Pahami Pengertian Agrofobia dan Contohnya

Kita akan mencoba untuk memahami salah satu jenis fobia yang mungkin belum kita dengar sebelumnya: Apa itu Agrofobia?

Berita, Klinis, Sosial2918 Views

Logos IndonesiaMungkin kamu pernah mendengar tentang arachnophobia, rasa takut yang amat sangat akan laba-laba? Atau mungkin claustrophobia, ketakutan pada ruang tertutup? Fobia adalah sesuatu yang umum dialami oleh banyak orang. Sayangnya, banyak orang yang tidak sepenuhnya memahami apa itu fobia. Apa yang menyebabkannya. Dan bagaimana kita harus berinteraksi dengan seseorang yang mengalaminya.

Baca Artikel Kami Lainnya: Kenali Perbedaan Orang Yang Fobia Dan Rasa Takut Biasa

Nah, melalui artikel ini, kita akan mencoba untuk memahami salah satu jenis fobia yang mungkin belum kita dengar sebelumnya: Apa itu Agrofobia? Apakah Agrofobia itu sama dengan fobia-fobia lainnya?. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan kita coba jawab dalam artikel ini.

Agrofobia, untuk kamu yang belum tahu, merupakan rasa takut yang irasional terhadap tempat-tempat yang tidak bisa dihindari atau sulit dihindari. Misalnya, ruangan yang penuh sesak, atau naik transportasi umum di jam sibuk. Yah, semacam takut tersesat di tengah keramaian. Kita perlu memahami lebih jauh tentang agrofobia ini karena bisa jadi ada di sekitar kita. Entah itu teman, keluarga, atau bahkan mungkin diri kita sendiri. Dimana yang tanpa sadar sedang mengalaminya. Jadi, yuk, kita pahami lebih lanjut tentang Agrofobia.

Pengertian Agrofobia

Agrofobia adalah ketakutan terhadap tempat-tempat yang sulit atau tidak bisa dihindari. Sebagai contoh, berada di tengah keramaian, bepergian dengan angkutan umum, atau berada di tempat-tempat terbuka. Tidak seperti rasa takut biasa, Agrofobia adalah rasa takut yang terlalu berlebihan hingga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Lalu, bagaimana sih sebenarnya Agrofobia ini bisa terbentuk? Faktanya, seperti banyak jenis fobia lainnya, tidak ada satu penyebab pasti yang dapat kita tunjuk sebagai penyebabnya. Mungkin ada faktor genetik yang ikut berperan. Artinya, jika ada anggota keluarga kita yang pernah mengalami Agrofobia, bisa jadi kita memiliki risiko lebih besar untuk mengalaminya juga.

Selain faktor genetik, lingkungan juga bisa memicu Agrofobia. Stress atau trauma yang berhubungan dengan situasi-situasi yang sulit dihindari bisa menjadi penyebab Agrofobia.

Tidak jauh berbeda dengan fobia lainnya, Agrofobia juga dapat merusak kualitas hidup seseorang. Makanya, penting untuk kita memahami dan menyadari keberadaan Agrofobia ini. Siapa tahu, pengetahuan ini bisa membantu seseorang yang kita kenal bahkan diri kita sendiri bukan? Yuk, kita belajar lebih banyak lagi tentang Agrofobia ini di bagian selanjutnya!

Gejala Agrofobia

Setelah kita tahu apa itu Agrofobia, yuk kita mulai mengenal gejalanya. Gejala Agrofobia bisa nampak dalam bentuk fisik dan psikologis. Kalau kita mencermati teman atau kerabat kita, mungkin kita bisa menyadari beberapa tanda ini.

Nah, gejala fisik Agrofobia sering kali meliputi jantung berdebar, berkeringat, pusing, dan mual. Mereka yang mengalami Agrofobia mungkin merasa sesak napas atau sakit kepala ketika berada di situasi yang mereka takutkan. Tubuh mereka akan bereaksi seperti ini karena ‘alarm’ dalam diri mereka merasa ada bahaya yang mengancam. Meskipun sebetulnya tidak ada ancaman nyata.

Gejala psikologis Agrofobia bisa bervariasi dari rasa cemas hingga panik. Pikiran penderita Agrofobia akan berkilah bahwa mereka harus secepatnya keluar dari situasi yang ditakuti. Seperti tempat yang ramai atau terbuka. Perasaan seperti ini akan semakin meningkat saat kondisi semakin sulit untuk dihindari. Parahnya, ketakutan ini bisa membuat mereka enggan untuk keluar rumah atau menjalani aktivitas sehari-hari.

Jadi, kalau kamu lihat ada teman atau kerabat yang tiba-tiba merasa panik atau cemas ketika berada dalam situasi yang sulit dihindari. Maka bisa jadi mereka mengalami Agrofobia. Penting buat kita untuk membantu, jangan malah menganggap mereka lebay atau mengolok-olok mereka. Kita perlu memberikan dukungan ke mereka. Tentunya, kita harus tahu bagaimana cara menangani Agrofobia. Mari kita lanjut ke bagian berikutnya yaitu contoh kasusnya!

Contoh Kasus Agrofobia

Mari kita ambil contoh kasus seorang teman kita, sebut saja namanya Budi. Budi adalah seorang pegawai kantor yang setiap harinya harus naik angkutan umum untuk bolak-balik kerja. Di masa lalu, Budi cukup merasa nyaman dengan rutinitasnya ini. Namun baru-baru ini, Budi merasa cemas setiap kali harus berangkat atau pulang kerja.

Gejala fisik yang dialami Budi antara lain jantung berdebar-debar. Berkeringat dingin dan merasa sesak napas setiap kali berada dalam angkutan umum yang penuh sesak. Budi merasa seolah ada bahaya yang mengancam di dalam bus tersebut. Padahal dari sudut pandang orang lain, situasi tersebut cukup normal.

Selain itu, aspek psikologis Budi juga terganggu. Dia merasa takut, panik, dan merasa harus segera keluar dari bus. Akibatnya, produktivitas Budi di kantor menurun karena dia terus dipenuhi rasa cemas sepanjang hari. Menunggu saat harus pulang kerja dan naik bus penuh sesak.

Dari studi kasus Budi ini, kita dapat melihat dan memahami lebih jauh tentang bagaimana gejala Agrofobia berdampak pada penderitanya. Jadi, jika kamu melihat teman atau orang di sekitar yang menunjukkan tanda-tanda serupa seperti Budi. Maka jangan ragu untuk membantu mereka mencari bantuan profesional. Karena menganggap hal ini biasa, bisa saja kita justru semakin memperparah kondisi mereka.

Baca Artikel Kami Lainnya: Aphantasia: Apa yang Terjadi Ketika Otak Tidak Bisa Berimajinasi

Artikel oleh: Logos Indonesia.