Kenali Cara Menggunakan Metode Montessori Di Tiap Usia Anak

Kenali cara menggunakan metode montessori di tiap usia anak. Jadi, mari yuk menerapkan metode montessori sesuai tugas perkembangan anak.

Logos Indonesia –Metode Montessori adalah pendekatan pendidikan anak usia dini yang cukup terkenal. Karena menawarkan pendekatan holistik untuk perkembangan anak-anak. Metode ini dapat diterapkan pada berbagai kelompok usia. Mulai dari bayi hingga masa sekolah. Setiap kelompok usia memiliki karakteristik dan fokus pengembangan yang berbeda. Dan metode Montessori menyediakan lingkungan dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak-anak.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi cara menerapkan metode Montessori di setiap kelompok usia. Memberikan wawasan yang berguna bagi para orangtua dan pendidik dalam mendukung pembelajaran anak. Berikut adalah beberapa tahapan usia dalam metode Montessori:

Kelompok Bayi (0-18 bulan)

Lakukan Strategi Ini Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Sejak Bayi.

Metode Montessori pada tahap ini berfokus pada pengembangan kemandirian, kemampuan motorik kasar dan motorik halus. Sehingga membentuk pola-pola rutinitas harian. Lingkungan yang aman dan disiapkan dengan baik untuk bayi memungkinkan untuk mengeksplorasi dengan benda-benda sekitar mereka.

Berikut adalah cara-cara umum untuk menerapkan metode Montessori:

  • Ciptakan lingkungan yang aman dan disiapkan dengan baik untuk bayi. Hal ini meliputi matras atau tikar yang dapat digunakan untuk bermain. Cermin rendah yang memungkinkan bayi melihat diri mereka sendiri dan mainan Montessori yang disesuaikan dengan tahap perkembangan mereka.
  • Berikan kebebasan gerakan untuk bayi agar dapat menjelajahi dan mempelajari lingkungan mereka. Anak dapat bergerak secara bebas di atas tikar. Memegang mainan Montessori atau menjelajahi benda-benda sekitar mereka.
  • Gunakan mainan Montessori yang merangsang indera. Seperti mainan dengan berbagai tekstur, suara, dan warna yang kontras.
  • Bantu bayi dalam pengembangan kemandirian dengan memberikan kesempatan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari. Seperti makan sendiri atau merapikan mainan mereka.

Kelompok Balita (18 bulan – 3 tahun)

Pada tahap ini, perhatian diberikan pada pengembangan kemampuan motorik, bahasa, dan kehidupan sehari-hari. Anak-anak diberikan kesempatan untuk memilih dan terlibat dalam aktivitas yang sesuai dengan minat mereka. Mereka juga diperkenalkan pada konsep-konsep dasar seperti warna, bentuk, dan ukuran melalui manipulatif yang dirancang khusus.

Berikut adalah cara-cara umum untuk menerapkan metode Montessori:

  • Persiapkan lingkungan belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan balita. Sediakan bahan Montessori yang sesuai. Seperti teka-teki bentuk, mainan memasukkan objek ke dalam wadah, dan permainan manipulatif sederhana.
  • Dorong kemandirian dengan memberikan kesempatan bagi balita untuk memilih aktivitas sendiri. Seperti memilih mainan atau menyiapkan meja makan mereka sendiri.
  • Ajarkan keterampilan kehidupan sehari-hari. Seperti merapikan mainan, menyapu lantai, atau merapikan meja. Anak-anak akan belajar menjadi mandiri dan bertanggung jawab melalui partisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
  • Tingkatkan perkembangan bahasa melalui membacakan buku, bernyanyi, dan berbicara secara aktif dengan anak. Bantu balita mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka dengan memberikan kesempatan untuk berkomunikasi.

Kelompok Pra-Sekolah (3-6 tahun)

Tahap ini merupakan periode puncak dalam metode Montessori. Anak-anak diajak untuk belajar melalui pengalaman secara langsung. Dengan bahan-bahan Montessori yang disiapkan di lingkungan belajar mereka. Mereka diberikan kebebasan dalam memilih aktivitas. Sementara guru bertindak sebagai pengamat dan fasilitator. Perkembangan keterampilan sosial, kecerdasan kognitif, dan bahasa menjadi fokus utama pada tahap ini.

Berikut adalah cara-cara umum untuk menerapkan metode Montessori:

  • Sediakan lingkungan belajar yang kaya akan bahan Montessori yang menarik dan menantang. Bahan tersebut dapat meliputi manipulatif matematika, bahan sensorial (pengenalan indra), bahan kosmik (pengenalan dunia), dan bahan bahasa.
  • Biarkan anak memilih aktivitas mereka sendiri dari rak-rak Montessori yang tersedia. Anak-anak dapat belajar melalui eksplorasi mandiri. Sedangkan guru dapat berperan sebagai pengamat dan fasilitator.
  • Berikan pengajaran langsung dan demonstrasi ketika diperlukan. Misalnya, ketika memperkenalkan sebuah bahan baru. Guru dapat menunjukkan cara penggunaannya secara langsung dan memberikan instruksi yang jelas.
  • Fokus pada perkembangan keterampilan sosial. Melalui kerja kelompok, berbagi, dan pengembangan kemampuan berempati. Anak-anak belajar berinteraksi dengan teman sekelas. Kemudian belajar mengelola konflik dengan cara yang konstruktif.

Masa Sekolah (6 tahun ke atas)

Setelah masa pra-sekolah, anak-anak Montessori biasanya melanjutkan ke lingkungan sekolah dasar. Metode Montessori dapat terus diterapkan dalam bentuk pendidikan yang lebih tradisional. Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Montessori seperti kemandirian, pemilihan aktivitas, dan penggunaan materi manipulatif.

Baca Artikel Kami Lainnya: Inilah Perbedaan Kesenangan dan Kebahagiaan.

Berikut adalah cara-cara umum untuk menerapkan metode Montessori:

  • Teruskan penerapan prinsip-prinsip Montessori dalam lingkungan pendidikan yang lebih tradisional. Berikan kebebasan dalam pemilihan aktivitas dan menghargai minat dan bakat anak.
  • Lanjutkan penggunaan bahan Montessori yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya, menggunakan manipulatif matematika untuk memperkuat pemahaman konsep matematika yang lebih kompleks.
  • Dorong pembelajaran mandiri dan inisiatif pada anak. Berikan proyek-proyek penelitian dan peluang untuk belajar secara mandiri.
  • Lanjutkan pemberian pengajaran langsung dan dukungan yang diperlukan. Guru tetap menjadi sumber inspirasi, pengetahuan, dan bimbingan bagi anak-anak.

Penting untuk diingat bahwa dalam setiap kelompok usia, penyesuaian terhadap anak secara individual tetaplah penting. Metode Montessori menghargai keunikan setiap anak. Diman pendekatan yang fleksibel akan membantu mendukung perkembangan holistik anak.

Baca Artikel Kami Lainnya: Apakah Kamu Sudah Bahagia? Kenali Ciri-Ciri Orang Yang Bahagia.

Artikel oleh: Logos Indonesia.