Merubah Sudut Pandang: Cara Mudah Untuk Melawan Distorsi Kognitif

Nah, untuk membantu kamu melawan distorsi kognitif, kita akan membahas tentang cara mengubah sudut pandang.

Logos Indonesia – Apakah kamu pernah merasa kalau pikiran kamu lebih sering melihat sisi negatif dibanding positif? Itu hal yang wajar kok. Banyak dari kita yang seringkali terjebak dalam pola pikir yang disebut “distorsi kognitif”. Pola pikir ini bisa mengganggu emosi kita dan membuat kita merasa tertekan. Salah satu solusi terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan merubah sudut pandang. Nah, di artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara mudah melawan distorsi kognitif dengan merubah sudut pandang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Mitos dan Fakta Mengenai Sindrom Tourette

Jadi, apa sih distorsi kognitif itu? Distorsi kognitif adalah pola pikir yang menyimpang dari kenyataan yang sebenarnya dan biasanya cenderung negatif. Pola pikir ini seringkali muncul ketika kita merasa cemas, khawatir, atau dalam kondisi tertekan. Sebenarnya, kita semua bisa terjebak dalam distorsi kognitif, tapi apa yang penting adalah bagaimana kita menghadapinya.

Nah, untuk membantu kamu melawan distorsi kognitif, kita akan membahas tentang cara mengubah sudut pandang. Mengubah sudut pandang tidak hanya membantu kita menyadari pola pikir yang simpang siur. Tetapi juga membantu kita mencari cara untuk menggantinya dengan pola pikir yang lebih sehat dan realistis. Kita bisa mulai dengan mengenali distorsi kognitif yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian dampaknya terhadap emosi, keputusan, serta kesehatan mental kita.

Mengenali Distorsi Kognitif

Sadar atau nggak, kamu dan aku seringkali jatuh dalam jebakan distorsi kognitif. Mungkin kamu pernah berpikir, “Aduh, aku udah gagal lagi. Kayaknya aku ini nggak punya bakat deh”, hanya karena ada satu proyek yang nggak berjalan lancar. Atau “Aku nggak dibicarain sama teman-teman, pasti mereka nggak suka aku.” yang muncul hanya karena mereka sedang asyik ngobrol tanpa melibatkan kamu. Nah, itulah contoh distorsi kognitif dalam kehidupan sehari-hari. Menyeramkan, bukan?

Dampak dalam Kehidupan Sehari-Hari

Distorsi kognitif ini nggak hanya bikin hari-hari kita jadi berat, tapi juga berdampak ke emosi, keputusan, dan kesehatan mental kita. Emosi kita jadi lebih sering tidak stabil, padahal sebenarnya ada banyak hal positif yang terjadi. Keputusan yang kita ambil pun bisa jadi terpengaruh oleh pikiran negatif ini. Bukannya maju, kita malah jadi mundur teratur.

Belum lagi kalau distorsi kognitif ini sudah berlarut-larut dan nggak kita sadari. Bisa-bisa kita justru terkena gangguan kesehatan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma. Pasti kamu nggak mau kan sampai segitunya?

Penting banget buat kita menyadari dan mengenali kalau kita punya potensi untuk terjebak dalam distorsi kognitif ini. Tapi dengan kesadaran dan latihan, kita bisa mulai melihat pola pikir kita dengan lebih jernih. Kita bisa menghindari jebakan emosi negatif dan membuat keputusan yang lebih sehat bagi kehidupan kita nantinya. Tentunya, kita harus merubah sudut pandang kita. Penasaran gimana caranya?

Langkah-langkah Merubah Sudut Pandang

Berhasil merubah sudut pandang nggak datang dengan instan. Butuh proses dan latihan. Yuk, kita bahas langkah-langkahnya!

A. Kesadaran Diri

Kesadaran diri adalah kunci utama kita untuk bisa mengubah sudut pandang. Gimana sih, caranya? Pertama, kita bisa memulai dengan memahami diri kita sendiri. Tahu apa yang membuat kita senang, sedih, marah, atau bahagia. Lalu juga belajar memahami bagaimana perasaan dan pikiran kita mempengaruhi perilaku kita sehari-hari.

Manajemen dan pengenalan emosi juga penting banget loh dalam kesadaran diri. Kenali emosi kamu, amati, dan terima apa adanya. Kalau emosi sudah nggak lagi ditahan atau dipendam, kamu akan makin mudah ngeliat pola pikiran negatif dan bisa mulai mengubahnya.

B. Teknik Menghadapi Distorsi Kognitif

Nah, setelah kamu semakin peka terhadap emosi dan pikiranmu. Langkah selanjutnya adalah menghadapi distorsi kognitif. Caranya? Pertama, kita harus jeli mengidentifikasi pola pikir yang nggak realistis. Misalnya, kalau kamu berpikir “Semua orang nggak suka sama aku,” tanya pada diri kamu, “Ini beneran atau cuma perasaan aku saja?”

Setelah itu, kita bisa mulai melakukan penggugatan terhadap pola pikir tersebut. Misalnya dengan tanya, “Bukti apa yang menunjukkan kalau orang lain nggak suka sama aku? Apakah mungkin aku salah mengartikan perilaku mereka?” Kamu bisa kaget, ternyata seringkali pikiran kita sendiri yang menipu kita, bukan?

C. Terapi Kognitif dan Dukungan Profesional

Kalau kita merasa sulit menghadapi distorsi kognitif sendirian, nggak ada salahnya mencari bantuan profesional, kok. Bisa dengan cara ikut terapi kognitif atau minta dukungan dari psikolog atau psikiater. Mereka ahli yang bisa membimbing kita buat melawan distorsi kognitif dan merubah sudut pandang kita jadi lebih sehat.

Manfaat Mengubah Sudut Pandang

Mengubah sudut pandang nggak cuma bikin kita lebih hepi. Banyak manfaat positif yang bisa kita dapatkan dari perubahan ini. Simak yuk, apa aja sih manfaatnya?

A.    Dampak Positif pada Hubungan Interpersonal dan Kesejahteraan Emosional

Pertama, kalau kita berhasil menghindari dan memerangi distorsi kognitif, hubungan kita dengan orang lain juga jadi lebih sehat. Kita jadi nggak gampang salah paham dan bisa menghadapi konflik dengan lebih bijaksana. Tentunya, emosi kita juga lebih stabil dan kita bisa menikmati hari-hari dengan senyuman.

B.    Pengaruh terhadap Kepercayaan Diri, Motivasi dan Produktivitas

Pikiran negatif itu seringkali bikin kita jadi “nyemplung” dalam keraguan dan hilang kepercayaan diri. Nah, kalau kamu berhasil mengubah sudut pandang jadi lebih positif, kamu akan merasa lebih percaya diri, termotivasi. Dan tentunya lebih produktif dalam bekerja atau beraktivitas.

C.    Peningkatan Kualitas Hidup secara Keseluruhan

Terakhir, pastinya kalau kita bisa lebih menghargai hidup, mengelola hubungan dengan orang lain, percaya diri dan produktif. Tentunya kualitas hidup kita secara keseluruhan juga semakin meningkat. Dari fisik, sosial, mental, sampai emosional, pasti jadi lebih seimbang.

Baca Artikel Kami Lainnya: Hubungan Sindrom Tourette dan Gangguan Pengendalian Gerak

Artikel oleh: Logos Indonesia.