatkan fasilitas umum tanpa memperdulikan terawatnya lingkungan di sekitar fasilitas umum itu, maka kamu termasuk Free-Rider Effect.

Free-Rider Effect berkaitan dengan perilaku Seperti membuang sampah sembarangan ketika berada di tempat fasilitas umum, memanfaatkannya secara berlebihan, merusak alat atau mesin yang terdapat di fasilitas umum, dan perilaku lainnya yang mengacu pada ketidakpedulian untuk merawat fasilitas umum tersebut.

Dampak dari perilaku tersebut tentu merugikan banyak orang. Mungkin saja akibat ulahmu, fasilitas umum tersebut tidak bisa digunakan lagi. Karena itu, lebih baik kamu tidak melakukan perilaku Free-Rider Effect.

Bagaimana Cara Mengurangi Free-Rider Effect?

Menurut Vaughan dan Hogg (2005), meneliti tentang Free-Rider Effect sebagai topik penelitiannya. Hasil penelitian tersebut menjadi landasan cara mengurangi Free-Rider Effect. Perilaku Free-Rider Effect memang sulit dihilangkan bagi sebagian besar orang. Namun dengan cara tersebut setidaknya bisa mengurangi perilaku tersebut. Berikut ini terdapat cara untuk mengurangi Free-Rider Effect.

Kesadaran Diri Dan Kontrol Eksternal

Terdapat penjaga dari tempat fasilitas umum untuk mengendalikan perilaku pengunjung melakukan Free-Rider Effect. Sehingga menimbulkan tanggung jawab secara pribadi untuk merawat fasilitas umum tersebut. Biasanya orang yang bertindak Free-Rider Effect berada di tempat fasilitas umum yang tidak memiliki penjagaan yang terkontrol. Sehingga mereka menganggap bahwa perilaku yang mereka lakukan tidak akan dipedulikan oleh orang lain di sekitarnya. Selain itu tanggung jawab yang tertanam saat merusak fasilitas umum adalah tanggung jawab bersama bukan pribadi.

Namun bagaimana jika tempat tersebut tidak memiliki penjaga. Maka haruslah dimulai dari kesadaran pribadi untuk merawat fasilitas umum tersebut. Merawat fasilitas umum tidak harus mengeluarkan usaha dan uang lebih. Namun, setidaknya kamu tidak merusak fasilitas umum itu saja sudah cukup.

Jadikan Dirimu Sebagai Role Model Bagi Orang Lain

Salah satu cara untuk mengubah pola pikirmu terkait memperlakukan fasilitas umum adalah menganggap dirimu sebagai role model bagi orang lain untuk bertindak. Ketika kamu menganggap bahwa semua tindakanmu di tempat umum memiliki dampak terhadap orang lain. Maka kamu akan menunjukkan perilaku teladan bagi orang lain saat menggunakan fasilitas umum.

Hal ini karena, sifat Free-Rider Effect merupakan perilaku dari ketidakpedulian terhadap lingkungan. Jadi ketika kamu peduli dengan lingkungan, maka kamu berkontribusi dalam menyebarkan kebaikan kepada orang yang melihatmu.

Menegaskan Perilaku Yang Boleh Dan Tidak Boleh Dilakukan Saat Menggunakan Fasilitas Umum

Berpikir Kreatif.

Cobalah untuk tegas pada diri sendiri untuk menentukan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan fasilitas umum. Tanamkan pada diri sendiri bahwa perilaku burukmu dapat merusak fasilitas umum.

Ingatlah bahwa fasilitas umum artinya menggunakan bersama-sama orang lain. Karena bukan milik pribadi kamu harus bisa menjaga tetap terawat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Perilaku Tolong-Menolong Bisa Dipelajari? Di Sini Ada Penjelasannya.

Sarwono, Sarlito. W & Meinarno, Eko. A (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment