Penanganan Psikologis Anoreksia Nervosa, Seseorang Yang Ingin Tetap Kurus Secara Ekstrem

Penanganan psikologis anoreksia nervosa, seseorang yang ingin tetap kurus secara ekstrem. Melakukan terapi keluarga.

Logos Indonesia – Anoreksia nervosa adalah gangguan psikologis yang mana penderita berusaha untuk melaporkan diri untuk bisa menurunkan berat badannya secara drastis. Mereka sengaja untuk tidak makan agar impiannya memiliki tubuh yang sangat kurus menjadi nyata. Menurut mereka tubuh yang sangat kurus adalah hal yang menarik dan menjadi tujuan hidupnya. Namun pandangan tersebut salah. Hal inilah sulit untuk memahami pandangan mereka tentang tubuh yang menarik. Karena sebagian besar orang menganggap sangat kurus itu tidak baik.

Selain itu seseorang yang berusaha untuk menurunkan berat badan secara drastis hingga sangat kurus akan berpengaruh pada kesehatan tubuh yang menurun. Pada perempuan seseorang yang menderita anoreksia nervosa pada tingkatan yang ekstrem akan memberhentikan periode menstruasi mereka. Hal ini karena periode hormon dalam tubuh akan terhambat.

Baca Artikel Kami Lainnya: Penanganan Psikologis Bulimia Nervosa.

Walaupun lebih banyak dialami oleh perempuan. Tapi tidak menutup kemungkinan bagi laki-laki mengalami anoreksia nervosa. Mereka yang mengalami anoreksia nervosa sangat terobsesi dengan tubuh kurusnya yang mampu memicu gejala depresi. Karena itu banyak sekali dampak negatif daripada dampak positif dari melaporkan diri sendiri.

Terdapat dua tahapan dalam menangani penderita anoreksia nervosa yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek berusaha untuk menambah berat badan penderita untuk mencegah adanya konflikasi penyakit yang akan muncul maupun yang telah muncul. Tujuan jangka panjangnya adalah mempertahankan berat badan tersebut dan tidak terulang kembali.

Terapi Keluarga

Terdapat beberapa terapi yang mampu mengatasi anoreksia nervosa ini salah satunya adalah terapi keluarga. Anorectioner pulsa lebih banyak dialami pada keluarga yang memiliki permasalahan dalam hubungan antar keluarga. Sehingga dengan mempererat hubungan antar anggota keluarga mampu mengatasi gejala dari anoreksia nervosa.

Menurut Minuchin (dalam Davison, dkk: 2017) menjelaskan terdapat beberapa karakteristik seseorang yang menderita gangguan anoreksia nervosa dengan hubungan keluarganya.

Keterikatan

Keterikatan antara orang tua dan anak secara ekstrem mempengaruhi psikologis anak yang berdampak negatif. Ketika orang tua terlibat secara berlebihan terhadap anaknya. Di mana mereka lebih sering berbicara mewakili anak-anak mereka. Hal ini karena para orang tua menganggap apa yang mereka katakan merupakan keterwakilan dari Apa yang dirasakan anak mereka. Padahal hal tersebut belum tentu demikian.

Terlalu Protektif

Anggota keluarga memiliki rasa kepedulian yang ekstrem terhadap anak-anak mereka. Para orang tua secara berlebihan menunjukkan kepedulian mereka dengan mengatur segala hal di hidup anak mereka.

Rigiditas

Keluarga yang rigiditas cenderung mempertahankan status quo dan menghindari permasalahan yang tidak efektif.

Kurangnya Penyelesaian Konflik

Biasanya seseorang yang mengalami anoreksia nervosa memiliki keluarga yang cenderung menghindari konflik. Para orang tua lebih memilih untuk menghindari permasalahan dalam situasi konflik yang kronis dari pada untuk menyelesaikannya.

Cara terapi keluarga ini dilakukan adalah mempertemukan seluruh anggota keluarga di meja makan. Hal ini karena terjadinya anoreksia nervosa berhubungan dengan konflik yang ada ketika sedang makan bersama keluarga. Terdapat tiga tujuan besar dalam acara makan bersama keluarga ini.

  • Mengubah peran pasien dari penderita anoreksia.
  • Mendefinisi ulang masalah makan sebagai masalah interpersonal.
  • Mencegah orang tua memanfaatkan anoreksia yang dialami anaknya sebagai alat untuk menghindari konflik.

Salah satu caranya adalah memberikan instruksi kepada orang tua secara individu untuk meminta anaknya agar makan bersama. Orang tua dapat melakukan berbagai banyak cara agar anak ini mau makan. Membujuk anak untuk makan adalah hal yang penting dalam terapi keluarga ini.

Baca Artikel Kami Lainnya: Jangan Sampai Kamu Mengalami Anoreksia Nervosa. Ini Tips Diet Sehat Dari Kami.

Daripada memfokuskan diri pada konflik yang terjadi antara orang tua dan anak. Akan lebih baik untuk memfokuskan diri pada kerjasama dan meningkatkan keharmonisan anggota keluarga.

Memfokuskan pada satu penanganan saja tidak cukup untuk menangani anoreksia nervosa. Sehingga hanya menggunakan terapi keluarga saja tidak akan memiliki dampak yang cukup besar terhadap keberhasilan seseorang mau mengubah pola makannya menjadi lebih normal.

Terdapat penelitian yang dilakukan untuk pemantauan kepada penderita gangguan makan anoreksia nervosa yang melakukan terapi keluarga. Seseorang yang mengalami anoreksia nervosa di usia yang lebih muda dan pernah mengalami gangguan tersebut sebelumnya. Ternyata dampak dari terapi keluarga ini mampu bertahan hingga 5 tahun setelah berakhirnya penanganan terapi keluarga.

Baca Artikel Kami Lainnya: Biografi Singkat AlbAlbertert Ellis Dan Terapi REBT.

Berdasarkan teori Minuchin yang dikembangkan di Inggris dalam melakukan terapi keluarga. Ternyata memberikan bukti yang menunjukkan bahwa terapi keluarga ini memberikan dampak yang kuat terhadap pasien penderita anoreksia nervosa. Para pasien menunjukkan perubahan pola makan yang normal dan mempertahankannya selama dalam jangka waktu yang cukup lama.

Jadi jika kamu mengalami gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau sejenisnya. Akan lebih baik diberikan penanganan lebih awal untuk hasil yang lebih maksimal.

Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2017). Psikologi Abnormal Edisi Ke-7. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Artikel oleh: Logos Indonesia.