Hubungan Antara Stendhal Syndrome dan Gangguan Kesehatan Mental

Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa Stendhal Syndrome bisa berhubungan dengan gangguan kesehatan mental lainnya?

Klinis1166 Views

Logos IndonesiaApakah kamu pernah dengar tentang Stendhal Syndrome? Jika belum, mari kita kenal lebih dekat. Stendhal Syndrome adalah fenomena psikologis unik yang ditandai dengan reaksi emosional yang intens terhadap karya seni atau keindahan. Biasanya fenomena ini dialami oleh orang-orang saat mereka berkunjung ke museum, galeri seni, atau tempat bersejarah. Diberi nama sesuai penulis Perancis abad ke-19 Stendhal. Sindrom ini memicu gejala yang bisa berkisar dari detak jantung cepat, pusing, hingga pingsan.

Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa Stendhal Syndrome bisa berhubungan dengan gangguan kesehatan mental lainnya? Yup, hubungan ini sedikit kompleks. Karena bagaimanapun juga, memahami cara kerja pikiran kita dan bagaimana kita merespon lingkungan sekitar kita sangat penting. Ini juga bisa membantu kita sebagai individu untuk lebih menghargai diri sendiri. kemudian memungkinkan kita untuk lebih empati terhadap orang lain.

Jadi dalam artikel ini, kita tidak hanya akan menjelajahi apa itu Stendhal Syndrom. Tapi juga akan melihat bagaimana sindrom ini bisa berinteraksi dengan gangguan kesehatan mental lainnya.

Stendhal Syndrome

Sebelum kita lanjut, mari kita pahami dulu apa itu Stendhal Syndrome. Secara sederhana, Stendhal Syndrome adalah keadaan di mana seseorang mengalami reaksi emosional yang sangat kuat ketika melihat karya seni. Bukan hanya terbatas pada seni, sindrom ini juga bisa terjadi saat kita mengunjungi tempat objek wisata dengan pemandangan mengagumkan.

Lalu, apa saja gejala-gejala yang mungkin dialami saat seseorang mengalami Stendhal Syndrome? Reaksi setiap orang mungkin berbeda, tapi umumnya meliputi perasaan pusing, detak jantung yang meningkat, mual, hingga pingsan. Selain itu, beberapa orang juga bisa mengalami emosi yang mendalam. Seperti, emosi tiba-tiba menjadi intens, merasa sangat bahagia, terharu, atau malah sedih yang mendalam.

Menariknya, Stendhal Syndrome dinamakan berdasarkan nama seorang penulis Perancis. Pada saat dia mengunjungi Basilika Santa Croce di Firenze pada tahun 1817. Dia mengalami reaksi emosional dan fisik yang intens hingga mengakibatkan pingsan. Karena pengalaman unik tersebut, sindrom ini akhirnya diberi namanya. Namun, sindrom ini mulai dikenal dan dipelajari lebih serius oleh para ahli pada akhir abad ke-20. Menjadikannya sebuah fenomena yang cukup baru dalam dunia psikologi.

Keterkaitan Antara Stendhal Syndrome dan Gangguan Kesehatan Mental

Kalau kamu tanya, apakah ada hubungan antara Stendhal Syndrome dengan gangguan kesehatan mental? Bahkan beberapa gejala Stendhal Syndrome. Seperti jantung berdebar, pusing, dan perasaan luar biasa terharu atau sedih. Kerap kali ditemukan pada beberapa kondisi kesehatan mental seperti gangguan kecemasan atau depresi.

Jadi, bagaimana hubungan antara keduanya bisa terjadi? Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang cenderung mengalami Stendhal Syndrome mungkin memiliki kecenderungan terhadap kondisi kesehatan mental tertentu. Artinya, mereka mungkin sudah mempunyai kerentanan terhadap gangguan kesehatan mental sebelumnya. Sehingga pengalaman intens yang berhubungan dengan Stendhal Syndrome bisa memicu atau memperparah kondisi tersebut.

Baca Artikel Kami Lainnya: Ini Tandanya Kamu Mengalami Misophonia

Sebagai contoh, jika kita memiliki kecenderungan terhadap gangguan kecemasan. Maka ketika melihat sebuah lukisan atau pemandangan yang menakjubkan bisa memicu respon emosional yang berlebihan. Ini karena otak kita bisa saja merespon pengalaman tersebut dengan cara yang sama seperti menghadapi ancaman atau stress. Yang justru memperparah kecemasan yang ada.

Jadi, walau Stendhal Syndrome ini unik dan menarik. Tapi penting juga untuk kita pahami efeknya bisa lebih dari sekadar jantung berdebar-debar atau merasa pusing. Untuk beberapa orang, pengalaman ini bisa juga memicu atau memperparah kondisi kesehatan mental yang sudah ada.

Menghadapi dan Mengelola Stendhal Syndrome dan Gangguan Kesehatan Mental

Nah, sekarang kita sudah paham tentang Stendhal Syndrome dan hubungannya dengan gangguan kesehatan mental. Pertanyaannya, bagaimana cara kita menghadapi dan mengelola kedua hal ini?

Pertama, cobalah untuk mengenali gejalanya. Jika kamu merasa mengalami detak jantung cepat, pusing, atau emosi yang meluap-luap ketika berhadapan dengan keindahan atau seni. Bisa jadi itu adalah gejala Stendhal Syndrome. Mengenali gejala ini penting untuk membantu kita mengendalikannya dan membantu orang lain yang mungkin juga mengalami hal yang sama.

Jika gejala yang kamu alami sudah cukup parah atau mengganggu kehidupan sehari-hari. Maka mencari bantuan profesional bisa jadi pilihan tepat. Psikolog atau psikiater bisa memberikan terapi atau dukungan lainnya untuk membantu kamu mengelola respons emosional dan fisik yang berlebihan.

Terapi bisa berupa konseling, terapi perilaku kognitif, atau bahkan meditasi. Kendati demikian, pilihan terbaik akan bergantung pada kondisi dan kebutuhan unik masing-masing orang.

Terakhir namun tak kalah penting, kita juga bisa membantu meningkatkan kesadaran akan hubungan antara Stendhal Syndrome dan gangguan kesehatan mental. Berbagi informasi seperti ini kepada teman, keluarga, atau melalui media sosial bisa membantu orang lain. Sehingga mereka dapat memahami sindrom ini dan efeknya terhadap kesehatan mental.

Ingat, tidak ada yang perlu ditakuti dari Stendhal Syndrome. Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa menghadapi dan mengelolanya dengan baik. Jadi, teruslah menikmati keindahan seni dan dunia di sekitar kita!

Baca Artikel Kami Lainnya: Tantangan Menghadapi Misophonia di Tempat Kerja: Ini Tips Mengatasinya

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment