Pelecehan Seksual Di Tempat Kerja Dan Cara Menghadapinya

Pelecehan seksual di tempat kerja dan cara menghadapinya. Persepsi tentang korban kekerasan seksual hanya pada perempuan itu salah.

PIO, Tips dan Trik4817 Views

Logos Indonesia situasi kerja yang nyaman dan saling menghargai satu sama lain merupakan lingkungan tempat kerja yang diinginkan oleh banyak orang. Walaupun begitu, Kamu mungkin saja menemukan banyak kemungkinan yang tidak diinginkan selama kamu bekerja. Salah satu pengalaman buruk di tempat kerja adalah adanya pelecehan seksual.

Menurut Pearson, Anderson dan Porath, hubungan kerja yang buruk adalah lingkungan yang memiliki ketidaksopanan antar karyawannya yang memunculkan sikap kurangnya saling menghargai satu sama lain. Perilaku buruk kurangnya menghargai satu sama lain di tempat kerja seperti menyebarkan humor buruk, body shaming mengisolasi anggota karyawan lain dan lainnya.

Baca Artikel Kami Lainnya: 5 Langkah Untuk Berpikir Kreatif.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Giffrin dan Lopez tahun 2005, bahwa perilaku buruk di tempat kerja dihubungkan dengan faktor negatif seperti menurunnya kepuasan kerja. Perilaku buruk seperti pelecehan seksual di tempat kerja merupakan masalah yang serius. Karena setiap orang berhak untuk bekerja dengan nyaman.

Sexual harassment.
Sexual harassment.

Apa Itu Pelecehan Seksual?

Menurut King, Laura (2012) pelecehan seksual adalah suatu perilaku yang dilakukan seseorang dalam konteks seksual untuk menyinggung, memalukan dan mengintimidasi orang lain. Sebenarnya, kasus pelecehan seksual ini tidak hanya terjadi di tempat kerja saja. Tapi dapat terjadi di mana saja, tak terkecuali di lingkungan pendidikan. Korban dari perilaku seksual ini, biasanya karena permintaan melakukan kegiatan seksual secara paksa dan berupa tindakan fisik ataupun verbal.

Masih banyak yang keliru mengenai korban dari pelecehan seksual ini. Pada masyarakat Indonesia saat ini, masih memandang bahwa hanya perempuan muda yang menjadi target pelecehan seksual. Namun pada kenyataannya, plecehan seksual ini dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Korban dari pelecehan seksual ini tidak memandang usia jenis kelamin dan tempat terjadinya. Jadi, laki-laki bisa saja mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Bahkan pada berita yang tersiar, bahwa dalam pesantrenpun, kasus pelecehan seksual bisa saja terjadi. Pelaku dari pelecehan seksual ini biasanya merupakan orang terdekat korban.

Baca Artikel Kami Lainnya: Berpikir Kritis VS Berpikir Kreatif.

Perilaku pelecehan seksual di tempat kerja ini terjadi karena lingkungan kerja yang tidak mendukung untuk saling menghargai satu sama lain. Sebagai contoh, budaya kerja yang cenderung merendahkan perempuan, memiliki kemungkinan lebih besar terjadinya pelecehan seksual dibandingkan budaya kerja yang saling menghargai satu sama lain.

Berdasarkan bentuknya, pelecehan seksual memiliki dua bentuk yaitu pelecehan seksual quid pro quo dan pelecehan seksual yang mengancam (King, Laura: 2012). Perilaku seksual quid pro quo adalah tindakan memaksa dalam melakukan kegiatan seksual secara fisik maupun verbal yang dihubungkan dengan status kepegawaian pekerja. Sebagai contoh, seorang seorang bos yang memaksa dan mengancam pegawainya untuk melakukan kegiatan seksual. Jika tidak dilakukan maka status pekerjaannya sebagai pegawai akan dipecat.

Bentuk kedua dari pelecehan seksual adalah pelecehan seksual yang mengancam di tempat kerja. Sebagai contoh, terdapat ancaman yang berkaitan dengan seksual, body shaming, dan menyentuh bagian tubuh seseorang secara tidak sopan.

Pada kenyataannya, kasus pelecehan seksual merupakan permasalahan yang sulit untuk dihadapi bagi korban. Karena, kebanyakan korban dari pelecehan seksual sulit untuk melaporkan kasus tersebut ke pihak yang berwajib. Bahkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bergman dan kawan-kawannya pada tahun 2002. Dari 6000 kasus pelecehan seksual di amerika serikat, penangan dari pihak perusahaan tidak menindaklanjuti kasus tersebut secara menyeluruh. Padahal, dampak dari pelecehan seksual terhadap korban tidak hanya secara fisik, tapi psikis juga ikut berdampak.

Cara Menghadapi Pelecehan Seksual

Photo by <a href="https://unsplash.com/@h_trautma?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Heike Trautmann</a> on <a href="https://unsplash.com/s/photos/sexual-harassment?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash
Cara Menghadapi Pelecehan Seksual. Photo by Heike Trautmann on Unsplash

Kebanyakan dari para korban yang mengalami pelecehan seksual melaporkan bahwa dirinya merasa stres, perasaan takut dan amarah yang sangat tinggi. Jika kamu pernah mengalami hal tersebut apa yang kamu lakukan?

Pertama, jika pelaku tersebut baru l sebatas bentuk pelecehan seksual yang mengancam, cobalah untuk membicarakannya. Bahwa yang ia lakukan itu membuat dirimu tidak nyaman. Jika kamu merasa takut untuk berbicara dengan pelaku. Kamu bisa minta bantuan orang lain untuk menemanimu membicarakan hal tersebut. Namun jika kamu juga merasa takut menghadapi pelaku tersebut karena merasa berbahaya untuk dilakukan sendiri. Maka kamu bisa mengambil langkah-langkah sebagai berikut (Laura, King: 2022):

Catat Semua Kejadian

Cobalah untuk mulai mencatat secara lengkap mengenai waktu, tanggal, tempat kejadian, nama pelaku, dan cerita kejadian secara spesifik. Hal ini dapat membantumu dalam mengambil langkah selanjutnya.

Simpan Bukti Tertulis

Jika kamu menerima pesan ancaman dari pelaku, maka simpanlah bukti tersebut untuk membantu kamu untuk mengajukan laporan secara hukum.

Temukan Orang Yang Bisa Memberikan Dukungan Sosial

Carilah teman yang kamu percayai ataupun konselor yang mampu mengatasi permasalahan ini. Ketika kamu bisa menyalurkan emosi yang kamu rasakan. Maka rasa kecemasan akan sedikit berkurang. Kemudian, dengan berbagi beban bersama akan mengurangi kecemasanmu.

Tulis Surat Kepada Pelaku

Jika kamu sulit untuk membicarakannya secara langsung, kamu bisa menuliskan nya dalam sebuah surat yang kemudian kamu kirimkan kepada pelaku. Namun cara ini dapat kamu lakukan jika mengetahui pelaku tersebut.

Lapor Kepada Polisi

Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan adalah dengan melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwajib. Ketika kamu sudah menyimpan bukti yang kuat, maka proses pengaduan akan lebih mudah.

Baca Artikel Kami Lainnya: Efek Bystander, Penjelasan Mengenai Orang Yang Melihat Tanpa Menolong Orang Lain.

King, Laura. (2012). Sebuah Pandangan Apresiasi: Psikologi Umum. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Artikel oleh: Logos Indonesia.

Comment