Gejala dan Diagnosa Sindrom Tourette

Artikel ini adalah untuk memberikan gambaran umum yang mendalam tentang Sindrom Tourette. Mulai dari gejalanya hingga proses diagnosanya

Biopsikologi, Klinis1835 Views

Logos IndonesiaSindrom apa sih yang terlintas di pikiranmu saat mendengar kata “tics”? Banyak dari kita mungkin belum terlalu familiar dengan istilah ‘Sindrom Tourette’. Tidak seperti penyakit populer lainnya seperti diabetes atau hipertensi. Pada artikel ini, kita akan belajar tentang Sindrom Tourette – sebuah kondisi neurologis yang biasanya dimulai pada masa kanak-kanak. Ditandai dengan tics atau gerakan dan suara yang tidak disengaja dan berulang.

Jika kamu berpikir bahwa Sindrom Tourette adalah kondisi yang cukup langka. Meski mungkin tidak sering kita dengar, namun kondisi cukup jarang terjadi. Lantas, bagaimana cara kita mengenali gejala Sindrom Tourette? Bagaimana caranya mendiagnosisnya? Dalam artikel ini kita akan membahas semuanya.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan gambaran umum yang mendalam tentang Sindrom Tourette. Mulai dari gejalanya hingga proses diagnosanya. Dengan memahami dan mengetahui lebih banyak tentang kondisi ini, kita berharap dapat membangkitkan rasa empati terhadap Sindrom Tourette. So, yuk kita mulai perjalanan pengetahuan kita tentang Sindrom Tourette bersama-sama!

Sejarah Sindrom Tourette

Sebelum kita masuk lebih dalam ke gejala dan cara mendiagnosis Sindrom Tourette, yuk kita bicarakan dulu tentang sejarah dan bagaimana sindrom ini ditemukan. Bukankah seru jika kita tahu awal mula pengetahuan tentang kondisi yang akan kita bahas ini?

Sindrom Tourette pertama kali diidentifikasi oleh seorang dokter asal Prancis, Dr. Georges Gilles de la Tourette. Pada tahun 1885, dia menerbitkan sebuah studi tentang sembilan pasien yang mengalami gejala kombinasi tics motorik dan vokal. Karena itu, sindrom yang dideskripsikan oleh Dr. Gilles de la Tourette ini akhirnya diberi nama sesuai namanya. Seiring waktu, kita lebih mengenal dan memahami perbedaan antara Sindrom Tourette. Dan kondisi lain yang menunjukkan tics, seperti gangguan tics motor atau vokal kronis.

Baca Artikel Kami Lainnya: Bagaimana Cara Menerima Diri Sendiri dengan Keterbatasan Diri? Yuk Berdamai dengan Diri Sendiri

Dalam perjalanannya, penelitian tentang Sindrom Tourette terus berkembang. Pada awalnya Sindrom Tourette dianggap langka dan parah? Namun, seiring berkembangnya penelitian, kita belajar bahwa kondisi ini ternyata lebih umum daripada yang diyakini sebelumnya. Banyak individu dengan Sindrom Tourette memiliki gejala ringan hingga sedang yang mungkin baru saja tidak terdiagnosis.

Sekarang dengan mengetahui sejarah singkat tentang Sindrom Tourette, kita siap untuk mendalami gejala dan proses diagnosisnya lebih jauh. Agar kita bisa memberikan dukungan yang lebih baik bagi teman atau anggota keluarga yang mengalaminya.

Setelah kita mengetahui tentang apa itu Sindrom Tourette dan sejarah penemuannya, sekarang saatnya kita membahas tentang gejalanya. Gejala utama dari Sindrom Tourette itu adalah ‘tics’ atau gerakan dan suara yang tidak disengaja dan berulang.

Gejala Sindrom Tourette

Gejala yang paling mudah dikenali dalam Sindrom Tourette ini adalah ‘tics. Jadi, ‘tics’ adalah gerakan atau suara yang timbul secara tiba-tiba dan berulang. Bayangin kalau tiba-tiba kamu berkedut atau mendengus tanpa bisa dikontrol. Itulah yang disebut ‘tics’. Tapi, ‘tics’ ini nggak selalu sama. Ada bermacam-macam jenis ‘tics’ dan masing-masing punya caranya sendiri dalam menunjukkan diri. Berikut ini beberapa gejala motorik dan vocal pada Sindrom Tourette ini.

  1. Tics Motorik Sederhana – Kamu pernah nggak melihat seseorang yang tiba-tiba berkedip tanpa alasan? Itu adalah contoh dari tics motorik sederhana. Tics jenis ini berupa gerakan cepat dan mendadak yang melibatkan sejumlah kecil otot, seperti berkedip, mengangguk, atau menggerakkan bahu.
  2. Tics Motorik Kompleks – Sedikit berbeda dari tics motorik sederhana, tics motorik kompleks melibatkan gerakan yang lebih terkoordinasi dan melibatkan lebih banyak otot. Contohnya bisa seperti melompat, memukul-mukul dada, atau bergerak seolah-olah sedang memanjat.
  3. Tics Vokal Sederhana – Kalau tics vokal sederhana, ini melibatkan suara atau bunyi-bunyian sederhana yang tidak memiliki makna, seperti mendengus, batuk, atau mengerang.
  4. Tics Vokal Kompleks – Lain lagi dengan tics vokal kompleks. Yang mana melibatkan kata-kata atau frasa yang berarti dan bisa terjadi secara spontan atau di luar konteks. Misalnya, mengeluarkan kata-kata kotor atau melontarkan suatu kalimat tanpa ada pemicu.

Durasi Gejala

Umumnya, gejala-gejala ini muncul pada usia antara 4-6 tahun. Dan biasanya mencapai puncaknya pada usia 10-12 tahun. Namun, setiap orang berbeda-beda, dan durasi serta intensitas gejala bisa berubah sepanjang waktu.

Dampak Gejala Sindrom Tourette pada Kehidupan Sehari-hari

Tics dari Sindrom Tourette bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Satu hal yang pasti, tics ini bisa jadi mengganggu aktivitas sehari-hari. Misalnya main, belajar, atau bekerja. Tics juga bisa mempengaruhi hubungan sosial dan perasaan kita terhadap diri sendiri, lho.

Nah, setelah kita mengetahui seperti apa gejalanya, kita juga harus mengetahui bagaimana cara mendiagnosa Sindrom Tourette. Tujuannya agar kita bisa lebih aware dan bisa memberikan dukungan kepada mereka yang memiliki kondisi ini.

Baca Artikel Kami Lainnya: 10 Alasan Kenapa Beberapa Orang Suka Memberikan Hadiah ke Idolanya

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment