Mengenal “Monkey Mind” dan Kaitannya dengan Teori Zeigarnik Effect

Mengenal "monkey mind" dan kaitannya dengan teori zeigarnik effect. Menggambarkan kondisi pikiran yang melompat-lompat seperti seekor monyet.

Logos Indonesia – Di era modern ini, banyak dari kita merasa terjebak dalam kenyataan yang serba cepat dan penuh tekanan. Salah satu aspek yang sering kali mengganggu ketenangan pikiran kita adalah apa yang sering disebut sebagai “monkey mind.” Istilah ini mungkin terdengar lucu. Namun menggambarkan kondisi ketidakstabilan pikiran yang sering melompat-lompat seperti seekor monyet yang tidak bisa diam.

Apa itu Monkey Mind?

Pertama-tama, mari kita kenali apa itu “Monkey Mind.” Istilah ini berasal dari budaya Timur, khususnya dalam konteks Buddhisme. Istilah ini merujuk pada kondisi pikiran yang gelisah dan tak terkendali. Pikiran kita melompat dari satu hal ke hal lain dengan cepat, seperti monyet yang melompat-lompat dari cabang ke cabang. Pernahkah kalian merasa sulit untuk fokus pada satu hal karena pikiran terus berkelana ke berbagai arah? Nah, itulah “Monkey Mind”!

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita definisikan apa itu “monkey mind.” Istilah ini berasal dari Buddhisme. Di mana pikiran seseorang digambarkan sebagai monyet liar yang melompat dari cabang ke cabang, tidak pernah diam. Pikiran itu terus selalu bergerak tanpa kendali. Dalam konteks modern, monkey mind mengacu pada keadaan di mana pikiran kita penuh dengan berbagai pemikiran yang menghantui kita. Kita sulit untuk terfokus pada satu hal. Berbagai pikiran ini tidak bisa dihentikan. Ini membuat kita merasa cemas, stres, dan kesulitan untuk konsentrasi.

Monkey mind sangat umum terjadi pada era teknologi seperti sekarang ini. Dengan segala macam informasi yang terus mengalir melalui media sosial, pesan instan, dan berbagai platform digital lainnya. Maka pikiran kita terus-menerus “melompat” dari satu hal ke hal lainnya tanpa henti. Tidak jarang bagi kita untuk merasa terjebak dalam siklus pikiran negative. Bahkan merasa cemas karena berbagai tuntutan dan harapan yang ada di sekitar kita.

Kaitannya dengan Teori Zeigarnik Effect

Mari kita lihat bagaimana kedua konsep ini saling terkait. Apa hubungannya dengan teori Zeigarnik Effect? Dalam konteks monkey mind, terdapat teori psikologis yang menarik untuk dipelajari yaitu “Zeigarnik Effect.” Teori ini diperkenalkan oleh seorang psikolog bernama Bluma Zeigarnik pada tahun 1927. Ia melakukan serangkaian eksperimen yang menunjukkan bahwa orang lebih mungkin mengingat tugas yang belum selesai daripada tugas yang sudah selesai.

Bagaimana Zeigarnik Effect berhubungan dengan monkey mind? Nah, efek ini mencerminkan cara kerja pikiran kita saat berurusan dengan tugas yang tidak selesai. Ketika kita melakukan sesuatu dan belum menyelesaikannya, otak kita akan tetap “mengingat” tugas tersebut. Sehingga kita terus memprosesnya di dalam pikiran kita. Kondisi ini menciptakan ketegangan mental yang membuat kita merasa terusik dan tidak bisa fokus pada hal-hal lain. Dalam dunia yang penuh dengan distraksi seperti sekarang ini, Zeigarnik Effect dapat memperkuat fenomena monkey mind.

Contoh penerapan Zeigarnik Effect dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita meninggalkan pekerjaan di kantor pada tanpa menyelesaikannya. Pikiran kita cenderung terus berputar tentang tugas tersebut bahkan ketika kita sudah berada di rumah. Kita mungkin merasa gelisah karena merasa harus kembali menyelesaikan tugas itu besok. Dan ini dapat mempengaruhi ketenangan tidur kita di malam hari.

Bagaimana Mengatasi Monkey Mind?

Sekarang, pertanyaannya adalah bagaimana cara mengatasi monkey mind? Bagaimana cara mengurangi dampak Zeigarnik Effect dalam kehidupan sehari-hari kita? Berikut beberapa tips yang mungkin dapat membantu.

  1. Praktikkan Meditasi. Meditasi adalah latihan pikiran yang sangat efektif untuk mengatasi monkey mind. Dengan meditasi, kita belajar untuk mengamati pikiran kita tanpa menghakiminya dan belajar untuk kembali ke pusat ketenangan kita. Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk duduk dengan tenang dan bermeditasi.
  2. Rencanakan Waktu untuk Tugas. Cobalah untuk merencanakan waktu khusus untuk menyelesaikan tugas-tugas penting. Ketika kamu fokus pada satu tugas pada satu waktu, kamu akan mengurangi beban pikiran yang tak teratur.
  3. Batasi Distraksi. Kurangi paparan terhadap hal-hal yang memicu distraksi, seperti mengurangi waktu di media sosial atau menonaktifkan pemberitahuan dari aplikasi.
  4. Olahraga dan Aktivitas Fisik. Lakukan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur. Aktivitas ini membantu mengalihkan pikiran dari beban pikiran yang berlebihan dan meredakan stres.
  5. Tidur yang Cukup. Pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Kurang tidur dapat memperburuk kondisi monkey mind.
Baca Artikel Kami Lainnya: Kenapa Kejadian Buruk Lebih Membekas daripada Hal Positif? 

Melalui latihan yang konsisten, kita dapat mengatasi monkey mind dan mengurangi efeknya dalam kehidupan kita. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika kadang-kadang pikiran kamu masih “melompat-lompat” seperti monyet. Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh banyak orang di era digital ini. Tetaplah konsisten dengan upaya kamu, dan ingatlah bahwa mengatasi monkey mind adalah proses, bukan tujuan akhir. Semoga tips di atas dapat membantu kamu mendapatkan ketenangan pikiran akibat adanya monkey mind dan Zeigarnik effeck!

Baca Artikel Kami Lainnya:  Move On Yuk! Inilah Tandanya Kamu Hidup di Bayang-bayang Masa Lalu

Artikel oleh: Logos Indonesia.